KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Fajar dan Perjuangan Melawan Gatal: Sebuah Kisah Ketekunan di Pesantren

    Fajar dan Perjuangan Melawan Gatal: Sebuah Kisah Ketekunan di Pesantren

    BY 21 Okt 2024 Dilihat: 257 kali
    Fajar dan Perjuangan Melawan Gatal Sebuah Kisah Ketekunan di Pesantren_alineaku

    Fajar adalah seorang santri di sebuah pondok pesantren yang terletak di pinggiran desa. Ia berasal dari keluarga sederhana, namun tekadnya untuk menuntut ilmu agama begitu kuat. Sejak kecil, Fajar telah bercita-cita menjadi seorang ulama yang bisa bermanfaat bagi banyak orang. Oleh karena itu, ia dengan senang hati meninggalkan rumahnya dan tinggal di pesantren tersebut untuk belajar.

    Namun, di tengah semangatnya yang tinggi, Fajar mulai merasakan ada yang tidak beres dengan tubuhnya. Pada awalnya, ia hanya merasakan gatal-gatal ringan di tangan dan kakinya. Ia mengira itu hanya karena udara yang panas atau kebersihan yang kurang terjaga. Akan tetapi, lama-kelamaan rasa gatal itu semakin menyebar ke seluruh tubuhnya. Kulitnya menjadi merah dan timbul bentol-bentol. Setiap malam, Fajar kesulitan tidur karena rasa gatal yang tak tertahankan.

    Teman-temannya mulai khawatir melihat kondisi Fajar. Mereka menyarankan Fajar untuk pergi ke puskesmas terdekat agar segera mendapat pengobatan. Namun, Fajar menolak. Baginya, jika ia pergi ke puskesmas, ia akan kehilangan waktu berharga untuk belajar. Apalagi, biaya pengobatan mungkin akan membebani orang tuanya di rumah.

    Suatu hari, salah satu Ustadz di pondok tersebut, Ustadz Rahman, melihat kondisi Fajar yang semakin parah. Ustadz Rahman segera mendekati Fajar dan bertanya tentang penyakit yang dideritanya. Setelah mendengar cerita Fajar, Ustadz Rahman memberi nasihat agar Fajar segera mencari pengobatan, sebab kesehatan adalah hal yang penting dalam menuntut ilmu.

    Ustadz Rahman kemudian membawa Fajar ke seorang tabib tradisional yang tinggal tidak jauh dari pondok. Tabib itu dikenal memiliki keahlian dalam mengobati berbagai macam penyakit kulit dengan menggunakan obat-obatan alami. Setelah memeriksa Fajar, tabib tersebut memberikan sebuah ramuan yang disebut tetalen, sebuah ramuan herbal yang terbuat dari campuran tanaman obat yang diolah secara khusus.

    Fajar diminta untuk mengoleskan ramuan tetalen tersebut ke bagian tubuh yang terasa gatal. Awalnya, Fajar merasa ragu, namun ia mengikuti instruksi tabib dengan penuh harap. Setelah beberapa hari, rasa gatal di tubuhnya perlahan mulai berkurang. Kulitnya yang sebelumnya memerah dan bentol-bentol mulai mereda. Melihat adanya perubahan, Fajar semakin rajin mengoleskan ramuan itu setiap hari.

    Dalam waktu beberapa minggu, gatal-gatal yang menghantui Fajar akhirnya hilang sepenuhnya. Kulitnya kembali normal, dan ia bisa tidur nyenyak di malam hari tanpa harus terganggu oleh rasa gatal. Teman-temannya bersyukur melihat Fajar kembali sehat dan bisa kembali fokus dalam belajar.

    Meskipun sempat menderita, Fajar tidak pernah sedikit pun berpikir untuk meninggalkan pondok pesantren tersebut. Baginya, segala ujian yang ia alami adalah bagian dari perjalanan menuntut ilmu. Fajar menyadari bahwa kesabaran dan ketekunan adalah kunci untuk mencapai kesuksesan, tidak hanya dalam belajar, tetapi juga dalam menghadapi cobaan hidup.

    Dengan tubuh yang sudah pulih, Fajar semakin semangat mengikuti pelajaran dan mengkaji kitab di pondok. Ia bahkan semakin tekun dalam beribadah, berharap agar kelak ilmu yang diperoleh dapat bermanfaat bagi banyak orang. Fajar yakin, dengan ketekunan dan doa yang tulus, ia bisa mencapai cita-citanya dan bisa mengamalkan ilmu agama yang diperoleh di pesantren yang membawa kebaikan bagi masyarakat.

    Fajar pun terus melanjutkan studinya di pondok pesantren tersebut dengan penuh semangat. Kini, ia bukan hanya menjadi contoh ketekunan dalam menuntut ilmu, tetapi juga menjadi inspirasi bagi santri lain bahwa dengan kesabaran dan usaha yang gigih, segala kesulitan bisa diatasi.

     

     

    Kreator : Safitri Pramei Hastuti

    Bagikan ke

    Comment Closed: Fajar dan Perjuangan Melawan Gatal: Sebuah Kisah Ketekunan di Pesantren

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021