KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Husnudzon Kepada Sang Pencipta adalah Kunci Ketenangan Jiwa

    Husnudzon Kepada Sang Pencipta adalah Kunci Ketenangan Jiwa

    BY 29 Jun 2024 Dilihat: 302 kali
    Husnudzon Kepada Sang Pencipta adalah Kunci Ketenangan Jiwa_alineaku

    Semua yang terjadi pada kita di dunia ini benar-benar itulah yang terbaik untuk kita jalani. Tidak ada yang perlu kita keluhkan ataupun khawatirkan sepanjang Allah masih bersama kita. Tetap berbaik sangka terhadap sang pencipta karena sejatinya apa yang menimpa kita tidak pernah salah ataupun keliru sedikitpun.

    Dulu waktu masih kecil, saya selalu mengeluh kenapa saya dilahirkan dari keluarga yang kurang mampu? Kenapa orang tuaku hanya seorang penjual ikan? Kenapa saya tidak terlahir dari keluarga terpandang, kenapa orang tua saya bukan seorang kiai atau ustaz dan seterusnya.

    Ternyata dari sekian kekurangan saya tak satupun yang seharusnya saya keluhkan dari kehidupan saya ini. saya seharusnya banyak bersyukur.

    Terlalu banyak nikmat yang Allah karuniakan kepada saya yang harus saya syukuri dan manfaatkan dengan sebaik-baiknya.

    Dulu waktu terkena musibah, hidupku terasa hancur dan terus memprotes Tuhan sang Maha Menentukan. Kenapa saya yang terlahir dari keluarga miskin dikena ujian lagi. Padahal orang lain yang sudah kaya tidak mendapat ujian yang Engkau berikan kepada saya ya Allah. Sudah hidupnya sangat sempurna dari segi materi, sikapnya pun lembut dan sopan ditambah lagi dengan parasnya yang rupawan, serta ditopang oleh strata sosialnya yang berasal dari keturunan terpandang. Sungguh lengkap kehidupannya dari kacamata saya yang orang awam.

    Tapi seiring berjalannya waktu, saya semakin menyadari bahwa tidak ada yang salah dalam kehidupan saya. Yang kurang adalah rasa Syukur saya terhadap anugerah Tuhan yang diberikan kepada saya. Cara saya memandang kehidupan yang saya jalani selama ini yang keliru sehingga menganggap Allah sama sekali tidak berpihak kepadaku. Padahal begitu banyak nikmat yang diberikan Tuhan kepadaku yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

    Semakin kesini semakin saya sadari bahwa rasa syukurku sangat sedikit. Begitu melimpah Rahmat Allah kepadaku namun saya tidak mampu melihatnya karena dosa yang menggunung menyelimuti hatiku. 

    “Astagfirullahal adzim, ampuni segala dosaku ya Allah”. Apa yang Engkau berikan kepada saya sungguh tiada yang sia-sia dan semua tepat waktu, tiada yang terlambat ataupun dipercepat sungguh pas waktunya.

    Hal ini senada dengan sikap yang dianjurkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang bersabda “Allah SWT berfirman: Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku terhadap-Ku, Aku akan bersamanya jika ia berdoa kepada-Ku”. Jika kita menganggap Allah mempersulit kita dengan ujiannya maka itulah yang kita akan alami. Kita akan merasa kesulitan. Sebaliknya, jika kita selalu berprasangka baik kepada Allah, selalu menyikapi sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita ini adalah yang terbaik untuk kita jalani, maka kita akan selalu merasa bahwa kehidupan ini sungguh membahagiakan dan penuh dengan kemudahan dan kemuliaan.

    Intinya husnudzon kepada Allah SWT sebagai sang Pencipta merupakan hal yang harus kita amalkan untuk memperoleh ketenangan jiwa. Pribadi yang memiliki jiwa yang tenang tentu akan merasa bahagia, karena letak kebahagiaan berada dalam hati atau jiwa yang sumbernya dari pikiran yang selalu berbaik sangka.

     

     

    Kreator : Sitti Aman

    Bagikan ke

    Comment Closed: Husnudzon Kepada Sang Pencipta adalah Kunci Ketenangan Jiwa

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021