KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • basedonmyrealitylife
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Fajar yang Bangkit dari Luka

    Fajar yang Bangkit dari Luka

    BY 30 Sep 2025 Dilihat: 4 kali
    Fajar yang Bangkit dari Luka_alineaku

    Di ambang senja tahun yang lelah, langit meratap pilu,
    Badai jiwa dan gelombang nestapa, menghempas tanpa ampun.
    Luka-luka menganga di tepian harapan,
    Seakan malam enggan menyerah pada fajar yang tertatih.

     

    Namun di balik kabut getir, angin berbisik lirih,
    Membawa gema tahun baru yang perlahan berpendar.
    Fajar 2025 melangkah teduh, menyapu duka yang bertaut,
    Menyirami tanah hati dengan embun janji yang bersujud.

     

    Kita, para pejuang yang terhuyung di tepi waktu,
    Menggenggam serpih mimpi di sela reruntuh asa.
    Tahun baru bukan sekadar angka yang bergulir,
    Ia adalah kanvas tak bernoda, menanti warna keberanian.

     

    Fajar itu bukan sekadar sinar pagi,
    Ia adalah kebangkitan dari retakan masa lalu.
    Ia adalah dekap hangat di ujung malam yang menggigil,
    Ia adalah jaminan bahwa luka pun bisa menjadi bintang.

     

    Kini, kita tak lagi berlari dari bayang sendiri,
    Kita menatap masa lalu dengan dada yang lapang.
    Setiap jejak adalah doa, setiap hembusan nafas adalah harapan,
    Dari puing-puing nestapa, kita membangun kehidupan yang baru.

     

    Gemilang bukan sekadar ilusi,
    Ia adalah buah dari keringat dan air mata yang tertumpah.
    Kita yang jatuh, mengerti makna bangkit,
    Kita yang terluka, memahami esensi sembuh yang sesungguhnya.

     

    Datanglah, fajar 2025, dengan cahaya yang menghangatkan,
    Hanguskan lara, nyalakan asa yang sempat redup.
    Bimbing langkah-langkah letih menuju cakrawala yang dijanjikan,
    Biarkan harapan bermekaran, seperti mawar di taman takdir.

     

    Kita adalah nyala yang tak padam oleh badai,
    Kita adalah pejuang yang menantang gelap.
    Di tahun yang baru, kita tak lagi sendirian,
    Fajar menuntun jalan, menuju kisah yang lebih berarti.

     

    Luka-luka itu kini berpendar sebagai jejak perjalanan,
    Bekas-bekasnya menguatkan hati yang sempat rapuh.
    Di persimpangan waktu, kita tak lagi terbelenggu,
    Kita melangkah tegap, menuju masa depan yang bercahaya.

    Fajar 2025, engkau adalah jawaban,
    Dari rintihan sunyi yang bergelantung di dada.
    Engkau adalah mercusuar di samudra pekat,
    Engkau adalah bukti, bahwa gelap selalu berujung pada terang.

     

    Maka, mari kita rengkuh fajar ini dengan tangan terbuka,
    Dengan jiwa yang utuh dan hati yang tak lagi gentar.
    Kita adalah cahaya yang bersinar,
    Menjadi nyala yang tak akan pernah padam.

    Fajar 2025, engkau adalah awal yang baru,
    Di mana luka menjelma cahaya, dan harapan tak lagi pudar.
    Dengan keyakinan yang teguh, kita melangkah,
    Sebab setiap luka adalah jembatan menuju cahaya yang abadi.

     

     

    Kreator : Vidya D’CharV (dr. Olvina ML.L. Pangemanan, M.K.M.)

    Bagikan ke

    Comment Closed: Fajar yang Bangkit dari Luka

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak lahir begitu saja. Di balik perumusan lima sila yang menjadi pondasi bangsa ini, ada pemikiran mendalam dari para tokoh pendiri bangsa, salah satunya adalah Soekarno. Pemikiran Soekarno dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Lalu, apa saja pemikiran Soekarno tentang dasar negara […]

      Des 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021