KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • basedonmyrealitylife
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » HybridSchoolingLife

    HybridSchoolingLife

    BY 24 Sep 2025 Dilihat: 15 kali
    HybridSchoolingLife_alineaku

    Roda waktu bergulir, masa berganti seakan hanya sekejap mata saja. Banyak hal berubah, dari kebiasaan lama dipaksakan menjadi kebiasaan baru. New Normal bahasa kerennya. Yeah, pandemi covid-19 membuat dunia seperti berputar dengan arah berlawanan. 

    Dulu, seingatku ada peribahasa “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”. Tapi, kenyataannya peribahasa ini tidak berlaku bahkan bertolak belakang dengan sikon pandemi ini. Malah sebaliknya, kita dilarang untuk saling kontak dan berkumpul agar bisa mempercepat pemutusan rantai penularan virus Covid itu sendiri. 

    Dampak pandemi ini terasa sangat besar juga di bidang pendidikan. Kebijakan belajar dari rumah memaksa orang tua harus menjadi Guru pendamping anak-anak dirumah karena interaksi melalui layar pun waktunya dibatasi dengan pertimbangan kesehatan mata anak-anak. 

    Sungguh menjadi tantangan tersendiri bagi kami orang tua yang bekerja di bidang kesehatan, bagaimana bisa membagi waktu antara pekerjaan dan pendidikan anak-anak sembari berusaha memastikan kami tidak membawa virus pulang ke rumah. 

    Mama,… Miss pu suara tra jelas ini. Bagimana kah? Sa jadi tra mengerti apa yang Miss jelaskan. Ada tugas juga ini o…” keluh si sulung dengan logat Papuanya  yang kelas daringnya tersendat-sendat karena kendala cuaca, yang bukan baru 1-2 kali terjadi. Maklum, kami tinggal di pedalaman Papua, yang sinyal internetnya bergantung pada cuaca karena terhubung langsung dari satelit. Memang sih, daerah kami masih Green Zone untuk Covid-19, tapi karena alasan keamanan yang sering tidak kondusif mengakibatkan guru-guru di sini jarang berada di tempat seharusnya mereka bertugas dan imbasnya sekolahan di tutup dengan waktu yang tidak bisa ditebak sampai kapan. 

    Demi memenuhi kebutuhan anak-anak kami dalam hal pendidikan serta tanpa mengesampingkan tugas dan pelayanan kami sebagai tenaga medis di daerah pedalaman yang terisolir ini, jadilah anak-anak kami mengenyam pendidikan yang lain dari pada yang lain. 

    Jika biasanya anak-anak pergi ke sekolah, belajar dituntun guru serta bermain dengan teman sebaya dikelasnya, selanjutnya mengikuti les atau kelas tambahan seusai pulang sekolah, berbeda dengan anak-anak kami. Mereka mengikuti kelas daring, yang syukur puji Tuhan, diadakan di era New Normal dan bisa berlangsung sampai pandemi covid-19 dinyatakan telah lewat melalui Kurikulum Merdeka Belajar. 

    Anak-anak kami hanya bertemu guru sekolah ya 1 kali dalam seminggu, hanya untuk mempresentasikan hasil belajar mereka selama seminggu sebelumnya. Dan kemudian gurunya akan memberikan tugas untuk seminggu kedepannya. Interaksi dengan guru juga hanya via layar tanpa pernah bertemu langsung. Selanjutnya, anak-anak kami setiap harinya belajar dirumah dengan jadwal yang disesuaikan dengan pelajaran yang wajib mereka kuasai dan tugas dari sekolah. 

    Untuk kegiatan ekstrakurikuler, kami memanfaatkan berbagai aplikasi, baik yang gratis maupun berbayar langganan, ada guru interaktifnya atau hanya diberikan akses video tutorial, dari dalam maupun luar negeri. Anak-anak jadi terbiasa berkomunikasi dengan bahasa asing karena bertemu dengan guru-guru daring dari berbagai negara di belahan dunia berbeda. Ada banyak sekali pilihan yang beredar didunia maya, tinggal kita sebagai orang tualah yang harus bijak memilih mana yang terbaik sesuai kemampuan otak anak, penyesuaian perbedaan waktu dengan guru dari negara lain dan juga kemampuan finansial orang tua. 

