Seorang anak ingin makan sendiri tetapi menjatuhkan makanannya ke lantai. Ketika orang tua mencoba membantunya, anak tersebut menolak dan mulai menangis keras, mengatakan, “Aku bisa sendiri!”
Meski akhirnya berhasil makan sendiri, anak menjadi mudah tersinggung jika ada yang mencoba membantu. Fenomena seperti kasus diatas sering disebut Terrible Two.
Jadi, Terrible Two adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan fase perkembangan anak sekitar usia dua tahun. Pada fase ini, anak sering menunjukkan perilaku yang sulit diatur seperti tantrum, menangis, menolak perintah bahkan menantang. Fase ini merupakan bagian normal dari tumbuh kembang anak ketika mereka mulai mengembangkan kemandirian dan keterampilan komunikasi. Anak dalam fase Terrible Two bisa dilihat dari ciri-cirinya sebagai berikut :
1. Tantrum atau ledakan emosi
Anak sering mengalami kemarahan tiba-tiba, menangis, atau berteriak saat keinginannya tidak terpenuhi.
2. Sikap menentang dan menolak
Anak lebih sering berkata “tidak” meskipun sebelumnya menurut.
3. Kemandirian yang tinggi
Mulai ingin melakukan banyak hal sendiri, seperti makan atau berpakaian tanpa bantuan.
4. Perubahan mood yang cepat
Dalam waktu singkat, anak bisa berubah dari bahagia menjadi marah atau sedih.
5. Frustasi karena keterbatasan bahasa.
Anak ingin menyampaikan sesuatu tetapi masih terbatas dalam kemampuan berbicara, yang menyebabkan frustasi.
Terrible Two dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain :
1. Perkembangan kemandirian
Anak mulai menyadari bahwa mereka adalah individu yang terpisah dari orang tuanya dan ingin mencoba segala sesuatu sendiri.
2. Perkembangan emosi yang belum stabil
Anak usia dini belum sepenuhnya mampu mengelola emosinya, sehingga mudah marah atau frustasi.
3. Keterbatasan bahasa
Ketidakmampuan untuk mengungkapkan keinginan atau perasaan dengan kata-kata dapat memicu tantrum.
4. Keinginan eksplorasi dunia sekitar
Rasa ingin tahu yang tinggi membuat anak sering mencoba hal baru, meski kadang tidak sesuai dengan aturan yang diberikan orang tua.
Beberapa hal bisa dilakukan untuk pencegahan Terrible Two :
1. Menjaga rutinitas untuk konsisten
Anak merasa lebih aman dan nyaman ketika mereka tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
2. Memberikan pilihan
Memberikan anak pilihan yang sederhana (misalnya, memilih antara dua jenis pakaian) dapat membantu mengurangi konflik.
3. Menghindari pemicu tantrum
Perhatikan situasi yang biasanya memicu tantrum, seperti lapar atau lelah, dan antisipasi dengan menyediakan makanan atau waktu istirahat yang cukup.
4. Melatih keterampilan komunikasi
Ajarkan anak cara sederhana untuk mengungkapkan perasaan atau keinginannya, seperti menggunakan bahasa tubuh atau kata-kata sederhana.
Beberapa tips untuk menghadapi anak Terrible Two :
1. Tetap tenang dan sabar
Hindari bereaksi dengan kemarahan saat anak tantrum. Tetap tenang dan biarkan anak menenangkan diri terlebih dahulu.
2. Alihkan perhatian
Jika anak mulai rewel, coba alihkan perhatiannya ke aktivitas lain yang menarik, seperti bermain dengan mainan favoritnya.
3. Berikan penegasan positif
Pujilah perilaku positif anak, seperti berbagi atau merapikan mainan, untuk mendorong mereka mengulangi perilaku tersebut.
4. Jangan menyerah pada permintaan yang tidak sesuai
Konsistensi penting. Jangan menyerah hanya karena anak menangis. Anak perlu memahami bahwa ada batasan yang harus dihormati.
5. Ajarkan cara menenangkan diri
Ajari anak untuk mengambil napas dalam-dalam atau menghitung hingga sepuluh untuk menenangkan diri ketika merasa lelah.
6. Tetapkan aturan sederhana dan jelas
Buat aturan yang sesuai usia dan mudah dipahami anak, serta terapkan dengan konsisten.
Fase “ Terrible Two” adalah bagian normal dari perkembangan anak yang membantu mereka belajar kemandirian dan mengelola emosi. Meskipun sering menantang, fase ini bisa dihadapi dengan pendekatan yang sabar, konsisten, dan penuh kasih sayang. Dengan cara tersebut, orang tua dapat membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan mampu mengelola emosinya dengan baik.
Kreator : Tri Welas Asih
Comment Closed: Fenomena Terrible Two Pada Anak
Sorry, comment are closed for this post.