KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Hari-hari diantara Dua Dunia

    Hari-hari diantara Dua Dunia

    BY 03 Sep 2024 Dilihat: 161 kali
    Hari-hari diantara Dua Dunia_alineaku

    Pagi itu, Rina bangun dengan perasaan berat. Ia menatap kalender di dinding, mengingat hari istimewa yang akan datang. Sebagai seorang penulis lepas, Rina sering merasa kesulitan menyeimbangkan dunia tulisannya dengan kehidupan nyata. Namun, hari ini terasa lebih sulit dari biasanya.

    “Naya, bangun. Waktunya sarapan,” panggil Rina dengan lembut pada putrinya yang masih terlelap di kamar sebelah.

    “Iya, Bu. Sebentar lagi,” jawab Naya dengan suara malas.

    Rina menyiapkan sarapan sambil merenung. Pikirannya melayang ke novel yang sedang ia tulis. Ceritanya tentang seorang wanita yang hidup di dua dunia—dunia nyata dan dunia fantasi yang ia ciptakan sendiri. Rina merasa, semakin hari, dirinya juga mulai terjebak di antara dua dunia ini.

    “Naya, ayo cepat sarapan. Kita harus segera berangkat,” kata Rina setelah melihat jam dinding.

    “Baik, Bu,” jawab Naya sambil duduk di meja makan.

    Setelah mengantar Naya ke sekolah, Rina kembali ke rumah dan membuka laptopnya. Ia menatap layar kosong, mencoba mencari inspirasi. Dunia tulisannya selalu menjadi pelarian dari kenyataan, tetapi akhir-akhir ini, dunia itu terasa lebih nyata daripada kehidupan sehari-harinya.

    Tiba-tiba, telepon berdering. “Halo, Rina. Ini Ibu. Kamu baik-baik saja? Ibu khawatir karena kamu jarang menelepon akhir-akhir ini,” kata suara di ujung telepon.

    “Iya, Bu. Maaf, aku sibuk dengan pekerjaan,” jawab Rina.

    “Kamu harus ingat untuk istirahat juga, nak. Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri,” kata ibunya dengan nada lembut.

    Rina menutup telepon dengan perasaan campur aduk. Ia tahu ibunya benar, tetapi ia merasa terjebak dalam siklus yang tak berujung. Setiap kali mencoba beristirahat, pikirannya kembali ke dunia tulisannya.

    Hari itu, Rina berusaha menulis, tetapi pikirannya terus melayang. “Aku harus menyelesaikan ini. Aku tidak bisa terus begini,” gumamnya pada diri sendiri.

    Malam tiba, dan Rina menidurkan Naya. Setelah Naya tidur, Rina kembali duduk di depan laptop. Dunia fantasinya memanggil, tetapi ia merasa semakin jauh dari kenyataan. “Apakah ini benar-benar yang aku inginkan?” pikirnya.

    Keesokan harinya, Rina mengantar Naya ke sekolah seperti biasa. Di perjalanan pulang, ia merasa pusing dan memutuskan untuk berhenti di taman. Ia duduk di bangku, menatap langit yang cerah. “Apa yang harus aku lakukan?” tanyanya pada dirinya sendiri.

    Saat itu, seorang pria duduk di bangku sebelahnya. “Maaf, saya tidak bermaksud mengganggu, tetapi Anda kelihatan cemas. Ada yang bisa saya bantu?” tanya pria itu.

    Rina terkejut. “Oh, tidak apa-apa. Saya hanya merasa sedikit lelah,” jawabnya.

    “Saya juga sering merasa seperti itu. Namaku Budi. Saya seorang ilustrator. Kadang-kadang, saya merasa terjebak antara dunia gambar dan dunia nyata,” kata Budi dengan senyum ramah.

    Rina merasa ada kesamaan di antara mereka. “Nama saya Rina. Saya seorang penulis. Saya juga merasa terjebak di antara dua dunia,” jawabnya.

    Percakapan mereka mengalir dengan mudah. Budi bercerita tentang pengalamannya sebagai ilustrator, dan Rina merasa terhibur. “Mungkin kita bisa bekerja sama. Saya bisa membantu mengilustrasikan ceritamu,” usul Budi.

    Rina merasa ide itu menarik. “Itu ide yang bagus. Terima kasih, Budi. Saya akan memikirkannya.”

    Malam itu, Rina merasa sedikit lebih ringan. Ia berpikir tentang percakapannya dengan Budi dan ide untuk berkolaborasi. “Mungkin ini bisa membantuku menemukan keseimbangan,” pikirnya.

    Hari-hari berikutnya, Rina dan Budi mulai bekerja sama. Mereka bertemu di taman, berbagi ide, dan bekerja bersama. Rina merasa semangatnya kembali. Dunia tulisannya mulai terasa lebih hidup dengan ilustrasi dari Budi.

    Namun, konflik dalam dirinya belum sepenuhnya hilang. Suatu malam, setelah bekerja keras, Rina merasa kelelahan. “Apakah aku benar-benar bisa menemukan keseimbangan?” tanyanya pada dirinya sendiri.

    Keesokan harinya, Naya melihat ibunya yang terlihat lelah. “Bu, kenapa Ibu kelihatan sedih?” tanya Naya dengan cemas.

    “Ibu hanya merasa sedikit lelah, sayang. Tapi Ibu baik-baik saja,” jawab Rina sambil tersenyum.

    Naya memeluk ibunya erat. “Ibu harus istirahat. Naya tidak ingin Ibu sakit.”

    Kata-kata Naya membuat Rina tersadar. Ia harus menemukan cara untuk menjaga keseimbangan antara dunia tulisannya dan kenyataan. Dengan dukungan Naya dan Budi, Rina mulai mengatur waktu dengan lebih baik. Ia belajar untuk beristirahat dan menikmati waktu bersama Naya.

    Kolaborasi dengan Budi juga semakin berkembang. Mereka berhasil menyelesaikan proyek bersama dan mendapat banyak pujian. Rina merasa bangga dan bahagia. “Terima kasih, Budi. Kamu telah membantuku menemukan kembali semangatku,” kata Rina.

    “Senang bisa membantu, Rina. Kita harus terus berkreasi bersama,” jawab Budi dengan senyum.

    Hari-hari berlalu, dan Rina menemukan keseimbangan antara dua dunia yang ia jalani. Ia belajar bahwa penting untuk menikmati setiap momen dan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

    Suatu malam, saat Rina dan Naya duduk di teras rumah, Naya berkata, “Bu, Naya bangga pada Ibu. Ibu selalu kuat dan tidak pernah menyerah.”

    Rina tersenyum, memeluk putrinya erat. “Terima kasih, sayang. Ibu juga bangga pada kamu. Kita akan selalu bersama, menghadapi apapun yang datang.”

    Dalam setiap langkah yang diambilnya, Rina tahu bahwa cinta dan dukungan dari orang-orang terdekat memberinya kekuatan untuk terus maju. Hari-hari di antara dua dunia kini terasa lebih ringan, penuh dengan harapan dan kebahagiaan.

     

     

    Kreator : Masniya Ulfah

    Bagikan ke

    Comment Closed: Hari-hari diantara Dua Dunia

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021