Semua yang terjadi pada kita di dunia ini benar-benar itulah yang terbaik untuk kita jalani. Tidak ada yang perlu kita keluhkan ataupun khawatirkan sepanjang Allah masih bersama kita. Tetap berbaik sangka terhadap sang pencipta karena sejatinya apa yang menimpa kita tidak pernah salah ataupun keliru sedikitpun.
Dulu waktu masih kecil, saya selalu mengeluh kenapa saya dilahirkan dari keluarga yang kurang mampu? Kenapa orang tuaku hanya seorang penjual ikan? Kenapa saya tidak terlahir dari keluarga terpandang, kenapa orang tua saya bukan seorang kiai atau ustaz dan seterusnya.
Ternyata dari sekian kekurangan saya tak satupun yang seharusnya saya keluhkan dari kehidupan saya ini. saya seharusnya banyak bersyukur.
Terlalu banyak nikmat yang Allah karuniakan kepada saya yang harus saya syukuri dan manfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Dulu waktu terkena musibah, hidupku terasa hancur dan terus memprotes Tuhan sang Maha Menentukan. Kenapa saya yang terlahir dari keluarga miskin dikena ujian lagi. Padahal orang lain yang sudah kaya tidak mendapat ujian yang Engkau berikan kepada saya ya Allah. Sudah hidupnya sangat sempurna dari segi materi, sikapnya pun lembut dan sopan ditambah lagi dengan parasnya yang rupawan, serta ditopang oleh strata sosialnya yang berasal dari keturunan terpandang. Sungguh lengkap kehidupannya dari kacamata saya yang orang awam.
Tapi seiring berjalannya waktu, saya semakin menyadari bahwa tidak ada yang salah dalam kehidupan saya. Yang kurang adalah rasa Syukur saya terhadap anugerah Tuhan yang diberikan kepada saya. Cara saya memandang kehidupan yang saya jalani selama ini yang keliru sehingga menganggap Allah sama sekali tidak berpihak kepadaku. Padahal begitu banyak nikmat yang diberikan Tuhan kepadaku yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Semakin kesini semakin saya sadari bahwa rasa syukurku sangat sedikit. Begitu melimpah Rahmat Allah kepadaku namun saya tidak mampu melihatnya karena dosa yang menggunung menyelimuti hatiku.
“Astagfirullahal adzim, ampuni segala dosaku ya Allah”. Apa yang Engkau berikan kepada saya sungguh tiada yang sia-sia dan semua tepat waktu, tiada yang terlambat ataupun dipercepat sungguh pas waktunya.
Hal ini senada dengan sikap yang dianjurkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang bersabda “Allah SWT berfirman: Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku terhadap-Ku, Aku akan bersamanya jika ia berdoa kepada-Ku”. Jika kita menganggap Allah mempersulit kita dengan ujiannya maka itulah yang kita akan alami. Kita akan merasa kesulitan. Sebaliknya, jika kita selalu berprasangka baik kepada Allah, selalu menyikapi sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita ini adalah yang terbaik untuk kita jalani, maka kita akan selalu merasa bahwa kehidupan ini sungguh membahagiakan dan penuh dengan kemudahan dan kemuliaan.
Intinya husnudzon kepada Allah SWT sebagai sang Pencipta merupakan hal yang harus kita amalkan untuk memperoleh ketenangan jiwa. Pribadi yang memiliki jiwa yang tenang tentu akan merasa bahagia, karena letak kebahagiaan berada dalam hati atau jiwa yang sumbernya dari pikiran yang selalu berbaik sangka.
Kreator : Sitti Aman
Comment Closed: Husnudzon Kepada Sang Pencipta adalah Kunci Ketenangan Jiwa
Sorry, comment are closed for this post.