Jesi adalah seorang mahasiswa yang tekun dan bersemangat. Kehidupan kampusnya penuh dengan tantangan dan tanggung jawab, namun dia selalu berusaha menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional. Meskipun dia baru saja mengalami kehilangan besar dengan meninggalnya sang ayah pada tahun 2023, Jesi tetap fokus pada pendidikannya.
Saat ini, Jesi belum tertarik untuk bergabung dengan organisasi di kampusnya. Dia lebih memilih untuk fokus pada pelajaran dan tugas-tugas kuliah. Dalam kesehariannya, Jesi sering kali mengerjakan tugas kelompok yang biasanya berupa makalah dan PowerPoint. Namun, yang sering terjadi adalah teman-teman kelompoknya cenderung malas dan tidak berkontribusi dalam penyelesaian tugas. Jesi pun tidak ambil pusing. Baginya, mengerjakan tugas sendiri adalah kesempatan untuk belajar lebih dalam dan memahami materi.
Menurut Jesi, proses pengerjaan tugas kelompok adalah momen penting untuk belajar. Dari mencari dan menyusun materi hingga menyajikannya dalam bentuk makalah dan PowerPoint, semua itu merupakan bagian dari proses belajar yang sangat berharga. Teman-teman yang tidak berkontribusi hanya akan merugikan diri mereka sendiri karena tidak mendapatkan ilmu dari proses tersebut. Jesi berpikir bahwa tugas kuliah adalah tentang menimba ilmu, dan dia ingin memastikan bahwa dia mendapatkan manfaat maksimal dari setiap tugas yang diberikan.
Di tengah kesibukannya sebagai mahasiswa, Jesi juga harus menghadapi kesedihan mendalam akibat kehilangan ayahnya. Rasa rindu dan kesedihan sering kali melanda, namun Jesi tetap berusaha untuk tidak membiarkan perasaan tersebut mengganggu kuliahnya. Dia menyadari bahwa meskipun kehidupan pribadi dan profesionalnya sangat berbeda, keduanya tetap harus dijalani dengan seimbang. Ketika berada di kampus, Jesi berusaha untuk menjadi profesional dan fokus pada tugas-tugasnya, meskipun hatinya sedang berduka.
Keseimbangan ini terlihat jelas dalam cara Jesi menghadapi tugas presentasi di kelas. Teman-teman kelompoknya sering kali lebih mementingkan penampilan daripada substansi presentasi. Mereka sibuk dengan make up dan gaya berpakaian, sementara Jesi memilih untuk fokus pada materi. Baginya, esensi dari presentasi adalah menyampaikan informasi dengan jelas dan tepat, bukan sekadar tampil menarik di depan dosen dan teman-teman. Jesi selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam setiap presentasi, meskipun sering kali dia harus melakukannya sendirian. Dia menjadi moderator, pemateri, dan penjawab pertanyaan, semua dilakukan sendiri karena teman-temannya tidak mau membantu.
Beberapa teman-temannya menganggap Jesi berusaha mencari perhatian atau ingin tampil menonjol di depan dosen. Namun, kenyataannya adalah Jesi terpaksa melakukan semua itu karena teman-teman kelompoknya tidak berkontribusi. Jesi melihat perilaku teman-temannya yang individualis dan tidak mau membantu sebagai cerminan dari kurangnya pemahaman mereka tentang arti sebenarnya dari tugas kelompok. Menurut Jesi, tugas kelompok seharusnya dikerjakan bersama-sama, namun kenyataan yang dia hadapi seringkali berbeda.
Jesi merasa bahwa perilaku teman-temannya yang malas dan tidak mau berkontribusi mencerminkan kurangnya rasa tanggung jawab dan kedewasaan. Mereka lebih memilih mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama. Hal ini membuat Jesi merasa prihatin, terutama karena dia tahu bahwa tujuan dari kuliah adalah untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan mempersiapkan diri untuk masa depan. Jesi yakin bahwa menjadi mahasiswa yang baik berarti harus serius dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan.
Selain itu, Jesi juga mengamati bahwa banyak teman-temannya yang tidak fokus pada perkuliahan. Mereka sering kali tidak tahu jadwal mata kuliah atau tidak mengerti materi yang sedang diajarkan. Jesi merasa bahwa perilaku seperti ini hanya akan merugikan diri sendiri dan membuang-buang uang orang tua yang telah membiayai kuliah mereka. Baginya, kuliah adalah kesempatan berharga yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin.
Jesi percaya bahwa keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional sangat penting. Dia berusaha keras untuk menjaga keseimbangan ini meskipun dalam situasi yang sulit. Kehilangan ayahnya merupakan pukulan berat, namun Jesi bertekad untuk tetap fokus pada pendidikannya. Dia ingin menjadi mahasiswa yang berprestasi dan bisa membanggakan keluarganya, terutama ibunya yang kini menjadi satu-satunya orang tua yang dia miliki.
Dalam pandangan Jesi, teman-temannya yang malas dan tidak berkontribusi seharusnya lebih sadar akan tanggung jawab mereka sebagai mahasiswa. Jika mereka merasa kesulitan dalam mengerjakan tugas, sebaiknya mereka belajar dan berusaha memperbaiki diri. Jesi berharap bahwa perilaku malas dan individualis ini tidak akan terbawa hingga ke dunia kerja nantinya. Dia pernah melihat fenomena di platform TikTok dimana banyak orang yang hanya mengerjakan satu pekerjaan tetapi diminta mengerjakan pekerjaan teman-teman lainnya tanpa mendapat bayaran tambahan. Jesi merasa bahwa ini adalah bentuk ketidakadilan dan eksploitasi yang seharusnya tidak terjadi.
Jesi menyadari bahwa kehidupan tidak selalu adil dan akan selalu ada orang yang malas dan tidak bertanggung jawab. Namun, dia bertekad untuk tidak menjadi seperti itu. Jesi percaya bahwa dengan menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional, dia bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan siap menghadapi tantangan di masa depan.
Cerita tentang Jesi ini memberikan pelajaran penting tentang pentingnya tanggung jawab, dedikasi, dan keseimbangan dalam menjalani kehidupan. Meskipun menghadapi banyak tantangan dan kesulitan, Jesi tetap berusaha untuk menjadi mahasiswa yang baik dan menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesionalnya. Semoga cerita ini bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk lebih menghargai pendidikan dan bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan.
Kreator : JESINTA DEWI SRIKANDI
Comment Closed: Harmoni Semangat yang Berkobar
Sorry, comment are closed for this post.