KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Aksi » Gerhana Sabit

    Gerhana Sabit

    BY 10 Jul 2024 Dilihat: 59 kali
    Gerhana Sabit_alineaku

    Di daratan Snegi, salju turun dengan lembut, menutupi segala sesuatu dengan lapisan putih yang damai. Di istana yang megah namun sunyi, Ilta berdiri di tepi balkon, menatap kerajaan yang membentang luas. Angin dingin menusuk, tetapi ia tak bergeming. Di usianya yang kini menginjak 15 tahun, Ilta telah memikul tanggung jawab besar sebagai utusan Sang Ilahi.

     

    Setelah berhasil mengalahkan Koschei untuk kedua kalinya, Ilta tahu bahwa tugasnya hampir selesai. Energi kegelapan masih tersembunyi di Benua Zemloy dan Benua Ogni, menunggu untuk dibersihkan. Pikiran tentang tugas berat ini memenuhi benaknya, membuatnya merenung dalam-dalam.

     

    “Perjalanan ini akan berakhir setelah aku menyelesaikan tugasku,” gumamnya pelan, menatap langit malam yang dipenuhi bintang-bintang. “Apa yang akan aku lakukan jika semua ini berakhir? Takdir Salju…”

     

    Malam itu adalah ulang tahunnya yang kelima belas. Meskipun ada perayaan kecil di istana, dengan musik dan tawa yang terdengar dari ruang pesta di bawah, Ilta memilih ketenangan di balkon.

     

    “Selamat ulang tahun, Ilta,” suara lembut Svetlana membuyarkan lamunannya. Dia membawa sebuah kotak kecil yang dibungkus kain sutra biru, senyumnya hangat dan penuh kasih. “Aku punya hadiah untukmu.”

     

    Ilta tersenyum, menyambut kehadiran Svetlana. “Terima kasih, Svela. Tapi, kau tahu aku tidak terlalu butuh hadiah. Kehadiranmu sudah cukup bagiku.”

     

    Svetlana duduk di sampingnya, membuka kotak itu perlahan, memperlihatkan sepasang liontin berbentuk sayap yang berkilau di bawah sinar bulan. Mata Ilta membesar, terkejut dan terharu oleh keindahan dan makna hadiah itu. “Ini adalah Kalung Sayap. Konon, kalung ini bisa memberikan kekuatan dan keberanian bagi mereka yang memakainya. Dan ada sebuah mitos lainnya, saat keduanya digunakan oleh sepasang kekasih maka mereka akan terus abadi dalam sebuah hubungan.”

     

    Air mata haru menggenang di mata Ilta saat menerima kalung itu. “Terima kasih, Svela. Ini sangat berarti bagiku,” katanya dengan suara serak. Ia kemudian mengalungkan kalung lainnya pada Svetlana, tangan gemetar oleh emosi yang mengalir.

     

    “Selamat ulang tahun juga, Svela,” ucap Ilta, suaranya penuh kasih dan kehangatan. Svetlana terkejut dan tersentuh, mata mereka saling bertemu dengan pemahaman mendalam yang tak terucapkan. 

     

    Svetlana tersenyum, air mata mengalir di pipinya. “Ilta, kau adalah hadiah terbaik bagiku.” 

     

    Ilta mengangguk, merasakan kedalaman perasaan yang sama. “Dan aku juga, Svela. Kamu adalah bagian penting dari hidupku. Hadiah ini adalah simbol ikatan kita yang abadi.” 

     

    Saat mereka sedang berbicara, langit yang tadinya cerah tiba-tiba berubah. Bulan yang tenang perlahan tertutup bayangan, menciptakan gerhana sabit yang memancarkan cahaya aneh. Tanah di bawah kaki mereka mulai bergetar, dan sebelum mereka menyadarinya, sebuah retakan misterius muncul di hadapan mereka, memancarkan cahaya yang seolah memanggil.

     

    Di saat itulah, seberkas cahaya aneh muncul di langit, menciptakan retakan dimensi di hadapan mereka. Dari dalam retakan itu, muncul Rzyuu, menyapa keduanya dengan senyum hangat.

    Gerhana Sabit2_alineaku

    Rzyuu, dengan penampilan yang tak berubah—rambut hitam bergelombang dengan sorotan putih, dan mata hitam kehijauan yang memancarkan ketenangan dan ketegasan. Rzyuu menggunakan jubah panjang berwarna gelap yang memperkuat auranya. 

