Di era yang semakin maju saat ini, semua serba cepat, serba mudah sat set sat set kalau kata anak zaman sekarang. Banyak hal positif yang diperoleh begitu juga dengan hal negatif. Kemudahan mengakses informasi membuat masyarakat saat ini mudah untuk mendiagnosa atau menganalisa sendiri dengan keterbatas pengetahuan akan literasi, apa-apa langsung di telan mentah-mentah tanpa di cek terlebih dahulu. Apalagi jika narasumbernya artis/youtuber idola atau tokoh masyarakat tertentu sudah pasti di percaya. jangankan membandingkan informasi untuk mencari kebenaran, di cek saja tidak, sudah yakin pasti benar.
Tingginya tingkat stress masyarakat akibat kemudahan mengakses informasi memunculkan istilah lucu tapi rancu, pasti sangat tidak asing di telinga kita dengan kata-kata “Healing” kesal sedikit healing, dimarahi bos healing, bosan dengan rutinitas apapun itu harus healing. Aktivitas healing yang dimaksud seperti nonton di bioskop, karokean, belanja online sepuasnya, makan sampai puas, Jalan-jalan sama teman, itu semua disebut “healing” pokoknya apapun kegiatannya disebut healing. Ayo ngaku… bener apa betul?, kan senyum-senyum sendiri. Baiklah mari kita sama-sama belajar tentang apa itu healing sehingga begitu popular di kalangan masyarakat saat ini.
Healing sendiri merupakan kata yang diambil dari bahasa inggris, jika diartikan secara kamus yaitu penyembuhan. Istilah Healing yang saat ini begitu popular di kalangan masyarakat, bahkan setiap hari kita temukan hampir di seluruh konten social media wara-wiri kata “Healing” mulai dari postingan, caption, komentar, status WA, Story, dll. Healing atau penyembuhan sebenarnya memiliki makna yang cukup luas, arti healing juga dapat dimaknai dengan penyembuhan jiwa, perasaan, batin dan juga fikiran, atau istilah saat ini lebih dikenal dengan Self Healing.
Apa yang di sembuhkan? Titik berat dari self healing itu sendiri lebih kepada perasaan, self healing adalah sebuah proses penyembuhan luka batin yang mengganggu kondisi individu. Diakui atau tidak semua orang pernah merasa terluka, kecil atau besar tetaplah luka, salah satunya luka batin. Terjadinya luka batin dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti perasaan penolakan, perasaan tidak diakui, perasaan gagal, hal tersebut menimbulkan luka batin pada diri seseorang, hal tersebut bisa terjadi pada masa kecil seseorang, pada saat mulai beranjak dewasa, luka itu tersimpan erat. Sebelum membahas self healing lebih jauh mari kita berkenalan dulu dengan wilayah yang memerlukan healing yaitu perasaan.
Bersyukurlah kita sebagai manusia dianugerahi berbagai macam bekal untuk menjalani hidup di antaranya adalah rasa, rasa memiliki peran penting dalam menunjang kehidupan kita, karena tidak semua hal dalam hidup bisa dipecahkan oleh akal, maka perasaan memiliki peran yang cukup penting , bahkan banyak hal justru rasa lah yang menjadi sumber utama, baik sumber masalah bahkan solusi, tergantung bagaimana kita mendapatkannya.
Perasaan dasar manusia menurut Paul Ekman diantaranya ada enam yaitu perasaan Sedih, marah, kecewa, terkejut, takut dan jijik. Rasa adalah sesuatu yang kompleks yang melibatkan pengalaman perilaku dan fisiologis yang digunakan untuk menangani masalah atau peristiwa yang dialami individu. Mudahnya emosi atau rasa adalah respon otomatis dari manusia terhadap kejadian yang menimpanya.
Setiap orang pernah mengalami berbagai macam perasaan yang ditimbulkan dan atau dalam menghadapi kejadian hidupnya, dari senang, sedih, marah, kecewa, terkejut, jijik dan rasa lainnya yang diakibatkan oleh respon tubuh terhadap kejadian. Dari perasaan dasar tersebut berkembang lagi menjadi banyak rasa dan kebanyakan pengembangan perasaan tersebut didasari oleh ego. Setiap manusia memiliki keakuan atau ego, akan tetapi selama ego itu tidak mengganggu ego makhluk lainnya hal tersebut tidak menjadi soal dan memang kita diharuskan memiliki ego untuk mempertahankan diri kita.
Yang menjadi masalah adalah ketika ego tersebut menimbulkan kemelekatan atau perasaan memiliki yang kuat terhadap objek tertentu dan bersinggungan dengan objek lain, atau yang lebih dikenal dengan egois. Merasakan apapun itu perasaannya baik untuk pertumbuhan mental kita sebagai manusia, karena tentu ada pembelajaran di dalamnya. Akan tetapi lain halnya jika rasa yang dibumbui kemelekatan yang ditimbulkan oleh ego sering membuat manusia menjadi berambisi akan sesuatu yang merasa menjadi miliknya. Maka yang terjadi adalah ketidakmampuan memahami perasaannya sendiri, maka akhirnya yang terjadi adalah ketidakmampuan mengelola perasaan tersebut, seperti tidak mampu mengekspresikan perasaan, menggenggam erat perasaan sakit atau marah berkepanjangan dan bahkan ketidakmampuan menyadari apa yang sedang dirasa (terjadi pada orang-orang yang dimanipulasi).
Sebagai individu apakah pernah mengalami perasaan seperti yang disebutkan tadi?, pernahkah kamu merasakan tiba-tiba merasa sedih padahal kamu merasa sedang baik-baik saja?, atau kesalahan kecil yang dilakukan temanmu membuatmu tiba-tiba tersinggung atau teraduk-aduk perasaan, padahal jika menggunakan akal di logikakan semua masih bisa di maklumkan.
Manusia cenderung berusaha mendapatkan apa yang diinginkannya. Segala usaha upaya dilakukan untuk mendapatkan yang diinginkan, hal tersebut menumbuhkan kemelekatan atau perasaan yang kuat atas sesuatu yang pada akhirnya secara sadar atau tidak melukai hatinya sendiri. diantaranya perasaan yang bercampur dengan ego kemelekatan) adalah rasa benci, dendam, depresi, putus asa, iri, dengki, kecemasan berlebihan, kesepian, dan penyesalan yang mendalam (trauma).
Manusia di era modern saat ini sering mengeluhkan jika dia merasa “Lelah” tapi tidak tau karena apa, hal tersebut terjadi karena mereka tidak menyadari bahwa mereka memiliki luka batin yang sejak lama menggerogoti nya. Luka batin akibatnya lebih mengerikan dari penyakit kanker, bahkan beberapa ilmuwan menemukan bahwa penyakit fisik itu disebabkan oleh luka hati. Bahkan sebelum ilmuwan meneliti hal tersebut Rasulullah SAW bersabda:
“Ketahuilah bahwa dalam jasad manusia ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah ia adalah Hati.” (HR Bukhari & Muslim) maksudnya adalah jika hatinya baik maka fisik dan mentalnya pun akan baik / sehat, jika terluka atau sakit maka fisik dan mentalnya akan sakit.
1 Komentar Pada Healing oh Healing……Yakin Kamu Sudah Healing?
Selamat buat Eka Patmawati.
Ulasan yang cukup lugas. Bagus.
Semangat ya untuk terus menulis.