    Anak-anak jadinya lebih banyak belajar dengan tuntunan orang tua di rumah, yang memberi dampak psikologis positif meningkatkan bonding antara anak dan orang tua tentunya. Namun, di lain pihak, secara psikologis anak-anak juga dirugikan karena tidak bergaul dengan teman sebayanya. Rasanya seperti mencabut hak bermain mereka. Menyakitkan namun tetap harus dilakoni dan dijalani juga. 

    #HybridSchoolingLife tercetus dari cara kami mendidik anak-anak. Karena kami, orang tua yang punya anak di pedalaman juga mau agar anak-anak kami bisa bersaing pula dengan anak-anak yang hidup, dibesarkan dan belajar di kota dengan segala fasilitasnya. Itulah yang kami perjuangkan di pemukiman tertinggi pegunungan Papua di sini. 

    Melakoni peran sebagai guru di rumah untuk dua siswa dengan rentang usia yang berbeda, dengan kebutuhan pendidikan yang berbeda, dengan sifat dan karakter anak yang berbeda pula, menjadi tantangan tersendiri bagi kami orang tua untuk bisa memfasilitasi kebutuhan pendidikan mereka. Banyak hal yang harus kami pelajari sebelum mengajarkannya pada anak-anak. 

    #HybridSchoolingLife menjadi solusi dan inovasi adaptasi pendidikan untuk anak-anak kami, yang cocok dan pas dengan sikon kami saat ini. Istilah ini muncul dari pengalaman keseharian kami, dimana ada saatnya mereka berinteraksi dengan guru dan teman sekelas melalui layar, dan ada waktunya mereka belajar langsung dari kami orang tua yang menjadi guru dirumah dengan cara interaksi bertatap muka.

    Ketika dalam pekerjaan dan pelayanan kami dituntut untuk berkontak dengan pasien yang sangat berpotensi tertular virus apa saja, dengan segala keruwetan SOP untuk pencegahan yang sangat menyita waktu saat pulang ke rumah, menjadi sumber stress baru untuk kami menyeimbangkan lagi irama kehidupan yang berpacu dengan waktu yang tak kunjung bertambah detik, menit dan jamnya disetiap hari yang kami lalui. 

    Dibatasi oleh gunung-gunung, lembah-lembah dan sungai-sungai besar secara geografis, tanpa ada akses darat untuk transportasi ke tempat kami disini, tidak menjadi alasan untuk kami berpasrah dan berpuas diri dengan segala keterbatasan yang disuguhkan untuk kami taklukkan. 

    Belum adanya layanan dari perusahaan penyedia Listrik, belum adanya sarana air bersih yang memadai, belum adanya jaringan telepon dan internet yang stabil, tidak mematahkan semangat dan tekad kami untuk mendidik anak-anak kami dengan cara dan fasilitas yang dapat kami usahakan seoptimal yang kami bisa. 

    Semoga kedepannya nanti, sistem #HybridSchooling yang kami terapkan bisa terus kami perbarui sesuai tuntutan kebutuhan zaman yang senantiasa berubah setiap saat, agar anak-anak kami pun walau lahir, besar dan di didik di pedalaman Papua, tak akan kalah bersaing dengan anak-anak seusianya di tempat lain yang lebih beradab.

     

     

    Kreator : Vidya D’CharV (dr. Olvina ML.L. Pangemanan, M.K.M.)

    Bagikan ke

    Comment Closed: HybridSchoolingLife

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak lahir begitu saja. Di balik perumusan lima sila yang menjadi pondasi bangsa ini, ada pemikiran mendalam dari para tokoh pendiri bangsa, salah satunya adalah Soekarno. Pemikiran Soekarno dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Lalu, apa saja pemikiran Soekarno tentang dasar negara […]

      Des 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021