     

    “Ilta! Svetlana!” Rzyuu menyapa dengan suara penuh kehangatan. “Selamat ulang tahun untuk kalian berdua!”

     

    Ilta dan Svetlana tersenyum lebar, mata mereka berbinar dengan kebahagiaan. “Rzyuu! Kamu datang!” seru Ilta, merasakan kebahagiaan yang meluap-luap.

     

    Rzyuu melangkah keluar dari retakan, mendekati mereka dengan senyuman yang menenangkan. “Aku baru saja mendapatkan ingatanku kembali setelah dua tahun ini menghilang. Aku bergegas memastikan kalian baik-baik saja dan, tentu saja, memberikan ucapan selamat ulang tahun.”

     

    Svetlana tertawa kecil, lega melihat Rzyuu. “Kami sangat merindukanmu, Rzyuu. Kehadiranmu disini benar-benar hadiah terbaik.”

     

    Rzyuu mendekap keduanya dengan hangat, mata-mata mereka bertemu dengan penuh makna. “Aku juga merindukan kalian. Banyak yang ingin kuceritakan.”

     

    Mereka bertiga kemudian duduk di balkon, menghadap ke pemandangan salju yang menutupi Kerajaan Zima. Di bawah cahaya gerhana sabit yang menghiasi langit malam, mereka mengenang masa lalu yang telah mereka lewati bersama. Rzyuu mulai bercerita tentang petualangannya, saat dirinya berjuang melawan takdirnya sendiri dan menjadi pemimpin dimensi Nisha.

     

    “Kalian ingat saat kita pertama kali bertemu?” Rzyuu mulai bercerita. “Kita semua merasa bingung dan takut, tetapi kita saling mendukung dan mengatasi semua rintangan bersama-sama.”

     

    Ilta tersenyum, mengenang kenangan itu. “Ya, saat itu kami ketakutan karena aura yang kau pancarkan. Namun setelah kesalahpahaman diselesaikan, kita berhasil mengatasi orang tuaku.”

     

    Svetlana menambahkan, “Dan sekarang, kita di sini lagi, dihadapkan pada petualangan baru. Ilta akan menjalankan tugas terakhirnya, sementara aku akan menjaga kerajaan Zima.”

     

    Rzyuu tertawa kecil dan mengangguk setuju. “Maafkan aku waktu itu. Namun kita sekarang adalah keluarga, dan kita akan selalu mendukung satu sama lain, apapun yang terjadi.”

     

    Di bawah langit malam yang dipenuhi bintang-bintang, Ilta, Svetlana, dan Rzyuu merasakan ikatan yang lebih kuat dari sebelumnya.

     

    Malam semakin larut, tetapi suasana di dalam istana Zima semakin meriah. Musik merdu dan tawa riang memenuhi aula utama, tempat para tamu dari berbagai penjuru kerajaan berkumpul untuk merayakan ulang tahun Ilta dan Svetlana. Para bangsawan dan tamu undangan berbaur, menikmati hidangan lezat dan minuman hangat yang disajikan oleh pelayan istana.

     

    Ilta dan Svetlana mengajak Rzyuu masuk ke dalam istana, di mana sebuah pesta meriah sedang diadakan untuk merayakan ulang tahun mereka. Para tamu berputar-putar di aula, musik lembut mengalun di udara, dan lilin-lilin berkilauan menerangi ruangan dengan cahaya hangat.

     

    Svetlana tersenyum hangat kepada Rzyuu. “Ayo, kita masuk ke dalam. Ada banyak orang yang ingin bertemu denganmu.”

     

    Ilta mengangguk setuju. “Benar, mereka semua pasti sangat senang mengetahui bahwa kau kembali, terutama setelah semua yang telah kau lakukan untuk kami.”

     

    Rzyuu mengangguk dengan senyuman. “Baiklah, mari kita masuk.”

     

    Ketiganya berjalan menuju aula utama, di mana musik dan tawa semakin keras terdengar. Saat mereka memasuki ruangan, semua mata tertuju pada mereka.

     

    Ilta menarik tangan Rzyuu, membawanya ke tengah kerumunan. “Semua orang, perhatikan sebentar!” serunya, suaranya menggema di seluruh ruangan. “Aku ingin memperkenalkan kalian kepada seseorang yang sangat istimewa bagi kami. Inilah Rzyuu, penyelamat keluarga Jedlicka dari kondisi misterius di masa lalu.”

     

    Svetlana menambahkan, “Rzyuu telah melakukan menyelamatkan kerajaan ini dari kehilangan Vladyka ke-11. Kehadirannya di sini malam ini adalah hadiah yang tak ternilai bagi kami semua.”

