Penulis : Aida Maulidya (Member KMO Alineaku)
Keluarga Pak Imran selalu menyambut hari dengan melaksanakan shalat tahajud 8 rakaat, shalat hajat 2 rakaat lalu ditutup shalat witir 3 rakaat. Setelah selesai dengan semua rangkaian ibadah tersebut, masih tersisa setengah jam lagi menjelang subuh. Keysa kembali melanjutkan tidurnya, Zidan (kakak pertama Keysa), melanjutkan tugas makalahnya yang belum selesai dikerjakan tadi malam. Lalu Muhammad (kakak kedua Keysa) membaca al-Quran sembari menunggu azan subuh berkumandang.
Suara emas muadzin menggema menembus seluruh ruang kehidupan manusia, memberikan aba-aba kepada seluruh jiwa untuk bersiap melaksanakan shalat. Tak terkecuali bagi keluarga Pak Imran.
Semua sudah berkumpul kembali dan melaksanakan shalat sunat fajar. Namun Bu Maryam Ibunya Keysa) tidak mendapati kehadiran putrinya.
Sesaat kemudian, Keysa pun datang.
“Keysa ketiduran ya? Kenapa? Mimpi ketemu Susanti temannya Upin ya?” tanya Zidan dengan senyuman khasnya.
“Iya, aku mimpi Susanti. Emang kenapa? Kakak mau kirim salam?” celetuk Keysa.
Semua tersenyum melihat tingkah Keysa yang polos dan menggemaskan.
Keysa dan keluargapun berjalan bersama menuju rumah Allah. Setelah shalat, mereka berkumpul di ruang keluarga dengan membentuk halaqah (duduk melingkar) untuk membaca al-Quran dan memahami maknanya. Inilah rutinitas harian yang dilakukan oleh keluarga Pak Imran untuk mengawali hari mereka.
Karena hari itu adalah hari spesial bagi seluruh rakyat Indonesia (ya..hari kemerdekaan Indonesia), maka setelah berhalaqah al-Quran, Zidanpun mewawancarai seluruh keluarganya tentang makna kemerdekaan menurut pandangan mereka masing-masing.
“Keysa yang solehah, pintar dan rajin nangis, apa makna kemerdekaan bagi Keysa?”
“Hmmm.. merdeka adalah bebas dari kejahilan Kak Zidan dan Kak Muhammad” jawab Keysa dengan polosnya.
Sang ayah menimpali “Tuh, Kak Zidan dan Kak Muhammad, dengarkan makna kemerdekaan bagi Keysa”
Muhammad pun menimpali “Keysa adik kakak paling imut sedunia, jahil Kakak itu tanda sayang dan gemes sama Keysa. Jadi mohon maaf, kakak belum bisa membebaskan Keysa, dan Keysa belum bisa merdeka dari hal itu”
“Kakek, lihat Kak Muhammad gak mau kasih kemerdekaan untuk cucu cantik kakek ini!”
Kakekpun tersenyum dan berkata “Muhammaad…”
“Oke, oke. Baiklah Keysa. Karena kakek yang minta, kakak kabulkan. Tapi hanya untuk hari ini. Iyakan Kak Zidan?” tanya Muhammad.
Zidanpun mengacungkan jempolnya tanda persetujuan.
“Gak pa-pa. Dibandingkan tidak pernah sama sekali”, jawab Keysa
“Selanjutnya Muhammad” ucap Zidan.
“Kemerdekaan bagiku, adalah perjuangan. Ya, perjuangan para pahlawan terdahulu untuk mendapatkan kemerdekaan. Juga perjuangan bagi kita dan generasi selanjutnya untuk mempertahankan kemerdekaan itu sendiri. Maka sejatinya, merdeka adalah perjuangan selama-lamanya. Karena dengan terus berjuang itulah cara kita menghargai pengorbanan para pahlawan terdahulu” jawab Muhammad
“Wah, jawaban yang sangat keren dari si ganteng Mamad” puji Zidan.
“Lalu bagi kakak sendiri, kemerdekaan itu apa?” tanya Muhammad.
“Hmm… bagi kakak merdeka itu adalah bebas dari tugas kuliah, mad. Karena semenjak kuliah online, non stop trus makalah kakak”.
“Aamin…” jawab Muhammad
Nah, sekarang giliran Ibu.
“Bu, apakah makna kemerdekaan bagi ibu”
“Menurut Ibu, merdeka adalah terbebasnya seseorang dari musuh nyatanya, yaitu setan. Setan yang telah berjanji menggoda manusia agar mengikutinya ke neraka. Kita sering lupa, tapi setan tidak akan pernah lupa dengan tujuannya. Juga bebas dari belenggu nafsu yang merupakan perwujudan kemerdekaan selanjutnya. Karena nafsu yang buruk akan menjerumuskan kita, hingga akhirnya menyesal dengan perbuatan yang telah dilakukan, namun tidak bisa mengulang waktu untuk memperbaikinya. Untuk merdeka dari kedua hal ini, kita harus berpegang kepada Yang Maha Kuat, yaitunya Allah SWT. Selalu berzikir dan meminta kekuatan agar kita tangguh dan kuat dalam menghadapi ujian dunia yang semakin menggoda”
“Maasyaallah….super skali! Ibu Goldenways” Ucap Zidan sambil mengangkat kedua jempolnya.
