KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Hantu di Kosan Baru

    Hantu di Kosan Baru

    BY 09 Jan 2023 Dilihat: 218 kali

    Penulis : Yasir Hadibroto (Member KMO Alineaku)

    Namaku Hadi, aku sedang menempuh kuliah di Universitas Bengkulu jurusan Bahasa Inggris semester ke tujuh. Memasuki semester ke tujuh semua mata kuliah telah selesai aku jalani dengan predikat nilai A dan B, hanya ada satu mata kuliah berpredikat C. 

    Hari ini aku dan dua temanku yang juga merupakan kakak tingkatku yaitu Kak Dedi dan Kak Edi bersepakat untuk pindah ke kosan baru yang letaknya agak jauh dari kampus, ya kurang lebih 4 km dari kampus sehingga kalau ingin berangkat ke kampus kami harus naik kendaraan umum jenis angkot tapi itu bukan masalah karena di semester akhir masa kuliah ini kami sudah tidak rutin setiap hari berangkat ke kampus, satu minggu mungkin hanya satu atau dua kali saja.  

    Kosan yang jauh dari kampus sengaja kami pilih dengan pertimbangan sewa yang lebih murah, maklumlah kami adalah anak dari keluarga yang sedikit saja di atas garis kemiskinan. Sebuah rumah dengan tiga kamar akhirnya menjadi pilihan kami  setelah beberapa hari kami mencari cari dengan berjalan kaki. Rumahnya lumayan besar dan lebih dari cukup untuk kami sebagai mahasiswa. Ruang dapur cukup luas dengan ukuran 6×4 M. Terdapat satu kamar mandi dengan air sumur yang agak keruh. Kamar tidur pas sekali ada tiga jadi kami masing masing dapat satu kamar. Ruang tamu luas ukuran 4×6. Dan yang paling penting harga sewanya hanya Rp. 1.500.000/tahun dan kami bagi tiga sehingga masing masing hanya perlu membayar Rp.500.000 Sangat murah bila dibandingkan dengan rumah sejenis lainnya di lokasi yang sama yang mematok harga Rp. 2.500.000 sd Rp. 3.000.000.

    Mengapa bisa berharga murah ? entahlah, namun menurut tetangga sebelah rumah yang kami sewa bahwa rumah ini sudah lama kosong, terakhir ditempati dua tahun yang lalu. Kelihatan memang dari rerumputan yang sudah sangat tinggi bahkan beberpa rumput liar  menjalar tinggi di atas atap rumah yang membuat kami harus membersihkannya terlebih dahulu sebelum ditempati. Penghuni terakhir rumah ini konon ceritanya adalah keluarga Pak Budi Kusuma, mereka adalah keluarga dari etnis Tionghoa. Mereka memutuskan untuk pergi dari rumah ini karena merasa sering diteror oleh hal hal aneh katanya. Satu bulan sebelum mereka pindah bahkan sorang anggota keluarganya meninggal di rumah ini secara tiba tiba dan misterius. Tidak jelas teror seperti apa yang dimaksudkan. 

    Mendengar cerita cerita yang ada tentang rumah ini kami pada awalnya sempat ragu juga untuk menempati rumah ini. Namun keraguan itu sirna dikalahkan oleh harga yang lebih murah. Rumah itu pun kami sewa untuk satu tahun. Sebagai mahasiswa yang intelek dan rasional kami berusaha untuk tidak memperrcayai hal hal begitu.. 

    Semua barang baru saja selesai aku kemasi, tidak terlalu banyak. Pakaian hanya beberapa lembar , buku buku kuliah, kompor minyak, piring, gelas dan alat masak dalam satu baskom, sebatang kasur busa yang sudah tipis dan bantal.

    Dengan bantuan teman teman yang memiliki sepeda motor  semua barang dapat dibawa menuju kosan baru. Aku sempat berpamitan kepada teman teman sesama penghuni kossan lama yang bernama pondokan Ceria, lalu dengan melambaikan tangan tangan akupun berangkat menuju kosan baru meninggalkan kossan lama yang telah lebih dari tiga tahun aku tempati.

    Tiba di lokasi, dua temanku belum ada yang tiba. Segera barang barang bawaan aku tempatkan di kamar dan aku rapikan. Tepat 15 menit sebelum jadwal sholat magrib kamar sudah rapi.  Dua temanku belum juga tiba, mungkin sebentar lagi pikirku. 

