KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Husnudzon Kepada Sang Pencipta adalah Kunci Ketenangan Jiwa

    Husnudzon Kepada Sang Pencipta adalah Kunci Ketenangan Jiwa

    BY 29 Jun 2024 Dilihat: 175 kali
    Husnudzon Kepada Sang Pencipta adalah Kunci Ketenangan Jiwa_alineaku

    Semua yang terjadi pada kita di dunia ini benar-benar itulah yang terbaik untuk kita jalani. Tidak ada yang perlu kita keluhkan ataupun khawatirkan sepanjang Allah masih bersama kita. Tetap berbaik sangka terhadap sang pencipta karena sejatinya apa yang menimpa kita tidak pernah salah ataupun keliru sedikitpun.

    Dulu waktu masih kecil, saya selalu mengeluh kenapa saya dilahirkan dari keluarga yang kurang mampu? Kenapa orang tuaku hanya seorang penjual ikan? Kenapa saya tidak terlahir dari keluarga terpandang, kenapa orang tua saya bukan seorang kiai atau ustaz dan seterusnya.

    Ternyata dari sekian kekurangan saya tak satupun yang seharusnya saya keluhkan dari kehidupan saya ini. saya seharusnya banyak bersyukur.

    Terlalu banyak nikmat yang Allah karuniakan kepada saya yang harus saya syukuri dan manfaatkan dengan sebaik-baiknya.

    Dulu waktu terkena musibah, hidupku terasa hancur dan terus memprotes Tuhan sang Maha Menentukan. Kenapa saya yang terlahir dari keluarga miskin dikena ujian lagi. Padahal orang lain yang sudah kaya tidak mendapat ujian yang Engkau berikan kepada saya ya Allah. Sudah hidupnya sangat sempurna dari segi materi, sikapnya pun lembut dan sopan ditambah lagi dengan parasnya yang rupawan, serta ditopang oleh strata sosialnya yang berasal dari keturunan terpandang. Sungguh lengkap kehidupannya dari kacamata saya yang orang awam.

    Tapi seiring berjalannya waktu, saya semakin menyadari bahwa tidak ada yang salah dalam kehidupan saya. Yang kurang adalah rasa Syukur saya terhadap anugerah Tuhan yang diberikan kepada saya. Cara saya memandang kehidupan yang saya jalani selama ini yang keliru sehingga menganggap Allah sama sekali tidak berpihak kepadaku. Padahal begitu banyak nikmat yang diberikan Tuhan kepadaku yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

    Semakin kesini semakin saya sadari bahwa rasa syukurku sangat sedikit. Begitu melimpah Rahmat Allah kepadaku namun saya tidak mampu melihatnya karena dosa yang menggunung menyelimuti hatiku. 

    “Astagfirullahal adzim, ampuni segala dosaku ya Allah”. Apa yang Engkau berikan kepada saya sungguh tiada yang sia-sia dan semua tepat waktu, tiada yang terlambat ataupun dipercepat sungguh pas waktunya.

    Hal ini senada dengan sikap yang dianjurkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang bersabda “Allah SWT berfirman: Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku terhadap-Ku, Aku akan bersamanya jika ia berdoa kepada-Ku”. Jika kita menganggap Allah mempersulit kita dengan ujiannya maka itulah yang kita akan alami. Kita akan merasa kesulitan. Sebaliknya, jika kita selalu berprasangka baik kepada Allah, selalu menyikapi sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita ini adalah yang terbaik untuk kita jalani, maka kita akan selalu merasa bahwa kehidupan ini sungguh membahagiakan dan penuh dengan kemudahan dan kemuliaan.

    Intinya husnudzon kepada Allah SWT sebagai sang Pencipta merupakan hal yang harus kita amalkan untuk memperoleh ketenangan jiwa. Pribadi yang memiliki jiwa yang tenang tentu akan merasa bahagia, karena letak kebahagiaan berada dalam hati atau jiwa yang sumbernya dari pikiran yang selalu berbaik sangka.

     

     

    Kreator : Sitti Aman

    Bagikan ke

    Comment Closed: Husnudzon Kepada Sang Pencipta adalah Kunci Ketenangan Jiwa

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021