KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Hangatnya Mendoan di Pagi Hari

    Hangatnya Mendoan di Pagi Hari

    BY 19 Jan 2025 Dilihat: 138 kali
    Hangatnya Mendoan di Pagi Hari_alineaku

    Di sebuah kampung kecil di Banyumas, pagi selalu dimulai dengan aroma khas dari dapur rumah Bu Sarmi. Di atas tungku sederhana, wajan besar yang penuh dengan minyak panas berisi mendoan yang digoreng dengan cekatan oleh tangannya yang lincah. Suara mendesis dan bau harum daun bawang bercampur tepung menggoda siapa saja yang lewat.

    “Mendoan lagi, Bu?” tanya Bayu, anak sulungnya, yang duduk di meja makan sambil menyeruput teh hangat.

    “Pagi tanpa mendoan itu seperti Banyumas tanpa tradisi, Nak.” jawab Bu Sarmi sambil tersenyum.

    Di keluarga kecil ini, mendoan adalah sarapan yang tak pernah absen. Bu Sarmi percaya bahwa makanan sederhana ini bukan hanya soal rasa, tapi juga tentang kehangatan keluarga. Dengan adonan tepung yang dicampur daun bawang dan potongan tempe tipis, ia menggoreng mendoan setengah matang, seperti tradisi asli Banyumas.

    Setiap pagi, meja makan selalu dipenuhi dengan tumpukan mendoan yang masih hangat, sambal kecap yang manis pedas, dan gelak tawa anak-anaknya. Meski sederhana, itu adalah momen kebersamaan yang selalu dirindukan oleh Bayu dan adik-adiknya.

    Ketika Bayu beranjak dewasa dan harus pindah ke Jakarta untuk bekerja, pagi-pagi tanpa mendoan terasa seperti ada yang hilang. Di ibu kota, ia mencoba mencari mendoan di warung makan, tapi rasanya tak pernah sama seperti buatan ibunya.

    Suatu hari, saat Bayu pulang kampung untuk liburan, ia melihat ibunya sedang duduk di dapur, masih menggoreng mendoan seperti biasa. Wajahnya yang sudah berkerut tetap penuh semangat setiap kali ia mengangkat mendoan dari wajan.

    “Bu, kenapa Ibu nggak pernah bosan bikin mendoan setiap pagi?” tanya Bayu sambil duduk di samping ibunya.

    Bu Sarmi tersenyum. 

    “Mendoan ini bukan cuma makanan, Nak. Ini pengingat, bahwa setiap pagi kita punya kesempatan baru untuk berkumpul, berbagi cerita, dan bersyukur. Ibu tahu, kamu mungkin sudah jarang sarapan mendoan di sana, tapi Ibu yakin, aromanya selalu bikin kamu ingat rumah.”

    Bayu terdiam, matanya mulai berkaca-kaca. Ia menyadari bahwa mendoan bukan sekadar sarapan, tapi simbol cinta ibunya yang selalu hadir, meski ia jauh dari rumah.

    Ketika Bayu kembali ke Jakarta, ia membawa sekantong besar tempe dan bumbu tepung buatan ibunya. Ia berjanji, setiap kali ia merindukan rumah, ia akan membuat mendoan di dapurnya sendiri. Meski tak akan pernah seenak buatan ibunya, setidaknya mendoan itu bisa membawa kehangatan rumah ke dalam kehidupannya yang sibuk di kota besar.

    Bagi orang Banyumas seperti Bu Sarmi, mendoan adalah lambang sederhana tentang tradisi, keluarga, dan cinta yang tak pernah pudar. Setiap gigitan mendoan selalu menyimpan cerita, dan di dalam setiap aromanya, tersimpan kenangan yang tak akan pernah hilang.

     

     

    Kreator : Safitri Pramei Hastuti

    Bagikan ke

    Comment Closed: Hangatnya Mendoan di Pagi Hari

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021