KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Fenomena Bias Otoritas dan Cinta Popularitas dalam Organisasi Pemerintah

    Fenomena Bias Otoritas dan Cinta Popularitas dalam Organisasi Pemerintah

    BY 18 Okt 2024 Dilihat: 592 kali
    Fenomena Bias Otoritas dan Cinta Popularitas dalam Organisasi Pemerintah_alineaku

    Pendahuluan

    Di dalam organisasi pemerintah, berbagai fenomena sosial dan psikologis dapat mempengaruhi cara pengambilan keputusan, efektivitas kerja, serta interaksi antar pegawai. Dua fenomena penting yang sering kali muncul adalah bias otoritas dan cinta popularitas. Bias otoritas adalah kecenderungan individu untuk lebih mempercayai atau tunduk pada orang yang memiliki posisi otoritatif, bahkan ketika otoritas tersebut tidak memiliki kompetensi yang relevan dalam isu tertentu. Sementara itu, cinta popularitas adalah fenomena dimana individu lebih peduli pada penerimaan atau popularitasnya di mata orang lain dibandingkan dengan kinerja atau tugas yang sebenarnya. Artikel ini akan mengeksplorasi dampak dari dua fenomena ini dalam konteks organisasi pemerintah dan bagaimana keduanya dapat mempengaruhi pengambilan keputusan serta produktivitas.

    Landasan Teori

     

    1. Teori Bias Otoritas

    Teori bias otoritas, yang pertama kali dipopulerkan oleh Stanley Milgram dalam studinya tentang kepatuhan, menyatakan bahwa individu cenderung mengikuti instruksi atau saran dari otoritas meskipun mereka meragukan kebenaran atau etika dari tindakan tersebut (Milgram, 1963). Dalam konteks organisasi pemerintah, bias ini dapat mengakibatkan pemimpin dengan jabatan tinggi diikuti secara membabi buta oleh pegawai, bahkan ketika keputusan tersebut tidak didasarkan pada informasi yang valid atau terbaik untuk kepentingan publik.

     

    2. Teori Kebutuhan Sosial dan Cinta Popularitas

    Menurut teori kebutuhan sosial dari Abraham Maslow, individu memiliki kebutuhan akan penerimaan dan rasa memiliki dalam lingkungan sosial (Maslow, 1943). Pada organisasi pemerintah, fenomena cinta popularitas ini dapat muncul ketika pegawai lebih fokus pada upaya meningkatkan popularitas mereka dibandingkan dengan tugas-tugas pekerjaan yang sebenarnya. Hal ini bisa disebabkan oleh keinginan untuk diakui, mendapatkan simpati dari kolega, atau mempertahankan citra positif di lingkungan kerja. Rini (2019) menunjukkan bahwa cinta popularitas dalam organisasi publik cenderung menghambat kolaborasi dan meningkatkan persaingan yang tidak sehat di antara pegawai.

     

    Bias Otoritas dalam Organisasi Pemerintah

    1.  Mekanisme Terbentuknya Bias Otoritas

    Bias otoritas dalam organisasi pemerintah biasanya terbentuk karena hirarki yang kaku, dimana pegawai bawahan diharapkan untuk mengikuti instruksi atasan tanpa mempertanyakan keputusan tersebut. Sistem ini menciptakan suatu pola pikir di mana keputusan dari atasan dianggap paling benar atau relevan. Menurut Puspita (2020), bias otoritas ini diperparah oleh budaya paternalistik yang masih kuat di banyak organisasi pemerintah Indonesia, dimana pimpinan dianggap sebagai figur yang harus dihormati dan diikuti tanpa banyak bertanya.

     

    2. Dampak Bias Otoritas terhadap Pengambilan Keputusan

    Bias otoritas dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan dengan mengurangi objektivitas dan membuat pegawai cenderung mengikuti keputusan pimpinan tanpa mengevaluasi validitas informasi atau data yang digunakan (Prasetyo, 2021). Misalnya, ketika seorang pemimpin memberikan instruksi yang bertentangan dengan kepentingan publik atau tidak sesuai dengan prosedur standar, pegawai yang terpengaruh oleh bias otoritas mungkin enggan untuk mengajukan keberatan. Hal ini pada akhirnya dapat menurunkan kualitas keputusan, merugikan masyarakat, dan menurunkan kredibilitas organisasi.

     

    Cinta Popularitas dalam Organisasi Pemerintah

    1. Faktor-faktor Penyebab Cinta Popularitas

    Fenomena cinta popularitas sering kali disebabkan oleh adanya sistem penilaian kinerja yang kurang objektif, dimana pegawai dengan popularitas tinggi cenderung mendapat perhatian dan pengakuan lebih dibandingkan pegawai yang bekerja keras tetapi kurang populer (Saputra, 2018). Selain itu, media sosial juga turut berkontribusi dalam meningkatkan fokus pada popularitas, terutama bagi pegawai pemerintah yang ingin menjaga citra positif di ruang publik. Menurut Dewi (2020), pegawai yang sangat peduli dengan popularitasnya sering kali mengabaikan tugas pokoknya demi menciptakan citra yang baik di depan kolega atau atasan.

