Kemarahan adalah sesuatu yang membawa dampak negatif , baik pada pelaku dan juga korbannya. Tidak cukup itu saja, dampak negatif akan berada pada lingkungan pelampiasan amarah tersebut.
Banyak hal yang menjadi penyebab kita mudah marah, dan fatalnya lagi kita selalu mencari alasan karena apa kita marah pada seseorang dan membenarkannya.
Setali dua uang, orang yang menjadi korban pelampiasan amarah kita juga melakukan alasan yang sama, yaitu mencari pembenaran bahwa ‘aku tak bersalah, aku tak pantas untuk dimarahi’.
Lalu bagaimana seharusnya kita menyikapi kondisi ini? Disini penulis mencoba untuk berimajinasi menuliskan ‘suasana marah menjadi hal yang tak menegangkan ‘
***
“ Bu, Doni mana, kok belum pulang ini? Sudah larut malam” tanya ayah.
“ Anak ABG yah, palingan ngumpul di cakruk bu Leha “, jawab ibu dengan ringan.
“ Jangan dibiasakan lah bu, walaupun ia anak cowok, tetap berbahaya larut malam masih keluyuran”
Ibu hanya mengangguk. Melanjutkan mencuci piring dan pakaian yang teraduk-aduk di mesin cuci.
Ayah kembali ke kamar tidurnya, melanjutkan kisah indah di alam kapuk. Dipejamkan matanya namun tak sinkron dengan pikiran yang masih menanti Doni pulang.
Ibu menghampiri ayah di tempat tidur, “ayah tidur duluan, biar ibu yang menunggu Doni pulang. Nanti darah tinggi ayah kambuh lagi” , ujar ibu.
Ibu berlalu dari hadapan ayah, berjalan ke ruangan keluarga dan menghibur diri dengan acara tonight show. Di liriknya kembali jam di dinding, ‘ Hhhhh huuuuu… , lima belas menit lagi jam 12’,lirih ibu.
Sembari rebah-rebahan di sofa panjang berwarna merah marun, ibu mencoba menahan kantuk yang ada. Namun apa yang dapat dikata, rasa kantuk itu terlalu besar hingga ibu terlelap dengan TV yang masih menyala.
***
“Bu…. Ibu…. “ suara Doni memanggil ibu di ikuti ketukan dari pintu. Berkali-kali Doni melakukan hal yang sama namun tak kunjung balasan dari dalam rumah.
Tak berapa lama, ‘ kreeekkk…. Krekkkkm’ pintu dibuka, tampak sosok bertubuh tegap berdiri di hadapan Doni. Ya itu ayah Doni, berdiri dengan mata melotot dan simpul marah di lengkungan sudut-sudut bibir ayah.
Gambaran ayah yang garang terhapus seiring fase usia kepala 40 an, warna perak mulai menghias di kepala ayah, garis-garis halus di wajah dan dahi mulai tergambar jelas, bahu ayah mulai menurun walau perut ayah tak seperti ibu-ibu hamil, kebanyakan yang terjadi pada sosok ayah.
Bukan kepalang takutnya Doni. Ia berusaha menutupi perasaan itu, ia berusaha tenang. Rupanya ia sudah berguru dengan teman-temannya yang sudah mencicipi asam garam akan kondisi ini.
Ayah hanya diam dan berlalu dari hadapan Doni, menanti di ruangan tamu. Doni masuk dan menutup pintunya. Doni pun menyapa ayah “ ayah belum tidur? , sudah malam ayah tidur, besok kan kerja. “ , terukir senyuman manis dari bibir Doni.
“ Dari mana kamu? “tanya ayah ketus.
“Cakruk bu Leha ayah”, jawab Doni singkat.
“Tau jam berapa ini? “
“Lima menit lagi jam 12 ayah”, kembali melempar senyuman nya.
Ayah mulai spanning tingkat dewa, wajah ayah berubah memerah, kedua tangannya mengepal, kali ini tinju siap melayang. Namun ayah mencoba untuk menahan nya, ayah duduk di sofa dekat ibu yang tidur.
Kepalan pun mulai terbuka, dan suara ayah mulai merendah, namun tetap saja nada dasar nya F #, “ Kamu tahu Don ini hampir tengah malam, besok kamu sekolah dan ayah pun kerja, dan kamu juga gak ada kepentingan di luar sana jam segini. Kamu itu sudah besar, bisa membedakan mana baik dan buruk untuk kamu. Apa gak punya otak kamu! “ ujar ayah dengan kekesalannya.
Doni berlalu dari hadapan ayah menuju ke dapur dan kembali dengan secangkir air hangat dan piring serta sendok.
Ayah kian kesal dengan tindakan Doni, sontak menggebrak meja sambil berkata “ benar benar gak punya otak kamu ya Don”ucap ayah.
Doni hanya tersenyum santai sambil berkata “ Ada loh ayah, Doni punya otak, kalau ayah mau biar Doni kasih ke ayah”. Sembari mendorong sepiring otak-otak miliknya pada ayah.
“Ini Doni beli dua bungkus, satu tuk ayah, yang ini punya Doni. “ ucap Doni tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Ayah ‘ ???? 🤔🤔🤔🤔???? ‘
Dan spanning itu mulai meleleh oleh sepiring otak-otak yang disodorkan Doni.
Jan, 2021 , Myc
Kreator : Noer maya
Comment Closed: GARA-GARA OTAK
Sorry, comment are closed for this post.