“Our super hero, bagaimana ayah memaknai kemerdekaan?” lanjut Zidan
“Izinkan ayah mengutip perkataannya Omar al-Mukhtar, bahwa sesungguhnya Allah menciptakanmu sebagai orang merdeka, maka jadilah orang merdeka sebagaimana kamu diciptakan. Orang merdeka itu tidak menjual akal, pikiran, keberpihakan dan tanah airnya kepada orang lain. Perkataan Omar ini telah melingkupi semua lini, dunia maupun akhirat. Karena apa yang kita lakukan di dunia, pasti mendapatkan balasan di akhirat kelak. Jangan semata-mata karena uang dan kekuasaan, kita memfungsikan akal dalam kedustaan dan kesesatan. Hal ini tentu tidak sesuai dengan fitrah diciptakannya akal. Apalagi agama, menjual ayat-ayat Allah dan menafsirkannya sesuai dengan kepentingan pribadi maupun golongan adalah hal keji dan mendapat laknat dari Allah. Begitupun dengan tanah air kita. Siapa yang berani mengotak atik keamanan ibu pertiwi ini, akan berurusan dengan anak bangsa. Namun jangan sampai anak bangsa sendiri yang durhaka dan menjual ibu pertiwinya, hanya karena kepentingan pribadi maupun kelompoknya. Maka apapun yang terjadi, sebagai anak bangsa kita harus tetap menjaga diri, keluarga, agama dan bangsa agar tetap utuh, sebagaimana fitrahnya diciptakan, yaitu merdeka”
Semua hening mendengarkan penjelasan ayah yang berapi-api.
“Kita berdoa dengan sepenuh hati, semoga Allah senantiasa menjaga kita, keluarga, seluruh bangsa Indonesia dan tanah air kita tercinta. Serta Allah lumpuhkan setiap tangan yang ingin menghianati ibu pertiwi ini, aamin.”
“Wah..super sekali ayah, tidak kalah dengan ibu. Ayah memang pecinta sejati kepada negara, sebagaimana sejatinya ayah kepada ibu” ucap Muhammad.
Menanggapi hal itu, ibu tersenyum malu-malu. Sementara ayah berucap “Insyaallah, semoga Allah kokohkan ayah dan kita semua dalam kebenaran”
“aamiin” ucap semua yang hadir dalam majlis pagi itu.
“Baiklah, selanjutnya kita dengar pendapat kakek mengenai kemerdekaan” lanjut Zidan
“Rasanya sudah sangat komplit penjelasan mengenai kemerdekaan. Kakek hanya ingin berbagi pengalaman. Dulu, kakek bersama teman-teman ketika seusia Zidan, berjuang melawan penjajah bermodalkan bambu runcing, sementara penjajah bersenjata lengkap. Kami berusaha melawan sekuat tenaga dengan peralatan seadanya. Kakek bahkan terkena tembakan peluru lawan, loh!”.
Kakekpun membalikkan badannya 90 derajat untuk memperlihatkan bekas luka yang ada di punggung kanan sebelah atas.
“Untuk itu, Kakek berharap kalian selalu menjadi orang yang bersyukur. Tidur kalian tidak pernah terganggu oleh dentuman suara peluru. Kalian telah menikmati kebebasan sebagai bangsa yang merdeka. Namun ingat, jangan terlena karena kemerdekaan harus tetap dijaga agar musuh tidak memiliki kesempatan untuk masuk yang akhirnya mengacaukan semuanya. Untuk itu, mari kita mengheningkan cipta, mengirimkan alfatihah untuk para pejuang kemerdekaan Indonesia. Mengheningkan cipta, mulai” komando kakek.
Semua mengikuti perintah kakek.
“Wah, sangat luar biasa pagi yang merdeka ini. Apa yang kita sampaikan tadi adalah harapan dan doa kita untuk tanah air tercinta”
“Kak, Keysa mau nambahin dong”
“Oh, silahkan nona cantik”
“Kemerdekaan tahun ini, keysa juga berharap merdekanya kita dari corona. Karena Keysa undah kangen ke sekolah, ketemu bu guru, main sama teman, dan semua kegiatan sekolah”
“Aamiiin”
“Baiklah, Zidan rasa cukup untuk majelis kita pagi ini. Terima kasih kepada seluruh nara sumber yang super pagi ini. Semoga doa, harapan dan cita-cita kita Allah kabulkan, aamiin… Halaqah besok, kita akan melanjutkan kitab al-Ghaayah wa al-Taqriib bab haji. Wassalammualaikum warahmatullah wabarakaatuh” tutup Zidan.
“Waalaikumussalam warahmatullah wabarakaatuh” jawab semua keluarga dengan serentak.
Semua yang hadir dalam majelis saling bersalaman kemudian berdiri untuk melaksanakan shalat sunah syuruq. Selesai melaksanakan shalat, semuanya melaksanakan tugas masing-masing. Ibu memasak, ayah mencuci mobil, kakek berkebun, Zidan melanjutkan tugas makalahnya, Muhammad dan Keysa membersihkan rumah.
“Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”
Comment Closed: Halaqah Kemerdekaan
Sorry, comment are closed for this post.