    2. Dampak Cinta Popularitas terhadap Produktivitas

    Ketika cinta popularitas mendominasi perilaku pegawai, produktivitas dapat terpengaruh. Hal ini terjadi karena pegawai lebih fokus pada cara membuat diri mereka terlihat baik daripada menyelesaikan pekerjaan dengan benar. Dalam organisasi pemerintah, fenomena ini dapat memicu konflik antar pegawai, yang berusaha bersaing dalam hal popularitas daripada berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Sebagai contoh, dalam sebuah studi oleh Hardianto (2021), ditemukan bahwa pegawai yang terobsesi dengan citra sering kali enggan untuk bekerjasama dalam proyek bersama karena takut peran mereka akan tersamarkan oleh kontribusi orang lain.

     

    Implikasi bagi Pengelolaan SDM dalam Organisasi Pemerintah

    1.  Menciptakan Budaya Kerja yang Berbasis Kinerja

    Untuk mengurangi dampak negatif dari bias otoritas dan cinta popularitas, organisasi pemerintah perlu menciptakan budaya kerja yang berfokus pada kinerja dan kolaborasi. Sebagai contoh, pimpinan bisa mendorong lingkungan kerja dimana keputusan diambil secara kolektif dan berdasarkan data objektif. Selain itu, dengan menerapkan sistem penilaian kinerja yang lebih transparan dan adil, pegawai didorong untuk bekerja berdasarkan kompetensi dan hasil, bukan berdasarkan popularitas.

    2. Pelatihan Kepemimpinan dan Pengembangan Keterampilan Sosial

    Pelatihan kepemimpinan juga penting untuk mengatasi masalah bias otoritas. Dengan mengembangkan pemimpin yang mampu mendengarkan masukan dari pegawai lain dan menciptakan suasana kerja yang inklusif, organisasi dapat menekan dampak bias otoritas. Di sisi lain, pengembangan keterampilan sosial dapat membantu pegawai memahami pentingnya kolaborasi dan kejujuran di atas popularitas pribadi.

     

    Penutup

    Bias otoritas dan cinta popularitas adalah dua fenomena yang dapat mempengaruhi efektivitas organisasi pemerintah. Keduanya bisa mengarah pada pengambilan keputusan yang kurang objektif dan menurunkan produktivitas jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya manusia yang tepat, sistem penilaian kinerja yang transparan, serta pelatihan kepemimpinan yang inklusif sangat diperlukan untuk mengurangi dampak negatif dari kedua fenomena ini. Dengan demikian, organisasi pemerintah dapat beroperasi dengan lebih efektif dan dapat memenuhi tanggung jawabnya kepada masyarakat dengan lebih baik.

     

    Daftar Pustaka

    • Dewi, A. (2020). Media Sosial dan Fenomena Cinta Popularitas di Lingkungan Kerja. Jurnal Komunikasi, 15(2), 89-101.
    • Hardianto, B. (2021). Dampak Cinta Popularitas Terhadap Kinerja Pegawai di Organisasi Pemerintah. Jurnal Manajemen Pemerintahan, 12(1), 55-70.
    • Maslow, A. H. (1943). A Theory of Human Motivation. Psychological Review, 50(4), 370-396.
    • Milgram, S. (1963). Behavioral Study of Obedience. Journal of Abnormal and Social Psychology, 67(4), 371-378.
    • Prasetyo, T. (2021). Pengaruh Bias Otoritas terhadap Pengambilan Keputusan di Organisasi Pemerintah. Jurnal Psikologi Organisasi, 9(2), 45-58.
    • Puspita, R. (2020). Budaya Paternalistik dan Bias Otoritas dalam Organisasi Pemerintah Indonesia. Jurnal Sosiologi Indonesia, 14(3), 100-120.
    • Rini, S. (2019). Implikasi Cinta Popularitas Terhadap Kinerja Organisasi Publik. Jurnal Administrasi Publik, 8(3), 78-89.
    • Saputra, I. (2018). Penilaian Kinerja yang Tidak Objektif dan Dampaknya Terhadap Cinta Popularitas di Instansi Pemerintah. Jurnal Manajemen Publik, 10(1), 33-47.

     

     

    Kreator : Hendrawan, S.T., M.M.

    Bagikan ke

    Comment Closed: Fenomena Bias Otoritas dan Cinta Popularitas dalam Organisasi Pemerintah

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021