Seperti perangkap tikus, pinjol menawarkan kenikmatan, membuat orang merasa bodoh jika melewatkannya. Saat menyetujui Pinjol sebagai solusi, mereka tidak menyadari bahwa dibalik tawaran menggiurkan itu bisa jadi adalah jerat yang mematikan. Faktanya, sampai saat ini pinjol meninggalkan penderitaan dan kerugian yang jauh lebih banyak dari kesenangan yang diterima. Bukan hanya penderitaan psikologis yang membuat susah tidur, sering waswas, bahkan merenggut nyawa. Nyatanya sampai saat ini pinjol itu mengatasi masalah dengan masalah yang lebih banyak. Kesenangan yang diimpikan ternyata hanya sesaat, memberi kesempatan menarik nafas lega sesaat, untuk kemudian mengalami sesak nafas yang ujungnya belum dapat diperkirakan.

Mengapa begitu banyak orang terjerat Pinjol? bahkan berita yang beredar menunjukkan bahwa korban pinjol bukan hanya mereka yang termasuk kelas bawah dengan pendidikan rendah, tetapi juga mereka yang pernah mengenyam pendidikan bahkan mahasiswa dan guru. Apakah mereka tidak menggunakan akal pikiran ketika memutuskan untuk meminjam secara online?
Faktanya bahwa membuat keputusan tidak didominasi oleh domain kognitif. Urusan menyepakati sesuatu, membeli barang, atau meminjam uang, sebagian besarnya adalah urusan rasa. James Clear dalam bukunya Atomic Habits mengemukakan empat kaidah untuk meraih apa yang diharapkan. Kaidah pertama adalah menjadikannya terlihat, kaidah kedua menjadikannya menarik, kaidah ketiga menjadikannya mudah, dan kaidah keempat menjadikannya memuaskan. Rupanya kaidah ini cocok digunakan untuk berbagai segmen, tanpa memperhatikan tujuan akhirnya apakah untuk suatu kebaikan atau bukan.
Untuk menarik konsumen lebih banyak, tawaran pinjol atau apapun itu, harus dibuat menjadikannya terlihat. Secara berkala pengguna media sosial akan ditawari pinjaman online, bahkan kalau perlu menawarkannya melalui pesan privat. Bagi orang yang sangat membutuhkan, atau terdesak, tentu tawaran yang sering terlihat ini seperti angin segar atau air penawar dahaga yang akan membuatnya merasa rugi jika tidak segera menggerakkan jari menelusuri lebih mendalam. Bukan hanya orang yang sedang membutuhkan, bahkan anak-anak dan remaja yang tidak membutuhkan pun akan kepo dan tertarik mencoba, karena tawaran itu muncul melalui media sosial dan akun privat mereka seperti jadwal makan obat, tiga kali sehari.
Agar konsumen tidak ragu untuk memilihnya, tawaran pinjol harus menjadikannya menarik. Kaidah ini tidak hanya ampuh menyedot perhatian masyarakat kita yang notabene kalangan miskin dengan pendidikan rendah, tetapi siapa saja tanpa pandang bulu, tanpa segmen strata sosial. Ketika penawaran pinjol disampaikan dengan cara yang menarik, kata-kata yang manis, gambar yang menarik, suara yang menyenangkan, dan cara yang seolah-olah menjadi solusi atas segala penderitaan dan kesengsaraan yang selama ini dialami, akan memudahkan siapa saja yang tertarik untuk tidak melewatkannya, dan segera klik ok. Kalaupun kita tidak mengalami penderitaan, tidak benar-benar membutuhkan tetap saja tawaran itu akan menarik, toh kebutuhan dapat diciptakan.
Menjadikannya mudah adalah kaidah penting. Siapapun secara sadar ataupun tidak, tentu mengharapkan kemudahan. Pinjol memudahkan siapa saja untuk mengakses, dengan persyaratan yang super mudah bahkan tanpa syarat, cepat dalam pencairan dan tawaran kemudahan lainnya. Betapa tidak, meminjam kepada kerabat apalagi tetangga adalah hal yang mungkin sulit dan menyakitkan. Peminjam harus siap dengan sikap dan kata-kata yang mungkin tidak mengenakkan. Maka mudahnya pinjaman online menjadi pilihan utama. Tidak perlu bertemu siapapun, dan tidak mendapatkan kesan tidak enak dari si peminjam saat meminjam. Soal nanti saat ditagih mungkin tidak mengenakkan, tidak terpikirkan, karena ancaman itu tidak nyata.
Kepuasan adalah impian setiap orang, maka menjadikannya memuaskan adalah kaidah yang tidak boleh dilewatkan. Pinjaman online menawarkan berbagai kepuasan yang mungkin belum pernah dirasakan. Tidak perlu menunggu kaya (yang entah kapan itu datangnya), dengan pinjaman online, dalam waktu yang tidak terlalu lama, Anda akan merasakan enaknya punya kulkas, senangnya tidur di kasur yang empuk, dapat merenovasi rumah, dapat merasakan naik mobil baru, bisa berbangga-bangga kepada kerabat dan tetangga serta berbagai kesenangan dalam waktu tidak terlalu lama. Kepuasan di depan mata, dan jika Anda melewatkannya, mungkin Anda termasuk orang yang bodoh.
Tidak ada tawaran pinjol yang menjelaskan step berikutnya setelah pinjol didapat, bagaimana harus pontang panting mencari dana untuk membayar, tidak ada cerita tentang malunya kepada kerabat dan handai tolan yang dikirimi pesan singkat dari admin pinjol bahwa Anda punya utang dan terlambat membayar. Tidak ada paparan bahwa jika tidak mampu membayar satu akun pinjol, ada kemungkinan meminjam melalui pinjol lain, dan ada kemungkinan menggali lobang lebih banyak untuk menutup lobang yang lebih sedikit.
Pertanyaannya, seberapa tinggi peran negara dalam melindungi warga negaranya dari berbagai hal yang sudah terbukti menyengsarakan ini? Seberapa kuat negara mencegah agar tawaran pinjol tidak sering terlihat, tidak mudah diakses, menjadikannya tidak menarik dan tidak memuaskan? Walaupun ada yang disebut pinjol legal dan ilegal, bukankah tidak ada fakta yang menunjukkan bahwa pinjol legal lebih menguntungkan daripada pinjol ilegal, adakah kisah orang yang meraih kesuksesan karena pinjol legal? Bagaimana pendapatmu?
Kreator : Iis Rodiah
Comment Closed: FAKTA PINJOL
Sorry, comment are closed for this post.