Makassar, 20 Agustus 2024
Di sebuah sekolah Katolik yang penuh dengan semangat belajar dan kebersamaan, ada seorang siswa bernama Galileo. Galileo dikenal sebagai anak pintar dan berhati mulia, namun belakangan ini dia merasa sedih. Teman-temannya selalu membicarakan barang-barang mahal yang mereka miliki, seperti ponsel terbaru atau sepatu merek terkenal. Galileo merasa kurang yakin diri karena tidak punya barang semacam itu. Suatu hari, Galileo duduk sendirian di sudut lapangan sekolah, merasa iri dan kecewa.
Akan tetapi, suatu hari, guru agama mereka, Sr. Agnes, mengajak seluruh kelas untuk membahas ayat tertentu dari Injil. Mereka membaca dari Injil Matius 19:23-30, yang berbicara tentang betapa sulitnya bagi orang kaya untuk masuk Kerajaan Surga. Sr. Agnes menjelaskan bahwa Yesus mengajarkan agar kita jangan terikat pada harta duniawi. “Kebahagiaan sejati bukan dari barang yang kita miliki, tetapi dari cinta, kebaikan, dan iman kepada Tuhan,” kata Sr. Agnes.
Setelah pelajaran itu, Galileo mulai merefleksikan kembali perasaannya yang dulu. Dia menyadari bahwa meskipun tak punya barang mahal, dia memiliki keluarga penuh kasih, teman-teman yang setia, dan iman yang kokoh. Galileo memutuskan untuk lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dalam hidupnya. Dia mulai membantu teman yang kesulitan dalam pelajaran, ikut serta aktif dalam kegiatan gereja, serta selalu berusaha bersikap ramah kepada semua orang.
Pada suatu hari, saat Galileo sedang membantu seorang teman yang kesulitan memahami pelajaran matematika, temannya berkata, “Galileo, kamu memang teman yang baik. Kamu selalu ada membantu orang lain.” Kata-kata itu membuat Galileo merasa sangat bahagia dan bersyukur. Dia menyadari bahwa kebahagiaan sejati datang dari memberi dan berbagi, bukan dari memiliki barang-barang mewah.
Di akhir tulisan ini, mari kita renungkan kata-kata dari Santo Fransiskus dari Assisi, “Orang yang tak memiliki apa-apa adalah orang yang paling kaya, karena mereka memiliki Tuhan sebagai harta yang tak pernah habis.” Dengan memahami bahwa harta bukanlah segalanya, kita bisa hidup dengan lebih damai, penuh cinta, dan dekat dengan Tuhan.
Semoga kisah Galileo ini bisa menginspirasi kita semua untuk lebih menghargai hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup kita. Ingatlah, kebahagiaan sejati tak datang dari apa yang kita miliki, tetapi dari siapa kita di hadapan Tuhan dan bagaimana kita memperlakukan sesama.
“Kebahagiaan sejati datang dari memberi dan berbagi, bukan dari memiliki barang-barang mewah.”
Refleksi
Seorang pemenang selalu melakukan refleksi diri untuk segera mendapatkan pembelajaran yang maksimal. Luangkan waktu dan tuliskan apa yang kamu pelajari.
- Pembelajaran terbesar saya hari ini adalah…
- Formula yang paling berkesan untuk saya adalah…
- Hari ini saya sangat bersyukur karena…
Kreator: Silvianus
Comment Closed: Harta bukanlah segalanya
Sorry, comment are closed for this post.