“Sampah hingga saat ini cukup meresahkan, baik di luar negeri maupun dalam negeri. Setiap hari sampah terus meningkat. Penggunaan tempat minum plastik yang dapat digunakan beberapa kali dapat mengurangi sampah. Tahukah anak-anak bahwa plastik adalah jenis sampah yang sulit terurai oleh proses alam dan merupakan salah satu pencemar, nah pernahkah kalian mendengar kata tumbler atau tempat minum yang bisa dibawa kemana-mana yang terbuat dari plastik?, sebentar kami bagikan sangat berguna sebagai tempat air minum yang bisa anak-anak gunakan berkali kali.” penjelasan yang disampaikan oleh salah seorang dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan {(DLHK) kepada anak-anak didik kami.
“Di sini kami membersamai empat orang tamu dari Perancis. Silahkan anak-anak bertanya terkait sampah plastik,” lanjut penjelasan dari DLHK.
Usai tanya jawab, para tamu dipersilahkan untuk mengunjungi bank sampah sekolah, namun baru saja keluar pintu ruang guru, anak-anak sudah berteriak.
“Mister…mister…mister… “
“Ya…ya…, “ jawab mereka.
Belum juga sampai ke tempat bank sampah, anak-anak riuh berhambur mendekati tamu yang datang ke sekolah, pasalnya empat orang berkebangsaan Prancis yang membuatnya antusias mendekati tamu. Hal yang tidak biasa bagi anak-anak kami dikunjungi oleh orang asing. Kedatangan empat orang asing tersebut guna melihat dan menimbang langsung sampah yang sudah dikumpulkan oleh anak-anak didik kami.
Terdengar salah satu anak didik kami mencoba bertanya menggunakan Bahasa Inggris yang masih belepotan.
“Where come from…where come from?”
He…He…He…
Yang seharusnya menurut tata Bahasa dalam Bahasa Inggris, “Where do you come from?”
“We come from France, “ jawab mereka dengan ramah.
Keringat membasahi wajah keempat tamu yang berasal dari negara tersebut, namun keramahan menyapa anak didik kami tetap terlihat, pun senyuman yang tak pernah hilang.
Satu hal yang membuat kami, para guru, merasa lucu adalah pola anak didik kami. Mereka antusias meminta untuk berfoto dan tanda tangan secara bergantian.
“Wah…wah… Bagai artis, meminta tanda tangan pula,” kata salah seorang teman yang berdiri depan ruang guru.
“Anak-anak baru kedatangan tamu dari luar negeri, makanya sambutannya juga seperti itu,” ujarku sambil senyum-senyum melihat kelakuan mereka.
Kendati kami sudah bersuara menggunakan microphone untuk menghentikannya dan masuk kembali ke kelas masing-masing, tak satupun yang beranjak dari tempat mereka berkerumun.
Entah siapa yang memulai untuk membawa buku dan pulpen guna meminta tanda tangan, yang pasti tidak hanya satu anak yang membawanya. Hampir semua, kecuali yang duduk di kelas satu.
Pada akhirnya, kami pun tak tega menyuruh mereka masuk ke kelas masing-masing, membiarkan untuk bersalaman, berfoto dan meminta tanda tangan adalah pemandangan yang jarang terjadi di sekolah kami. Namun aktivitas mereka tetap terpantau.
Pukul 11.00 tamu pamit pulang karena sampah yang sudah dikumpulkan anak-anak kami sudah berpindah di mobil yang akan mengangkut sampah tersebut. Lumayan juga banyaknya. Luar biasa yang sudah dikumpulkan dan jenisnya hanya sampah plastik.
Masalah sampah plastik mungkin terkesan sepele, tapi dampaknya bagi lingkungan sangat luar bisa. Bukan untuk masa yang akan datang tapi juga di masa sekarang. Mulailah lebih bijaksana dari sekarang untuk mengurangi penggunaan bahan yang terbuat dari plastik. Selamatkan pencemaran lingkungan dari sampah plastik ya!.
Terima kasih untuk pak Mansur salah satu guru di sekolah kami yang menjadi penanggung jawab bank sampah. Semangat untuk menjaga sekolah tetap dalam keadaan bersih.
****
“ Setiap plastik yang kamu buang akan bertahan lebih lama daripada dirimu di bumi ini. Pikirkan sebelum kamu membuangnya. “
Kreator : Indarwati Suhariati Ningsi
Comment Closed: Hari Peduli Sampah
Sorry, comment are closed for this post.