KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Halaqah Kemerdekaan

    Halaqah Kemerdekaan

    BY 11 Jan 2023 Dilihat: 154 kali

    Penulis : Aida Maulidya (Member KMO Alineaku)

    Keluarga Pak Imran selalu menyambut hari dengan melaksanakan shalat tahajud 8 rakaat, shalat hajat 2 rakaat lalu ditutup shalat witir 3 rakaat. Setelah selesai dengan semua rangkaian ibadah tersebut, masih tersisa setengah jam lagi menjelang subuh. Keysa kembali melanjutkan tidurnya, Zidan (kakak pertama Keysa), melanjutkan tugas makalahnya yang belum selesai dikerjakan tadi malam. Lalu Muhammad (kakak kedua Keysa) membaca al-Quran sembari menunggu azan subuh berkumandang.

    Suara emas muadzin menggema menembus seluruh ruang kehidupan manusia, memberikan aba-aba kepada seluruh jiwa  untuk bersiap melaksanakan shalat. Tak terkecuali bagi keluarga Pak Imran. 

    Semua sudah berkumpul kembali dan melaksanakan shalat sunat fajar. Namun Bu Maryam Ibunya Keysa) tidak mendapati kehadiran putrinya. 

    Sesaat kemudian, Keysa pun datang.

    “Keysa ketiduran ya? Kenapa? Mimpi ketemu Susanti temannya Upin ya?” tanya Zidan dengan senyuman khasnya.

    “Iya, aku mimpi Susanti. Emang kenapa? Kakak mau kirim salam?” celetuk Keysa.

    Semua tersenyum melihat tingkah Keysa yang polos dan menggemaskan.

    Keysa dan keluargapun berjalan bersama menuju rumah Allah. Setelah shalat, mereka berkumpul di ruang keluarga dengan membentuk halaqah (duduk melingkar) untuk membaca al-Quran dan memahami maknanya. Inilah rutinitas harian yang dilakukan oleh  keluarga Pak Imran untuk mengawali hari mereka.

    Karena hari itu adalah hari spesial bagi seluruh rakyat Indonesia (ya..hari kemerdekaan Indonesia), maka setelah berhalaqah al-Quran, Zidanpun mewawancarai seluruh keluarganya tentang makna kemerdekaan menurut pandangan mereka masing-masing.

    “Keysa yang solehah, pintar dan rajin nangis, apa makna kemerdekaan bagi Keysa?”

    “Hmmm.. merdeka adalah bebas dari kejahilan Kak Zidan dan Kak Muhammad” jawab Keysa dengan polosnya. 

    Sang ayah menimpali “Tuh, Kak Zidan dan Kak Muhammad, dengarkan makna kemerdekaan bagi Keysa”

    Muhammad pun menimpali “Keysa adik kakak paling imut sedunia, jahil Kakak itu tanda sayang dan gemes sama Keysa. Jadi mohon maaf, kakak belum bisa membebaskan Keysa, dan Keysa belum bisa merdeka dari hal itu”

    “Kakek, lihat Kak Muhammad gak mau kasih kemerdekaan untuk cucu cantik kakek ini!” 

    Kakekpun tersenyum dan berkata “Muhammaad…”

    “Oke, oke. Baiklah Keysa. Karena kakek yang minta, kakak kabulkan. Tapi hanya untuk hari ini. Iyakan Kak Zidan?” tanya Muhammad. 

    Zidanpun mengacungkan jempolnya tanda persetujuan.

    “Gak pa-pa. Dibandingkan tidak pernah sama sekali”, jawab Keysa

    “Selanjutnya Muhammad” ucap Zidan.

    “Kemerdekaan bagiku, adalah perjuangan. Ya, perjuangan para pahlawan terdahulu untuk mendapatkan kemerdekaan. Juga perjuangan bagi kita dan generasi selanjutnya untuk mempertahankan kemerdekaan itu sendiri. Maka sejatinya, merdeka adalah perjuangan selama-lamanya. Karena dengan terus berjuang itulah cara kita menghargai pengorbanan para pahlawan terdahulu” jawab Muhammad

    “Wah, jawaban yang sangat keren dari si ganteng Mamad” puji Zidan.

    “Lalu bagi kakak sendiri, kemerdekaan itu apa?” tanya Muhammad.

    “Hmm… bagi kakak merdeka itu adalah bebas dari tugas kuliah, mad. Karena semenjak kuliah online, non stop trus makalah kakak”. 

    “Aamin…” jawab Muhammad

    Nah, sekarang giliran Ibu.

    “Bu, apakah makna kemerdekaan bagi ibu”

     “Menurut Ibu, merdeka adalah terbebasnya seseorang dari musuh nyatanya, yaitu setan. Setan yang telah berjanji menggoda manusia agar mengikutinya ke neraka. Kita sering lupa, tapi setan tidak akan pernah lupa dengan tujuannya. Juga bebas dari belenggu nafsu yang merupakan perwujudan kemerdekaan selanjutnya. Karena nafsu yang buruk akan menjerumuskan kita, hingga akhirnya menyesal dengan perbuatan yang telah dilakukan, namun tidak bisa mengulang waktu untuk memperbaikinya. Untuk merdeka dari kedua hal ini, kita harus berpegang kepada Yang Maha Kuat, yaitunya Allah SWT. Selalu berzikir dan meminta kekuatan agar kita tangguh dan kuat dalam menghadapi ujian dunia yang semakin menggoda”

    “Maasyaallah….super skali! Ibu Goldenways” Ucap Zidan sambil mengangkat kedua jempolnya. 

