Di ambang senja tahun yang lelah, langit meratap pilu,
Badai jiwa dan gelombang nestapa, menghempas tanpa ampun.
Luka-luka menganga di tepian harapan,
Seakan malam enggan menyerah pada fajar yang tertatih.
Namun di balik kabut getir, angin berbisik lirih,
Membawa gema tahun baru yang perlahan berpendar.
Fajar 2025 melangkah teduh, menyapu duka yang bertaut,
Menyirami tanah hati dengan embun janji yang bersujud.
Kita, para pejuang yang terhuyung di tepi waktu,
Menggenggam serpih mimpi di sela reruntuh asa.
Tahun baru bukan sekadar angka yang bergulir,
Ia adalah kanvas tak bernoda, menanti warna keberanian.
Fajar itu bukan sekadar sinar pagi,
Ia adalah kebangkitan dari retakan masa lalu.
Ia adalah dekap hangat di ujung malam yang menggigil,
Ia adalah jaminan bahwa luka pun bisa menjadi bintang.
Kini, kita tak lagi berlari dari bayang sendiri,
Kita menatap masa lalu dengan dada yang lapang.
Setiap jejak adalah doa, setiap hembusan nafas adalah harapan,
Dari puing-puing nestapa, kita membangun kehidupan yang baru.
Gemilang bukan sekadar ilusi,
Ia adalah buah dari keringat dan air mata yang tertumpah.
Kita yang jatuh, mengerti makna bangkit,
Kita yang terluka, memahami esensi sembuh yang sesungguhnya.
Datanglah, fajar 2025, dengan cahaya yang menghangatkan,
Hanguskan lara, nyalakan asa yang sempat redup.
Bimbing langkah-langkah letih menuju cakrawala yang dijanjikan,
Biarkan harapan bermekaran, seperti mawar di taman takdir.
Kita adalah nyala yang tak padam oleh badai,
Kita adalah pejuang yang menantang gelap.
Di tahun yang baru, kita tak lagi sendirian,
Fajar menuntun jalan, menuju kisah yang lebih berarti.
Luka-luka itu kini berpendar sebagai jejak perjalanan,
Bekas-bekasnya menguatkan hati yang sempat rapuh.
Di persimpangan waktu, kita tak lagi terbelenggu,
Kita melangkah tegap, menuju masa depan yang bercahaya.
Fajar 2025, engkau adalah jawaban,
Dari rintihan sunyi yang bergelantung di dada.
Engkau adalah mercusuar di samudra pekat,
Engkau adalah bukti, bahwa gelap selalu berujung pada terang.
Maka, mari kita rengkuh fajar ini dengan tangan terbuka,
Dengan jiwa yang utuh dan hati yang tak lagi gentar.
Kita adalah cahaya yang bersinar,
Menjadi nyala yang tak akan pernah padam.
Fajar 2025, engkau adalah awal yang baru,
Di mana luka menjelma cahaya, dan harapan tak lagi pudar.
Dengan keyakinan yang teguh, kita melangkah,
Sebab setiap luka adalah jembatan menuju cahaya yang abadi.
Kreator : Vidya D’CharV (dr. Olvina ML.L. Pangemanan, M.K.M.)
Comment Closed: Fajar yang Bangkit dari Luka
Sorry, comment are closed for this post.