KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Hanya Bayanganmu

    Hanya Bayanganmu

    BY 11 Jan 2023 Dilihat: 234 kali

    Penulis : Patrisia Carolina (Member KMO Alineaku)

    Kehilangan sosok yang selalu ada untuk kita adalah hal yang paling menyakitkan bagi kita. Orang yang mementingkan kita diatas segalanya. Orang yang selalu mendengarkan setiap ocehan yang keluar dari mulutku. Orang yang selalu memberikan bahu ketika aku menangis. Dan memberikan solusi ketika aku terkena masalah, orang yang selalu memberikan aku semangat ketika aku terjatuh. Dan yang pertama maju ketika orang-orang mencemoohku. 

    Kini telah hilang. Pergi menjauh dariku. Pergi ke alam yang berbeda. Kupandangi pigura 10r, disana terdapat potret kita berdua. Tersenyum manis. Aku bodoh, kenapa aku tidak menyadari dari awal jika kamu juga menderita. Kamu bahkan lebih menderita. Kenapa kamu harus menyembunyikan hal sebesar ini dari padaku. Apa kamu ingin aku dilanda rasa bersalah seumur hidup. Kenapa kamu tega padaku. Disaat aku menceritakan masalahku kamu selalu memberikan solusi, disaat aku menangis kamu selalu memberikan bagimu untuk aku sandar. 

    Tapi kenapa, kamu tak pernah mengatakan padaku jika kamu sakit. Aku bisa mendengarkan keluh kesahmu. Aku bisa menjadi penyemangat bagimu juga. Aku juga bisa menjadi tempat bersandar ketika badanmu sakit. Kanker otak. 

    Ya Tuhan, kenapa Engkau memberikan penyakit itu pada suamiku. Pada keluarga satu-satunya yang kupunya. Kini aku kehilangan dirinya. Tidak ada lagi yang membangunkan aku di pagi hari. Tidak ada lagi yang merengek minta makan dan tidak ada lagi kata “aku pulang, i love you”Hanya bayangan yang menemaniku.

    “Safa, hati-hati jangan lari lantainya licin,” ucap mas Devan ketika aku berlari ke arahnya. 

    “Mas kenapa pulang lama. Katanya jam lima sekarang jam setengah enam,” tanyaku bergelayut manja dalam gendongannya. Mas Devan tersenyum dan mengecup keningku.

    “Maaf jalanan macet. Istriku sudah sangat merindukanku, hmm,” ku kecup pipinya dan tertawa. Mas Devan melangkah dan aku menutup pintu. Deritan pintu menyadarkan aku dari lamunanku. Dengan cepat aku melangkah keluar untuk menyambut kedatangan mas Devan. Dengan senyuman aku membuka pintu dan kosong. Tidak ada orang disana. Aku kembali terisak. 

    “Ibu, ayo masuk nanti masuk angin,” pembantuku menuntun aku masuk dan memberikan aku segelas air. 

    “Safa, ayo makan. Mas sudah memasak makanan kesukaanmu. Nanti keburu dingin,” aku bergegas ke dapur dan tersenyum kearah mas Devan. Namun, senyumku hilang ketika bayangan itu hilang. 

    “Safa, ayo buatkan makanan untuk mas. Mas kangen masakan kamu,” tanpa menunggu aku langsung mengambil apron dan mengikat pada tubuhku. “Mas mau makan apa? Mas. Mas. Mas, kok diam katanya lapar. Ini aku mau buatkan. Ihh, kenapa tersenyum,” senyum mas Deva hilang. Lagi-lagi hanya bayanganmu.

    “Safa, dasi yang bewarna maron dimana?” Teriak Mas Devan dari dalam kamar.

    “Di tempat dasi.”

    “Tidak ada. Ayo bantu aku cari,” teriaknya lagi. Aku bergegas ke kamar dan mencari dasi itu. Dengan kesal aku memberikan dasi itu pada Mas Devan.

    “Makanya cari itu pake mata, jangan pake mulut.”

    “Cari itu pake tangan, mata untuk melihat.” Aku tahu mas Devan sedang menggodaku. 

    “Sini aku pakaikan!” Mas Devan tersenyum. Dan perlahan Mas Devan menghilang. Aku menangis sejadi-jadinya. Kenapa aku tidak bisa menghilangkannya bayanganmu. Secinta itukah aku padamu mas. Tangisanku makin besar. Pintu terbuka dan aku tidak menghiraukan, aku peluk dari dan pigura keluarga kecil kami. Aku merasa dekapan hangat di tubuhku. 

    “Iklaskan Devan, nak. Biarkan dia tenang. Ini sudah lima belas tahun. Jangan terlalu bersedia, ingat kamu punya Defa dan Vansa. Buah cinta kalian. Jangan buat anakmu menangis. Ingat pesan Devan, dia tidak ingin kamu bersedih. Dia pergi bukan karena salahmu. Ini takdir. Jangan menyalakan takdir. Devan tidak suka kamu menangis,” ucap ibu mertuaku.

    “Mom, ikhlaskan Dady. Masih ada aku yang menggantikan Dady untuk menjaga mom dan Vansa. Mom jangan bersedih, aku tidak suka. Aku janji akan menjadi seperti Dady,” ucap Dafi putra sulungku yang berusia 25 tahun.

    “Iya mom, Vansa juga tidak suka mom menangis. Nanti Vansa juga ikutan nangis. Kita sayang mom,” ucap Vansa berusia yang sudah berusia 20 tahun. Kupandangi wajah kedua anakku dan kupeluk mereka erat-erat.

    “Maafkan momy, momy tidak bisa menghilangkannya bayangan Dady. Maaf.” Tangisan kami pecah.

    “Mas lihat anak-anakmu sudah besar, Defa sekarang menggantikan posisimu sebagai CEO. Dia tampan dan mempunyai sifat sepertimu. Sedangkan Vansa sepertiku. Maaf aku tidak bisa melupakanmu. Jangan cemas aku bahagia.”


    “Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”

    Bagikan ke

    Comment Closed: Hanya Bayanganmu

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021