    “Our super hero, bagaimana ayah memaknai kemerdekaan?” lanjut Zidan

    “Izinkan ayah mengutip perkataannya Omar al-Mukhtar, bahwa sesungguhnya Allah menciptakanmu sebagai orang merdeka, maka jadilah orang merdeka sebagaimana kamu diciptakan. Orang merdeka itu tidak menjual akal, pikiran, keberpihakan dan tanah airnya kepada orang lain. Perkataan Omar ini telah melingkupi semua lini, dunia maupun akhirat. Karena apa yang kita lakukan di dunia, pasti mendapatkan balasan di akhirat kelak. Jangan semata-mata karena uang dan kekuasaan, kita memfungsikan akal dalam kedustaan dan kesesatan. Hal ini tentu tidak sesuai dengan fitrah diciptakannya akal. Apalagi agama, menjual ayat-ayat Allah dan menafsirkannya sesuai dengan kepentingan pribadi maupun golongan adalah hal keji dan mendapat laknat dari Allah. Begitupun dengan tanah air kita. Siapa yang berani mengotak atik keamanan ibu pertiwi ini, akan berurusan dengan anak bangsa. Namun jangan sampai anak bangsa sendiri yang durhaka dan menjual ibu pertiwinya, hanya karena kepentingan pribadi maupun kelompoknya. Maka apapun yang terjadi, sebagai anak bangsa kita harus tetap menjaga diri, keluarga, agama dan bangsa agar tetap utuh, sebagaimana fitrahnya diciptakan, yaitu merdeka”

    Semua hening mendengarkan penjelasan ayah yang berapi-api.

    “Kita berdoa dengan sepenuh hati, semoga Allah senantiasa menjaga kita, keluarga, seluruh bangsa Indonesia dan tanah air kita tercinta. Serta Allah lumpuhkan setiap tangan yang ingin menghianati ibu pertiwi ini, aamin.”

     “Wah..super sekali ayah, tidak kalah dengan ibu. Ayah memang pecinta sejati kepada negara, sebagaimana sejatinya ayah kepada ibu” ucap Muhammad. 

    Menanggapi hal itu, ibu tersenyum malu-malu. Sementara ayah berucap “Insyaallah, semoga Allah kokohkan ayah dan kita semua dalam kebenaran”

    “aamiin” ucap semua yang hadir dalam majlis pagi itu.

    “Baiklah, selanjutnya kita dengar pendapat kakek mengenai kemerdekaan” lanjut Zidan

    “Rasanya sudah sangat komplit penjelasan mengenai kemerdekaan. Kakek hanya ingin berbagi pengalaman. Dulu, kakek bersama teman-teman ketika seusia Zidan, berjuang melawan penjajah bermodalkan bambu runcing, sementara penjajah bersenjata lengkap. Kami berusaha melawan sekuat tenaga dengan peralatan seadanya. Kakek bahkan terkena tembakan peluru lawan, loh!”. 

    Kakekpun membalikkan badannya 90 derajat untuk memperlihatkan bekas luka yang ada di punggung kanan sebelah atas.

    “Untuk itu, Kakek berharap kalian selalu menjadi orang yang bersyukur. Tidur kalian tidak pernah terganggu oleh dentuman suara peluru. Kalian telah menikmati kebebasan sebagai bangsa yang merdeka. Namun ingat, jangan terlena karena kemerdekaan harus tetap dijaga agar musuh tidak memiliki kesempatan untuk masuk yang akhirnya mengacaukan semuanya. Untuk itu, mari kita mengheningkan cipta, mengirimkan alfatihah untuk para pejuang kemerdekaan Indonesia. Mengheningkan cipta, mulai” komando kakek.

    Semua mengikuti perintah kakek.

    “Wah, sangat luar biasa pagi yang merdeka ini. Apa yang kita sampaikan tadi adalah harapan dan doa kita untuk tanah air tercinta”

    “Kak, Keysa mau nambahin dong”

    “Oh, silahkan nona cantik”

    “Kemerdekaan tahun ini, keysa juga berharap merdekanya kita dari corona. Karena Keysa undah kangen ke sekolah, ketemu bu guru, main sama teman, dan semua kegiatan sekolah”

    “Aamiiin” 

    “Baiklah, Zidan rasa cukup untuk majelis kita pagi ini. Terima kasih kepada seluruh nara sumber yang super pagi ini. Semoga doa, harapan dan cita-cita kita Allah kabulkan, aamiin… Halaqah besok, kita akan melanjutkan kitab al-Ghaayah wa al-Taqriib bab haji. Wassalammualaikum warahmatullah wabarakaatuh” tutup Zidan.

    “Waalaikumussalam warahmatullah wabarakaatuh” jawab semua keluarga dengan serentak.

    Semua yang hadir dalam majelis saling bersalaman kemudian berdiri untuk melaksanakan shalat sunah syuruq. Selesai melaksanakan shalat, semuanya melaksanakan tugas masing-masing. Ibu memasak, ayah mencuci mobil, kakek berkebun, Zidan melanjutkan tugas makalahnya, Muhammad dan Keysa membersihkan rumah.


    “Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”

    Bagikan ke

    Comment Closed: Halaqah Kemerdekaan

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021