Murid-murid Kelas VI itu sudah duduk dengan tertib. Mereka menunggu Ibu Dina kembali ke kelas. Tak lama kemudian Ibu Dina datang.
“Aci, Vina, Keke, No’u, Kadek, ayo ikut Ibu! Kita ke ruangan Kepala Sekolah sekarang.”
“Ya, Bu,” jawab mereka berlima sambil berjalan mengikuti Ibu Dina.
“Assalamu’alaikum,” mereka masuk ke ruangan Kepala Sekolah sambil mengucap salam.
“Wa’alaikumussalam. Mari masuk, Bu Dina. Ayo, Anak-anak, duduklah dekat Ibu,” ujar Kepala Sekolah mempersilakan dengan ramah.
“Terima kasih, Bu.”
“Saya mengundang Bu Dina dan kelompok penari. Karena ada surat dari Panitia Hari Anak Nasional Tahun 2023. Sekolah kita diminta untuk menampilkan
Tarian Tidi lo O’ayabu. Tarian itu sudah dikuasai, kan?” tanya Bu Titi.
“Sudah, Bu. Tarian itu sudah pernah kami bawakan. Saat Walikota berkunjung ke sekolah ini,” jawab Aci mewakili teman-temannya.
“Tetapi ibu sarankan kalian latihan lagi. Supaya tidak lupa urutan gerakannya. Bu Dina, tolong latih lagi mereka. Mulai hari ini, ya Bu.”
“Baik, Bu,” jawab Bu Dina.
“Izin kembali ke kelas, Bu,” kata Aci dan kawan-kawannya.
“Silakan, Nak,” kata Ibu Titi sambil tersenyum kepada mereka.
Kelima murid ini sudah lama menjadi penari sekolah. Dari latihan-latihan bersama, mereka menjadi akrab satu sama lainnya. Padahal mereka berbeda latar belakang, tapi menjalin persahabatan dengan baik. Inilah wujud murid berkarakter Profil Pelajar Pancasila.
Seminggu penuh mereka latihan. Hingga tibalah acara puncak Hari Anak Nasional Tahun 2023. Acara dilaksanakan di Yiladia, Aula Rumah Jabatan Walikota. Banyak tamu yang hadir. Aci, Vina, Keke, No’u, dan Nana juga sudah siap, lengkap dengan pakaian adat.
“Semangat Anak-anak! Tampillah seperti biasanya”, kata Kepala Sekolah memberi semangat. Beliau sudah hadir di gedung itu.
“Ya, Bu!” jawab gadis-gadis kecil itu penuh semangat.
Mereka duduk teratur menunggu waktu untuk menari Tidi lo O’ayabu.
Tarian Tidi lo O’ayabu, adalah tarian klasik Gorontalo. Dalam Bahasa Indonesia bermakna Tari Kipas. Kipas merupakan simbol ketegaran seorang perempuan. Penarinya berjumlah 5 orang.
Pakaian adat yang digunakan adalah madipungu (pakaian adat yang dikenakan perempuan) dengan hiasan di kepala sebanyak 5 tangkai sunti (kembang goyang). Musik pengiringnya adalah rebana dan suling. Tarian Tidi lo O’ayabu ini ditampilkan saat menyambut tamu, syukuran, atau resepsi pernikahan.
Tarian ini memiliki 14 gerakan, Setiap Gerakan memiliki makna tersendiri. Salah satunya adalah gerakan mengibaskan kipas yang bermakna menghalau semua tantangan yang dihadapi.
Dari pengeras suara terdengar Pembawa Acara mengundang kelompok penari dari SDN 56 Kota Timur

“Hadirin yang kami hormati. Mari kita saksikan Tarian Tidi lo O’ayabu. Persembahan kelompok penari SD Negeri 56 Kota Timur, Kota Gorontalo. Tarian tidi lo O’ayabu ini merupakan tarian untuk menyambut tamu.”
Aci dan teman-temannya segera naik ke atas panggung. Berdiri sesuai posisi masing-masing. Musik pengiring sudah diputar. Mereka mulai menari dengan lemah gemulai. Dan tersenyum manis.
Penonton diam menyaksikan tarian mereka. Tak terasa berakhir sudah penampilan mereka. Tepuk tangan yang meriah terdengar memenuhi ruangan itu.
“Kalian luar biasa. Terima kasih sudah tampil maksimal,” Bu Dina berkata sambil merangkul mereka.
“Sama-sama, Bu. Ibu juga terbaik, sabar menemani kami Latihan,” ujar mereka serempak.
Kemudian mereka mengikuti acara lainnya hingga selesai. Seluruh pengisi acara adalah anak-anak. Karena hari ini tanggal 23 Juli adalah hari mereka. Hari Anak Nasional.
Kreator : Sunarsi Dai
Comment Closed: HARI ANAK NASIONAL
Sorry, comment are closed for this post.