     

    Ketika Rzyuu melangkah ke tengah aula, semua mata tertuju padanya. Keheningan menyelimuti ruangan, dan para tamu tertegun melihat sosok yang begitu mirip dengan Ilta, namun memiliki aura yang jauh lebih mengintimidasi dan penuh kebijaksanaan. Rambut hitam bergelombang dengan sorotan putih dan mata hitam kehijauan yang memancarkan ketenangan dan ketegasan membuatnya tampak seperti sosok agung yang berasal dari legenda.

     

    Bisikan-bisikan mulai terdengar di antara para tamu. “Dia begitu mirip dengan Ilta,” gumam seorang bangsawan. “Tapi auranya… begitu kuat dan mengintimidasi.”

     

    “Aku merasakan kehadiran yang agung darinya,” tambah yang lain. “Seolah-olah dia telah melalui banyak hal dan memperoleh kebijaksanaan yang mendalam.”

     

    Di sudut ruangan, Alexei dan Aria, berdiri bersama. Ketika mereka melihat Rzyuu, keduanya langsung berjalan cepat ke arahnya dan memeluknya erat. Wajah mereka dipenuhi dengan rasa syukur dan emosi yang mendalam.

     

    Alexei, dengan rambut hitam dan mata putihnya, berkata dengan suara gemetar, “Terima kasih, Rzyuu. Kau telah memberikan kehidupan baru bagi kami. Kami tidak akan pernah melupakan apa yang telah kau lakukan.”

     

    Aria menambahkan dengan air mata bahagia, “Kehadiranmu di sini adalah anugerah bagi kita semua. Kami sangat berterima kasih.”

     

    Rzyuu, yang terkejut namun bahagia, membalas pelukan itu dengan hangat. “Aku hanya melakukan apa yang harus kulakukan. Kalian adalah keluarga bagiku.”

     

    Ilta yang melihat momen itu hanya tersenyum, mengetahui bahwa kedua orang tuanya secara intuitif mengenali siapa yang telah menyelamatkan mereka. 

     

    Setelah perkenalan singkat itu, Ilta, Svetlana, dan Rzyuu berbaur dengan para tamu, berbicara dan tertawa bersama. Banyak yang ingin mendengar kisah-kisah petualangan Rzyuu dan bagaimana ia berhasil menyelamatkan Alexei dan Aria. Rzyuu dengan sabar menceritakan pengalamannya, membuat semua orang terpesona dengan kemampuan dan kebijaksanaannya.

     

    Malam itu, pesta di istana Cerny hrustal, dipenuhi dengan kegembiraan dan kehangatan. Ilta, Svetlana, Rzyuu, dan semua tamu merasakan ikatan yang kuat di antara mereka. Mereka tahu bahwa dengan persahabatan dan dukungan satu sama lain, mereka bisa menghadapi segala tantangan yang akan datang.

     

    Di bawah cahaya bintang yang bersinar terang, mereka merayakan ulang tahun Ilta dan Svetlana dengan sukacita. Dan dengan kehadiran Rzyuu, malam itu menjadi lebih istimewa, meninggalkan kenangan yang tak terlupakan bagi semua yang hadir.

     

    Setelah beberapa waktu yang berharga dihabiskan bersama di istana Cerny hrustal, malam mulai mendekati akhir. Rzyuu, Ilta, dan Svetlana duduk bersama di balkon, memandang bintang-bintang yang bersinar terang di langit malam.

     

    Rzyuu tersenyum, lalu berdiri. “Ilta, Svetlana, sebelum aku pergi, aku ingin memberikan hadiah ulang tahun untuk kalian berdua.”

     

    Ilta dan Svetlana saling memandang dengan rasa ingin tahu. Rzyuu mengulurkan tangannya, dan dari udara tipis, muncul sepasang pisau kembar berwarna putih dengan lambang kerajaan Intco terukir di pegangannya. Pisau-pisau itu bersinar dengan cahaya lembut, mencerminkan kemurnian dan kekuatan.

     

    Rzyuu menyerahkan pisau-pisau itu kepada Ilta dan Svetlana. “Ini adalah simbol persahabatan dan ikatan kita. Pisau ini berasal dari kerajaan Intco, yang aku bangun bersama Yusra dan beberapa sosok lainnya. Gunakanlah dengan bijak dan ingatlah bahwa aku selalu ada bersama kalian, dalam hati dan pikiran.”

