“Andri! Jebakannya udah lenyap!” Kata Aisha
“Langsung ke atas.” Kataku
Kami semua langsung ke atas, lantai 23. Aku tahu persis seluk beluk gedung ini, mulai dari jalan, sudut tak terlihat, bahkan titik buta yang tidak biasanya dilihat orang. Malah aku yang menyusun beberapa rencana penjagaan di gedung ini dan hal itu membuatku meyadari banyak hal janggal.
“Terlalu janggal.” Kataku
“Apanya?” Tanya Mama
“Penjagaannya, jebakannya, ruangan yang tidak kukenal. Minimal ada 3 hal yang janggal disini.” Jawabku
“Jadi gimana? Apa batalin aja?” Tanya Kamelia
Aku berpikir sebentar.
“Nggak, lanjut dulu, tapi, kita ganti formasi. Aisha akan ada di tengah, yang lain lindungi Aisha dan aku akan di paling depan.” Jawabku
“Aku? Kenapa nggak kamu?” Tanya Aisha
“Aku salah satu yang paling tahu seluk beluk gedung ini. Alasan aku tempatkan kamu di tengah supaya kamu bisa lihat 360 derajat. Aku butuh kamu untuk cepat tanggap seandainya ada yang kena jebakan.” Jawabku
Aisha terdiam sebentar, alisnya menekuk.
“Sejanggal itukah? Kalau memang jauh dari yang kamu ingat, ada baiknya kita nggak lanjut, Andri.” Kata Aisha
“Mauku juga gitu, tapi, aku merancang sistem keamanan yang membuat penyusup tidak bisa mundur. Kalau Hadi mengotak-atik sistem itu sampai jadi letal, kita semua akan mati kalau mundur, aku nggak mau itu terjadi.” Kataku
Semuanya kaget mendengar perkataanku.
“Jadi kita nggak bisa kabur?” Tanya Mama
“Selama ada aku dan Aisha, secara teori, mustahil kita bisa terjebak. Masalahnya bukan apakah kita bisa keluar atau nggak.” Jawabku
“Sihirnya Hadi ya?” Tanya Aisha
“Betul.” Jawabku
“Bentar, aku nggak paham.” Kata Kamelia
“Sihir setiap petinggi negara bersifat konfidensial. Kecuali ada yang ingin menjungkir balikkan pemerintahan, mustahil untuk tahu sihir apa yang dimiliki petinggi negara dan ini berlaku di seluruh dunia. Cerita Aisha soal Kak Laksmi membuatku berpikir 10 kali lebih keras karena ada kemungkinan itu pengaruh sihir Hadi.” Kataku
Semuanya terdiam, berpikir keras.
“A-apa jangan-jangan kita sendiri terpegaruh sihir Hadi dimomen kita masuk?”
“Bisa aja, tapi, kalau kita takut soal itu, apa kita bisa menyalamatkan Nusantara?” Tanyaku sambil berbalik badan “Yang penting fokus pada tujuan utama dan libas semua rintangan. Itulah caraku selama ini menangkap anggota kalian dan aku selalu berhasil. Sudah terbukti kemampuanku dan akan kutanya lagi, apa dengan rasa takut aku berhasil?”
Semua terdiam sebelum akhirnya mengangguk
“Merlot, aku perlu sihir cintamu, bolehkah?” Tanya Aisha
“Oh aku mungkin juga perlu, Mam.” Kataku
“Aku bakalan jaga di belakang, jadi, aku perlu juga.” Kata Kamelia
“Ohh teknik Jean ya?” Tanya Mama sambil merogoh tasnya “Minum dulu ini.”
Aku, Aisha, dan Kamelia meminum obat yang dikasih Mama. Setelah aku meminum obat, tiba-tiba Mama memelukku degan erat.
“Mama? Kenapa?” Tanyaku
“Sihir cinta, teknik Jean, dukungan wanita.” Rapal Mama
Tiba-tiba sekujur tubuhku serasa ditusuk jarum, pembuluh darahku seperti diisi udara, dan kepalaku seperti dimasukan darah dalam jumlah yang tidak masuk akal. Saat itu aku menyadari, itulah kenapa Mama memelukku dengan erat. Tak lama kemudian, semua sensasi itu hilang dan tenagaku seperti bertambah 100 kali lipat.
“Aku pakai resep asliku, Andri. Resep ini nggak ada efek sampingnya untuk perempuan, tapi, bakalan sangat menyakitkan untuk laki-laki.” Kata Merlot
“Ka-kamu gila, ya? Kalau Andri kenapa-napa, kita bakalan repot, Merlot!” Seru Aisha
“Apa kamu lupa apa kata Andri, Aisha? Apa rasa takut yang membuat kita berhasil?” Tanya Mama
“Tapi…” Kata Aisha
Sesaat aku melihat tangan Mama bergetar.
“Aisha, Mama juga nggak mau melakukan ini,” Kataku sambil memegang dan mengangkat tangan Mama “Getarannya lumayan lho.”
Mata Aisha membelalak dan akhirnya menunduk.
“Ma-maaf, harusnya aku tahu.” Kata Aisha
“Nggak apa-apa, yang penting kamu mengerti.” Kata Mama sambil tersenyum
“Sudah, kita harus bergegas. Kita nggak tahu apa yang terjadi kalo kita lebih lama lagi disini.” Kataku
Kreator : Hitogo
Comment Closed: Echanta Operation (Part 9) III
Sorry, comment are closed for this post.