KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Hidup Akan Baik-Baik Saja

    Hidup Akan Baik-Baik Saja

    BY 12 Apr 2025 Dilihat: 62 kali
    Perihal Mengelola Rasa_alineaku

    Sejauh ini tenang dalam menikmati perjalanan kehidupan menjadi suatu hal yang sangat penting, untuk terus diperhatikan. Di tengah bermunculan mental illness, yang bisa datang kepada siapapun, terlebih tidak mampu memanage pikiran dan pengaruh negatif yang muncul. 

     

    Dulu, sebelum mengenal dunia maya juga media sosial. Arus informasi didapat hanya dari lingkungan sekitar, media cetak juga televisi. Setelah perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, kemudahan mengakses informasi di media sosial semudah mengedipkan mata. Tidak merasa nyaman dengan satu suguhan konten, bisa beralih dengan suguhan yang lain. Terpampang nyata baik hal yang menyedihkan maupun hal yang membahagiakan. Sehingga pikiran dan hati terbanjiri dengan suguhan yang sedikit banyak berdampak pada perasaan dan pola pikir. 

     

    Informasi yang tidak dapat lagi dibendung arusnya memberikan efek domino, lambat laun tanpa dirasa muncul semacam validasi dalam diri terhadap suguhan konten maupun informasi yang dilihat. Betapa validasi itulah yang membuat hidup terasa tidak baik baik saja. 

     

    Semula gawai dengan merk yang standar dirasa sudah cukup, seketika ingin mencoba yang lebih lengkap fitur juga penampilannya. Semula terasa cukup sebagai media komunikasi, kini menjadi tolak ukur sebuah gengsi ataupun status sosial. Tidak hanya ingin menaikan status kehidupan, tapi juga keinginan keinginan yang belum sesuai kebutuhan terkesan dipaksakan hanya karena sebuah validasi dari media sosial. Gaya hidup semakin terasa berat, ketika melihat dan menjadikan media sosial sebagai perbandingan hingga perlombaan. 

     

    Boleh berangan lebih, tetapi hendaknya menempatkan rasa syukur dan cukup sebagai pondasinya. Agar yang dilihat dari media sosial bukan untuk ajang berlomba namun fatamorgana semata. Terkadang, apa yang nampak indah dari media sosial seseorang tidak selalu indah pada kenyataannya. Teringat sebuah tulisan, karyawan yang berdasi dan ber pantofel mengkilap menaiki mobil dengan keluaran terkini, tidak pernah menampakkan lelahnya bekerja. Seorang ibu dengan anak yang selalu ceria dan lucu, tidak pernah menampakkan ujian berat masa masa mengasuh putra putrinya. Sepasang suami istri yang telah menjalani rumah tangga belasan tahun, dengan bahagia membagikan momen travelling maupun sekedar menyeruput kopi di cafe sudut kota, tidak pernah menampakkan tangisnya menjalani ikhtiar panjang penantian. 

     

    Begitulah hidup akan baik baik saja ketika tidak menjadikan media sosial ruang untuk validasi diri. Gaji sedikit akan tetap terasa cukup dan berkah setelah terucap kata syukur alhamdulillah. Rumah sempit akan terasa lapang jika penghuni ikhlas menempatinya. Kendaraan yang masih layak dipakai dan masih mampu menjadi transportasi untuk bekerja, akan terasa nyaman jika diniatkan untuk beribadah menafkahi keluarga. Masakan sederhana yang tersaji di meja makan akan terasa lebih sedap dan mengenyangkan, jika diracik oleh tangan yang selalu memanjatkan doa. 

     

    Semua terasa cukup, semua terasa baik baik saja, ketika diri tidak bermudah mudahan dalam memvalidasi nikmat yang sudah diberikan. Titipkan segala kekhawatiran hidup kepada Allah, setelah ikhtiar panjang yang telah dijalani. Hidup akan terasa baik baik saja. Bukankah Allah telah berfirman dalam surat An-Najm ayat 48, “Dan, Dialah yang memberikan kekayaan dan kecukupan.”

     

    Ternyata Allah sudah menakar dengan sebaik baiknya, nikmat yang diberikan kepada hamba hamba-Nya. Mari berhenti menghawatirkan akan hal hal yang nampak dari apa yang dilihat. Karena keindahan dan kebahagiaan dari media sosial hanya bunga dunia yang bi dikecap sesaat. 

    Wallahu A’lam. 

     

    Kreator : Diyah Laili

    Bagikan ke

    Comment Closed: Hidup Akan Baik-Baik Saja

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021