KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Haji di pondok gede aja

    Haji di pondok gede aja

    BY 28 Agu 2024 Dilihat: 90 kali
    Kisah-kisah Ajaib Haji dan Umroh_alineaku

    Haji di Pondok Gede Aja, kisah jamaah haji yang mualaf

     

    Ibu Atun (63) lahir dari keluarga yang non Islam, dari 9 kakak beradik, Ibu Atun memutuskan menjadi mualaf di suai 45 tahun. Ia tidak sendirian, memutuskan tidak menikah setelah masuk Islam, dan memilih bekerja sambil menjaga ponakan-ponakannya. Kebetulan karirnya di Perusahaan konveksi cukup bagus, sehingga ia bisa menabung dan mengurus ponakan serta  keluarga lainnya. Saat ia memutuskan masuk Islam, banyak terjadi pertentangan di dalam keluarganya walau akhirnya lambat laun, keluarga bisa menerima dan beberapa ponakannya akhirnya mualaf juga. 

    Kepada rekan jamaah hajinya, Bu Atun tidak pernah bercerita hidayah yang ia terima. Namun ia sangat menikmati statusnya menjadi Muslimah, dan tabungannya ia langsung daftarkan haji. Sebelum berangkat haji, ada 40 calon jamaah yang melaksanakan manasik haji di Pondok Gede. Bu Atun nampak semangat dalam busana Muslimah berwarna putih. Selama kurang lebih dua jam, para jamaah mendapatkan pembekalan haji, latihan thawaf, sa’I dan siraman rohani. Kegiatan manasik ini berlangsung satu bulan sekali selama 6 bulan sebelum keberangkatan. Alhamdulillah, KBIH yang membawa Ibu Atun, sudah memiliki pengalaman 30 tahun membimbing jamaah haji Indonesia. 

    Dan tibalah, rombongan Bu Atun pergi haji. Sebelum berangkat ke Mekah, jamaah menginap dulu di Asrama Haji Halim Wijaya Kusuma. Di sini, jamaah dikumpulkan bersama rombongan dari wilayah lain, sangat terasa persaudaraan serta kenikmatan. Selalu ada cerita menarik dari para jamaah lain. Bu Atun yang memiliki senyum manis dan teduh, selalu dikelilingi orang-orang baik.

    Alhamdulillah perjalanan di pesawat cukup lancar dan sampailah di Bandar Udara King Abdul Aziz Jeddah. Disini para jamaah berganti pakaian dengan kain ihrom, karena akan langsung ke Mekah untuk Umroh.  Sesampaikan di Hotel/ Penginapan Mekah, dan menaruh barang para jamaah langsung melaksanakan umroh. Walau Lelah namun senyum sumringah terperanjat pada wajah jamaah, kecuali Ibu Atun.

    Ibu Atun nampak kelelahan, setelah terbang selama hampir 8 jam, mengantri di imigrasi, naik bus, beres-beres sebentar di hotel lalu umroh. Dia lemas dan nyaris pingsan. Apalagi mengetahuan menu makanan di penginapan tidak sesuai dengan seleranya. Agak sulit mencari nasi uduk, sego pecel atau lontong sayur. Kalaupun ada, tidak bisa belanja setiap saat, hanya pagi hari. Kalaupun mau, harus masak sendiri. Beruntungnya, pada jamaah dipinjamkan kompor listrik dan penanak nasi elektronik. Namun, bu Atun hanya ingin ibadah, ia tidak sanggup lagi masak-masak. Sebab itu, ada jamaah lain yang lebih muda yang memasak untuknya. 

    Umroh pertama selesai hampir tengah malam,  sekitar jam 04:00 jamaah kembali bangun untuk sholat Subuh di Masjidil Haram. Bu Atun tidak membayangkan seletih dan sesibuk ini, kegiatan haji di tanah suci. Hingga, pada hari kedua ia menghadapi ke Pak Ustad (Muthawwif). “Pak Ustad, kita sudah haji belum?” tanyanya. “Belum bunda, nanti haji menjelang Idul Adha, prosesnya baru dimulai. Kita akan menuju Arafah untuk Wukuf,” ujar Ustad dengan sabar. “Jadi ini belum apa-apa? Kok beda dengan di Pondok Gede? Di Pondok Gede 2 jam selesai,” Bu Atun agak tinggi suaranya. Bukannya menjelaskan, Ustad malah tidak bisa menahan tawanya. “Maksudnya gimana Bu Atun? Ibu maunya hajinya di Pondok Gede aja?.” “Kalau begini, saya di Pondok Gede aja deh. Di sini lama banget ibadahnya, capek Ustad.”

    Mendengar hal tersebut, para jamaah ada yang tersenyum dan menahan ucapan. Mereka memaklumi, bahwa Bu Atun yang mualaf belum memahami, bahwa prosesi haji mengurus energi, pikiran serta materi yang besar. Seorang jamaah wanita yang sekamar dengan Bu Atun, akhirnya mengajak Bu Atun bicara. “Bu Atun, kita bicara di kamar aja yuk, saya jelaskan nanti di kamar,” ujarnya lembut.

    Setelah insiden itu, usia makan malam, Bu Atun mendatangi Pak Ustad. “Pak, saya minta maaf ya. Saya masih miskin ilmu. Alhamdulillah sudah dijelaskan oleh Mba Diah tadi,” ujar Bu Atun. “Gak apa-apa bu, saya juga minta maaf, sepertinya jadwal yang saya buat melelahkan buat ibu. Ibu tidak perlu setiap sholat fardhu ke Masjidil Haram, silakan sesuai dengan kesanggupan.” “Ndak Pak, aku mau ke Masjidil Haram aja, sudah sampai di sini kok. Pahala sholat di sana 250.000 kali kan? Aku ndak mau ketinggalan,” ujarnya tersenyum.

     

     

    Kreator : Nurhablisyah

    Bagikan ke

    Comment Closed: Haji di pondok gede aja

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021