     

    Ilta dan Svetlana menerima pisau-pisau itu dengan tangan gemetar. “Terima kasih, Rzyuu,” kata Svetlana dengan suara penuh emosi. “Ini adalah hadiah yang sangat berharga bagi kami.”

     

    Saat Rzyuu, Ilta, dan Svetlana berdiri di balkon, Alexei, Aria, Radostaw, Ivana, Sybil, dan Walter keluar untuk bergabung dengan mereka. Wajah mereka penuh dengan rasa ingin tahu dan kekaguman melihat Rzyuu.

     

    Alexei, dengan mata yang bersinar, melangkah maju dan memeluk Rzyuu erat. “Terima kasih, Rzyuu. Kehadiranmu di sini adalah hadiah yang luar biasa bagi kami semua. Kau telah menyelamatkan kami sebelumnya, dan sekarang kau datang lagi membawa harapan dan kebahagiaan.”

     

    Aria mengangguk setuju, matanya berkaca-kaca. “Kami sangat berterima kasih. Kau selalu ada dihati kami, Rzyuu.”

     

    Radostaw, kepala keluarga Videnbe, mendekat dan menjabat tangan Rzyuu dengan penuh hormat. “Aku Radostaw, dan ini istriku, Ivana. Kami sangat terhormat bisa bertemu denganmu. Kehadiranmu membawa kedamaian dan keberanian bagi keluarga kami.”

     

    Ivana tersenyum lembut, matanya penuh dengan kasih sayang. “Kami merasa diberkati dengan kehadiranmu. Terima kasih, Rzyuu. Semoga Sang Ilahi memberkati dalam perjalananmu.”

     

    Sybil, pemimpin kerajaan Zima saat ini, melangkah maju dengan tegas dan anggun. “Aku Sybil, Vladyka ke-12. Kehadiranmu di sini memberikan inspirasi bagi kami semua. Kami akan menjaga warisan dan kenangan yang kau tinggalkan.”

     

    Walter, adik Sybil dan panglima kerajaan Zima, mendekat dengan senyum lebar. “Rzyuu, aku Walter. Kau adalah pahlawan bagi kami semua. Terima kasih atas segalanya.”

     

    Rzyuu mengangguk kepada mereka semua, merasa dihargai dan diterima dengan penuh kasih. “Terima kasih, semuanya. Kehadiran kalian di sini berarti banyak bagi aku. Aku harus pergi sekarang.”

     

    Mereka semua berdiri bersama, saling berpelukan erat. Merasa hangat dalam pelukan, seolah-olah ada ikatan tak kasat mata yang menghubungkan mereka.

     

    “Jaga diri kalian,” kata Rzyuu dengan lembut. “Kita akan bertemu lagi suatu hari nanti jika takdir menghendaki.”

     

    Setelah perpisahan yang emosional, Rzyuu melangkah mundur, bersiap untuk pergi. Gerhana sabit yang menyelimuti langit Svetu Razvitie perlahan menghilang, memberi jalan pada sinar bulan yang terang. Cahaya bulan menyinari Rzyuu, dan dalam sekejap, ia menghilang kedalam retakan dimensi, meninggalkan jejak kehangatan dan kedamaian di hati Ilta semua orang.

     

    Ilta memandang langit yang kini cerah, merasakan perasaan campur aduk antara kebahagiaan dan kerinduan. “Sampai jumpa lagi, Rzyuu,” bisiknya.

     

    Svetlana mengangguk, menatap pisau kembar di tangannya. “Dia selalu bersama kita, Ilta. Kita tidak pernah benar-benar sendirian.”

     

    Alexei, Aria, Radostaw, Ivana, Sybil, dan Walter juga merasakan kehangatan dan kedamaian yang mendalam. Mereka tahu bahwa Rzyuu telah memberikan mereka lebih dari sekadar hadiah fisik; dia telah memberikan harapan, keberanian, dan cinta yang abadi.

     

    Mereka semua berdiri di balkon, memandang malam yang indah dan merasakan kedamaian yang mendalam. Meskipun Rzyuu telah pergi, kenangan dan semangatnya tetap hidup di hati mereka, memberi kekuatan dan harapan untuk menghadapi hari-hari yang akan datang.

     

    Pesta di istana Zima berakhir dengan makna yang lebih mendalam bagi Ilta, Svetlana, dan seluruh keluarga kerajaan. Mereka tahu bahwa persahabatan dan cinta sejati tidak pernah pudar, bahkan ketika jarak memisahkan. Di bawah langit malam yang penuh bintang, mereka berjanji untuk menjaga warisan dan kenangan yang telah Rzyuu tinggalkan, sambil menanti saat mereka bisa bertemu kembali.

