KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Hidup Tak Sampai Ke Surga

    Hidup Tak Sampai Ke Surga

    BY 28 Feb 2023 Dilihat: 71 kali

    Kalau kita ingin menjadi penghuni Surga tentu harus dapat ridha dan rahmat Allah, Tuhan yang maha Esa. Sejumlah ulama muslim mengatakan, “Orang masuk Neraka ibarat curah hujan lebat, begitu banyak gak terhitung”.

    Sebaliknya masuk Surga begitu sulit … Ibarat memasukan unta ke lubang jarum. Dua narasi ini menjelaskan mudahnya masuk Neraka dan sulitnya masuk Surga. Makanya para ulama mengatakan hanya karena rahmat Allah lah seseorang bisa masuk Surga.

    Rajin ritual, bolak balik ke tanah suci, dermawan, menyantuni anak yatim, pakai jubah serba putih, peci putih, rambut putih, janggut putih, istri tiga, punya pesantren besar, hafiz dan segalanya serba terlihat alim.

    Bukan itu yang membuat seseorang masuk Surga … Sekali lagi hanya karena rahmat dan ridha Allah saja seseorang bisa masuk Surga. Allah lah sebagai pemilik segalanya, Restu Ilahi, kunci segalanya … Allah ridha, segalanya mudah.

    Bagaimana supaya Allah ridha dan selalu memberi rahmat pada kita sampai akhir hayat dan sampai rahmat masuk Surga … Ini tentu tak mudah dan butuh ilmu. Jadilah pribadi berilmu, beriman dan beramal. Iman kita, amalan kita yang sesuai ilmu agama tentu akan sangat baik.

    Tak mudah memahami agama dan pengetahuan terbaik. Setidaknya marilah kita miliki mentalitas Lillah. Apa itu mentalitas Lillah. Tiada lain adalah jadilah pribadi yang selalu ridha pada Allah, apa pun yang kita alami. Segalanya kaitkan, gantungkan, hubungkan dengan Allah.

    Bila kita selalu ridha pada Allah, semoga Allah pun ridha pada kita. Allah tergantung prasangka hamba Nya. Mari kuatkan mentalitas prasangka positif pada Allah. Kuatkan mentalitas Lillah. Mentalitas meng-Allah. Menjadikan Allah sebagai segalanya atas apa yang terjadi.

    Kita akan sampai ke Surga bila Allah memberi restu. Kita tidak akan sampai ke Surga bila Allah tak restu. Ada satu rahasia hidup terkait ridha Allah. Apa itu … Ridha manusia kepada sesama manusia. Bila sesama manusia saling ridha, saling mencintai, saling memberi manfaat dan menyukai kebaikan maka Allah ridha.

    Allah tak butuh manusia, Allah tak tergantung manusia. Allah tak rugi manusia berbuat dosa atau pun berbuat kebaikan. Namun manusia tergantung Allah, tergantung sesama manusia. Gantungkan iman Mu pada Allah dan kaitkan keseharian Mu pada amaliah terbaik pada sesama.

    Bisa jadi Surga kita kelak terkait muamalah kita. Surga kita terkait amalan kita pada sesama. Bagaimana sikap kita pada sesama adalah bagaimana ridha Allah pada kita . Saya curiga ridha Allah ada pada ridha sesama pada kita. Orang lain, sesama manusia adalah penentu adanya ridha Allah.

    Bagaimana kita ber-Tuhan akan sangat terkait dengan bagaimana kita ber-manusia. Bagaimana kita ber-manusia akan sangat terkait dengan bagaimana kita mengimani Tuhan dengan mencintai ciptaan terbaiknya yakni manusia.

    Agama, para Nabi, kitab suci semua Allah hadirkan untuk “melayani” manusia. Manusia menjadi pusat “tatasurya” kehidupan. Bisa jadi ridha sesama manusia adalah asbab ridha Allah, Tuhan yang maha Esa. Harga seorang manusia adalah harga ke Esaan Allah yang telah menciptakannya.

    Jalan menuju Surga ada di bawah telapak kaki manusia. Tidak hanya di telapak kaki Ibu kita, tetapi berada di bawah telapak kaki manusia lainnya yang harus kita muliakan sebagai sesama ciptaan Allah, Tuhan yang maha Esa.

    Memuliakan manusia sama dengan memuliakan pencipta-Nya. Bila orang lain sukses kita harus turut bersyukur dan bahagia karena itu kehendak Allah. Sukses orang lain adalah kehendak Allah, jangan iri dan dengki.

    Mayoritas kita orang lain sukses, kita iri dengki dan bahkan sakit hati. Orang lain gagal dan menderita apalagi saingan kita bahagia. Ini soalan mental kita yang buruk, tidak Lillah. Tidak lah mungkin kita masuk Surga dengan hati iri dengki. Iri dengki adalah api. Api adanya di neraka.

    Siapa saja orang yang selalu malayani, memuliakan, bahagia melihat orang lain sukses dan mendukung hajatan orang lain maka Ia adalah orang Lillah. Ia adalah orang yang akan mengundang ridha Allah dalam hidupnya dan insyaallah dalam hidup akhir keabadiannya.

    Orang iri dengki, tak bisa tidur melihat tetangga atau orang lain sukses, tak mungkin masuk Surga karena ada api dalam dirinya. Ada ketidakridhaaan dalam hatinya. Orang baik saja belum tentu masuk Surga, apalagi orang yang tak ridha melihat orang lain sukses dan bahagia.

    Hidup tidak akan sampai ke Surga bila hati jauh dari cinta dan bahagia karena Allah. Hidup tidak akan sampai ke Surga karena ridha Allah tak bisa sampai pada jiwa jiwa yang hatinya sakit. Sehat hati, sehat amal, sehat relasi, Lillah adalah dasar berkehidupan.

    Semoga kita tidak menjadi orang yang tak sampai ke Surga dan hanya sampai ke kuburan. Mari kita menuju Surga dengan memahami keinginan orang lain, layani dan muliakan. Allah ridha pada kita asbab kita cinta tanpa modus pada sesama … Ridha pada sukses orang lain, Subhanallah.

    Bagikan ke

    Comment Closed: Hidup Tak Sampai Ke Surga

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021