Diberangkatkan Umroh Tiba-tiba, kisah nenek yang tidak memiliki keturunan namun disayang ponakan
Hamidah (60) adalah seorang seorang wanita pensiunan ASN. Selama hidupnya, ia selalu berdedikasi baik untuk pekerjaan dan keluarga. Ia pernah menikah dua kali, namun semua pernikahannya gagal tanpa dikaruniai anak. Walau demikian, ia sangat tulus menyayangi keponakan-keponakannya. Dari mereka kecil, Hamidah selalu sedia memberikan pertolongan atau sekdar membelikan keperluan sekolah. Di masa pensiunannya, ada seorang ponakan Perempuan yang sangat dekat dengannya dan sudah bekeluarga. Hamidah, kerap menghabiskan waktu bersama Lia, sang ponakan. Suatu ketika, saat menonton TV yang membahas kegiatan umroh, mata Hamidah berkaca-kaca. “Andeh, mau pergi umroh?” Tanya Lia. “Mana ada orang yang mau ke Mekah Ka?, ujarnya lirih. “Andeh udah tabungan gak? Kalo berusaha nabung, insyaAllah dicukupkan sama Allah.” “Tabungan sih ada, tapi buat masa tua, kalo sakit,” sambungnya.
Lia dan suaminya sebetulnya sudah ada rencana memberangkatkan Hamidah umroh. Namun Tabungan mereka belum cukup. Hingga pada suatu ketika suami Lia mendapatkan bonus yang cukup besar. “Kamu yakin mau memberangkatkan nenek Ida umroh?” Ujar Lia pada suaminya. “Yakin, dia harus pergi duluan, sebelum ibu aku.” “Ko begitu?” tanya Lia. “Kalo nenek Ida, secara mental dan fisik, dia sudah siap. Bacaan Sholat, pemahaman keagamaan, udah bagus. Rutin belajar ke majelis taklim. Jadi menurut aku, dia lebih pantas pergi duluan.”
Untuk memberikan kejutan pada Nenek Ida, maka Lia dan suami langsung menghubungi biro perjalanan Haji dan Umroh, kebetulan salah satu sahabat mereka ada yang bekerja di sana. Beberapa keperluan, seperti Paspor, pas foto, KTP harus dilampirkan. Setelah transfer sejumlah uang, Lia dan suami bicara pada nenek Ida. Saat itu Sabtu, sore hari, nenek Ida habis main-main di halaman bersama, Azan, anak Lia yang sudah dianggap sebagai cucunya kesayangannya. “Nenek, sini dulu ada sesuatu nih.” Ujar Lia. “Apa?” nenek Ida datang menghampiri. “Sini duduk dulu Nek, “ sahut suami Lia, sambil menggandeng tangan Nenek Ida. “Apaan sih? Jadi takut nih,” nenek Ida bingung. “Besok Senin, nenek bikin paspor ya, insyaAllah, bulan depan nenek berangkat umroh.” Ujar suami Lia, sambil menyerahkan brosur dan tanda daftar. Nenek Ida terperangah, dan tertawa. “Yang bener? Ini beneran? Ya Allah, alhamdulillah.” Iapun langsung sujud syukur.
Hari Senin, ia pulang ke rumahnya di Cililitan. Ia sudah menghubungi adiknya, untuk diantar mengurus paspor. Nenek juga mengumpulkan segala keperluannya, untuk persiapan umroh. Saat pulang dari Kantor Imigrasi, seorang tetangga menghampiri. “Eh, Bu Ida, darimana? Pengkajian?” “Bukan, dari urus-urus surat,” ujar nenek, ia sengaja tidak mau banyak bicara hingga saatnya ia pergi umroh dan kembali pulang ke tanah air. “Bu, doain saya ya, saya mau umroh. Maafin saya, kalo ada salah-salah kata.” “Iya bu, saya juga minta maaf, selama jadi tetangga. Mungkin saya banyak salah. Maafin ya,” sahut nenek Ida.
Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba, nenek Ida berangkat Umroh, bersama 40 Jamaah Travel. Setelah 10 hari ia kembali ke rumah Lia. Banyak cerita yang ia dapat dari perjalanan ini, ia merasa bersyukur. Tidak habis-habisnya, ia mengucapkan terima kasih, memeluk cucu dan ponakannya. Cerita paling menakjubkan selama di Mekah adalah, ia selalu mendapatkan prioritas. “Andeh gak pernah sendirian Ka, selalu ada yang menemani, ada yang menuntun. Ada yang ajak ke sana kemari, bahkan sampe berebutan. Duduk sama saya aja bu, duduk sini ibu. Teman-teman Andeh banyak, ada yang dari Kalimantan, Cirebon, Ya Allah, indah banget deh. Udah gitu, travel nya bagus, diurus benar-benar. Makanan enak, hotelnya dekat. Pegawainya ramah-ramah dan selalu membantu. Andeh punya teman sekamar, namanya Mba Soraya, dari Cirebon, MasyaAllah baik banget.” Ujarnya semangat. Alhamdulillah, Nenek Ida pulang dengan selamat dan sehat, membawa kenangan indah. Ia juga sudah menyiapkan segala oleh-oleh untuk keponakan-keponakan lain.
Pada tahun 2024, Nenek Ida menghembuskan nafas terakhirnya, setelah sekian lama berjuang dengan penyakitnya. Walaupun Allah tidak menitipkan anak dari rahimnya, namun sampai penguburan, keluarga besar dan ponakannya yang selalu mendampingi. Semoga amal jariah Nenek Ida diterima Allah SWT.
Kreator : Nurhalibsyah
Comment Closed: Hadiah umroh buat nenek
Sorry, comment are closed for this post.