KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • basedonmyrealitylife
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Ibu Ideal

    Ibu Ideal

    BY 28 Sep 2025 Dilihat: 11 kali
    Ibu Ideal_alineaku

    “Mama… Dimana boneka bayiku?” teriak si bungsu ketika ia bangun dari tidur siangnya dan tidak mendapati boneka bayinya di sampingnya. 

    “Jatuh di samping tempat tidur mungkin, De.” teriakku dari dapur saat itu, diikuti suara berdecit dari lantai papan rumah kami yang bernyanyi saat ada yang bergerak. 

    “Ma… Toples figurin legoku dimanakah?” teriak si sulung dengan logat Papuanya. 

    Ko taruh dimanakah kemarin? Mama su bilang toh, selesai main dirapikan and put it back to it place, as always! Biar mudah ditemukan kalo mo di pake kan, Kak?” balasku nyerocos dengan bahasa gado-gado yang kami gunakan sehari-hari di rumah. 

    Amo, ada lihat cap perusahan yang oval?”

    Tak kalah rempong Pak Suami juga menambah kemeriahan rumah di siang yang rempong ini dengan kebiasaannya yang juga selalu lupa untuk menaruh kembali barang pada tempatnya. Memang benar ya, buah jatuh tak jauh dari pohonnya, lirihku dalam hati sambil senyam-senyum dongkol sendiri. 

    Itulah sepenggal dari keseharianku yang sepertinya diputar berulang-ulang dengan nyanyian yang sama setiap hari. Selalu saja ada barang entah besar ataupun kecil yang dicari dan SELALU tidak ada ditempatnya. 

    Layaknya lagu yang terus diputar berulang kali, membuat pendengarnya hafal dari intro, lirik, ketukan, music sampai pada endingnya, dan akhirnya jadi membosankan untuk mendengarkannya kembali. Demikian juga telingaku yang sudah mencapai titik jenuhnya mendengar pertanyaan yang sama setiap harinya. Dimana ini? Dimana itu? Dan, selalu akan ku jawab dengan pertanyaan yang sama pula.

    “Kemarin habis pakai dikembalikan tidak ke tempatnya?” 

    Di rumah kecil mungil kami yang terletak di pedalaman Papua yang asri dan menggigil ini, harusnya mudah saja untuk melihat dan menemukan barang yang dicari. Toh keseluruhan rumah berada dalam radius jarak pandang mata normal. Tapi, entah mengapa ketiga sosok yang hidup serumah denganku ini selalu dan selalu saja bertanya dimana keberadaan barang yang akan mereka gunakan. 

    Padahal, anak-anakku sejak mulai belajar merangkak sudah ku latih dan ajarkan untuk mengembalikan mainan atau benda apapun yang terlihat tidak pada tempatnya. Pak Suami dan anak-anak pun ikut terlibat aktif dan wajib dalam hal membersihkan dan merapikan rumah setiap hari karena kami tidak mampu untuk menggaji ART.   

    Masih menjadi misteri bagiku, mengapa hal sepele ‘meletakkan kembali benda pada tempatnya’ menjadi hal yang sulit mereka lakukan? Apakah karena memang mereka malas melakukannya? Ataukah hanya karena mereka senang menggangguku dengan kebiasaan mereka itu? Ataukah mereka sangat hobi mendengarkan suara cemprengku menggelegar di seisi rumah sepanjang hari? 

    Sewaktu masih duduk di bangku pendidikan, pikirku cukuplah sudah pendidikan yang ku tempuh sejak TK, SD, SMP, SMA, S1, Profesi sampai S2 sebagai bekal untuk menjadi “Ibu Ideal” yang bisa memenuhi kriteria ibu terbaik yang bisa mengurus Suami dan mengurus rumah, bisa melahirkan dan mendidik anak dengan segala baik, bisa masak makanan bergizi yang menjadi favorite sekeluarga, bisa dengan sabar menjalani hari dengan senyum tanpa omelan, dan bisa jadi ibu yang sehat fisik dan mentalnya. 

    Namun, pada kenyataannya gelar “Ibu Ideal” sepertinya hanyalah wacana fiksi yang jauh dari kenyataan hidup sehari- hari. Nyatanya, pendidikan formal dibangku pendidikanpun tidaklah memadai untuk membekali diri ini menjadi “Ibu ideal” yang menjadi impianku. 

    Realita yang ada, aku hanyalah ibu yang masih perlu belajar dan terus memperbaiki diri setiap hari, karena ada saja hal yang masih kurang pas ku lakukan setiap harinya. Mulai dari masakan yang kadang tawar, kadang ke asinan. Acap kali kehabisan ide menu untuk masakan hari ini agar memenuhi gizi seimbang buat keluarga. Belum lagi kesabaran yang lebih tipis dari selembar tissue kering ini, entah bagaimana cara menebalkannya, karena setiap hari tergerus dengan hal-hal sesepele ‘meletakkan kembali benda pada tempatnya’ yang abai dilakukan pakSu dan anak-anak. 

    Ku hanya bisa berserah pada Yang Kuasa. Memohon tuntunanNya saja agar aku bisa terus belajar dan memperbaiki diri setiap saat, agar kelak bisa menjadi “Ibu Ideal” suatu saat nanti. Doaku.

     

     

    Kreator : Vidya D’CharV (dr. Olvina ML.L. Pangemanan, M.K.M.)

    Bagikan ke

    Comment Closed: Ibu Ideal

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak lahir begitu saja. Di balik perumusan lima sila yang menjadi pondasi bangsa ini, ada pemikiran mendalam dari para tokoh pendiri bangsa, salah satunya adalah Soekarno. Pemikiran Soekarno dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Lalu, apa saja pemikiran Soekarno tentang dasar negara […]

      Des 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021