    Aku merebahkan tubuhku di atas kasur busa tipis tanpa bed cover, kepalaku kuletakkan di atas bantal satu satunya milikku sejak tiga tahun lalu. Pandangan mataku tertuju ke atas, kulihat langit langit kamar yang sudah tidak utuh lagi, tripleknya sudah kelihatan lapuk begitu juga warnanya sudah pudar terlihat kuning kecoklatan dengan pola tidak beraturan menyerupai gambar sebuah peta tapi entah peta negara mana. Tetes air hujan nampaknya jatuh dari atas atap seng setiap kali hujan tiba. Di sudut atas dinding kamar juga terlihat bekas rembesan air. 

    Aku teringat kembali cerita warga tentang rumah ini yang katanya banyak hal aneh yang terjadi. Aku berusaha untuk tidak mempercayai hal itu dan sampai saat ini aku pun tidak menemui ada keanehan, mudah mudahan sampai selanjutnya tetap baik baik saja. 

    Setelah mandi di kamar mandi yang airnya tidak begitu jernih mungkin karena dekat dengan rawa, sesuai dengan nama daerahnya yaitu Rawa Makmur, aku melaksanakan sholat magrib. Setelah membaca wirid dan doa aku kembali merebahkan tubuhku di atas kasur kesayanganku. Dua temanku juga belum tiba. Dalam hati aku bergumam betapa bahagianya kalau punya handphone seperti teman temanku yang anak orang kaya itu. Bisa menghubungi setiap saat mereka yang ingin dihubungi. Seperti saat ini aku ingin sekali menanyakan kepada Kak Dedi dan Kak Edi di mana posisi mereka dan apakah jadi pindah ke tempat baru ini pada malam ini ? tapi aku hanya bisa menunggu dan berharap mereka segera tiba. 

    Kak Dedi dan Kak Edi belum juga tiba. Saat ini sudah pukul 21.00, malam terasa begitu sunyi hanya suara deburan ombak laut yang begitu kencang dan semakin kencang saat malam semakin larut. Angin berhembus kencang membuat seng atap rumah yang terlepas pakunya bergerak naik turun mengeluarkan suara berisik. 

    Aku pun akhirnya tertidur di kamarku sampai pada pukul 00.30 aku terbangun oleh suara ketukan pintu rumah dan suara yang memanggil namaku. Suaranya sangat aku kenal, ya suara Kak Dedi. Bergegas aku membuka pintu rumah dan benar ternyata mereka berdua, masing masing menggendong satu tas ransel. Wajah mereka terlihat sedikit lelah. “ Wah akhirnya sampai juga Kak, aku dari kemaren sore sudah menunggu Kak” kataku, “ Iya” jawabnya singkat. Mereka berdua berjalan  menuju kamar masing masing dan langsung menutup pintu kamar mereka. Aku pun memaklumi keadaan itu berhubung hari sudah larut malam. Akupun melanjutkan tidurku dengan lebih tenang karena dua orang yang menemaniku malam ini. Meskipun masing masing tidur di kamar masing masing.

    Pukul 08.00 aku berniat mencari makanan di luar untuk sarapan pagi. Saat kubuka pintu rumah kulihat di luar ada sebuah angkot berwarna hijau bernomor B27 baru tiba dan parkir tepat di depan rumah. Pintu mobil terbuka dan kulihat Kak Dedi keluar dari bagian depan dan sejurus kemudian dari bagian belakang Kak Edi juga keluar. Ada banyak barang di dalam angkot, sepertinya perlengkapan kos dan buku buku kuliah. 

    “Hai, Di Assalamualaikum” sapa Kak Edi. “Maaf ya kami baru jadi pindah hari ini, ada kegiatan konfrerensi ormawa di kampus, molor waktunya sampai malam, maklumlah mahasiswa kan kalau diskusi agak panjang” ujar Kak Edi yang merupakan seorang aktivis di kampus. “waalaikumussalam jawabku” seraya terbengong mendengar kak Edi berbicara dan  melihat Kak Dedi yang sibuk membawa barang barang bawaannya ke dalam kamar. 

    “Lalu siapakah gerangan yang tadi malam datang?’ ujarku dalam hati. Aku yakin seyakinnya bahwa aku tidaklah sedang bermimpi tadi malam ketika mereka berdua datang. 

    “Hei bantuin dong, kok malah bengong aja” kata Kak Dedi . “Iya , ya kak” jawabku sedikit salah tingkah.


    “Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”

    Bagikan ke

    Comment Closed: Hantu di Kosan Baru

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021