     

    Pagi datang dengan sinar matahari yang menyinari istana Zima. Di aula besar, keluarga Videnbe berkumpul untuk sarapan. Sybil, yang sekarang menjadi pemimpin kerajaan, duduk di ujung meja, matanya memandang dengan ketenangan seorang pemimpin.

     

    “Bagaimana rencanamu hari ini, Sybil?” tanya Radostaw, ayahnya, sambil menyantap roti dengan tenang.

     

    “Ada pertemuan dengan para bangsawan untuk membahas keamanan kerajaan,” jawab Sybil. “Dan setelah itu, aku ingin memastikan persiapan Festival Simul berjalan dengan baik.”

     

    Walter, dengan semangat menyela, “Jangan lupa latihan anggar dengan aku nanti, Sybil. Kita harus siap jika terjadi serangan.”

     

    Sybil tersenyum dan mengangguk. “Tentu, Walter. Kau adalah pelatih terbaikku.”

     

    Di sudut meja, Ilta dan Svetlana berbicara pelan, membahas hadiah dari Rzyuu. Svetlana memandang pisau kembar di tangannya, merasa terhubung dengan kekuatan yang tak biasa.

     

    “Pisau ini terasa istimewa,” katanya pelan. “Seperti ada kekuatan yang mengalir di dalamnya.”

     

    Ilta mengangguk setuju. “Rzyuu memberikan bagian dari dirinya sendiri. Ini lebih dari sekadar senjata.”

     

    Alexei dan Aria mendekati mereka, wajah mereka penuh dengan rasa penasaran. “Apa kalian merasa ada yang berbeda sejak kepergian Rzyuu?” tanya Alexei.

     

    Ilta mengangguk. “Ya, aku merasa ada sesuatu yang berubah. Seolah-olah ada energi baru di sekitar kita.”

     

    Aria tersenyum lembut. “Mungkin ini adalah cara Rzyuu untuk menjaga kita tetap aman. Dia selalu ada, meskipun tidak terlihat.”

     

    Sementara itu, jauh di perbatasan kerajaan Zima, bahaya mulai mendekat. Seorang makhluk kegelapan dari benua Ogni, Zmey, makhluk besar berkepala tiga dengan tubuh diselimuti oleh magma yang panas, mengumpulkan pasukan kegelapan di sekitarnya.

     

    Dengan setiap langkahnya, tanah bergetar dan panas dari magma membakar segala sesuatu yang dilewatinya. Tanpa kata, Zmey memberi isyarat pada pasukan kegelapannya untuk bersiap menyerang.

     

    Di istana Zima, persiapan untuk Festival Simul berjalan dengan lancar. Sybil berdiri di balkon, memandang kota di bawahnya dengan perasaan bangga. Walter mendekatinya, menepuk bahunya dengan penuh kasih.

     

    “Sybil, kau tahu kita harus bersiap untuk segala kemungkinan,” katanya serius.

     

    Sybil mengangguk. “Aku tahu, Walter. Tapi kita juga harus memberi rakyat kita harapan dan kebahagiaan.”

     

    Saat mereka berbicara, suara terompet tanda kedatangan tamu terdengar. Seorang prajurit berlari masuk, wajahnya penuh kekhawatiran.

     

    “Vladyka, ada utusan dari kerajaan tetangga yang ingin bertemu,” katanya.

     

    Sybil mengangguk dan mengikuti prajurit itu ke aula pertemuan. Di sana, seorang utusan dengan pakaian megah berdiri, membawa pesan penting.

     

    “Vladyka Sybil, kami mendapat informasi bahwa ada ancaman besar yang mendekati kerajaan ini. Zmey, makhluk kegelapan dari benua Ogni, sedang merencanakan serangan.”

     

    Sybil mengerutkan kening, merasa jantungnya berdegup kencang. “Kita harus bersiap. Walter, perintahkan pasukan untuk meningkatkan keamanan. Kita tidak bisa membiarkan mereka menyerang saat festival.”

     

    Walter mengangguk dan segera memberikan perintah. Suasana di istana berubah menjadi tegang, semua orang bersiap untuk kemungkinan terburuk.

     

     

    Kreator : Ry Intco

    Bagikan ke

    Comment Closed: Gerhana Sabit

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021