KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Induk burung dan anaknya

    Induk burung dan anaknya

    BY 29 Agu 2024 Dilihat: 282 kali
    Induk burung dan anaknya_alineaku

    “Hayo terbang anakku, kau pasti bisa.”

    Anak burung itu menggelepar,mencoba untuk bisa terbang.

    “Terus…terus anakku, kau pasti bisa.”

    Sekali lagi anak burung itu mencoba terbang tapi tetap tak bisa.

    “Hayo anakku, coba lagi, apa salahnya mencoba,induk burung terus memberikan semangat, coba lagi, coba lagi, seru induk burung dengan harap-harap cemas.”

    “Sudah Bu,beberapa kali sudah kucoba, tapi aku tetap tak bisa, ibu juga tahu kan kalau bulu-buluku  masih berupa jarum-jarum, yang pastinya tidak memungkinkan untuk bisa terbang.”

    “Ibu juga tahu,tapi tak ada salahnya untuk terus mencoba.” Udara panas mulai terasa, di ufuk timur langit mulai memerah,menandai Semeru akan segera meletus.

    “Cobalah sekali lagi nak, langit mulai gelap, rintik abu mulai jatuh.”

    “Begini saja bu,sebaiknya ibu sendiri pergi tak apa aku menanti maut disini”

    “Ya tidak bisa begitu nak, mana ibu tega meninggalkan kamu dalam situasi genting seperti ini, tinggal sendirian disini.”

    “Tak apalah, ibu segera pergi, cari bapak, jika ibu tetap disini mati bersamaku, nanti tidak ada lagi burung-burung sebagai penerus generasi kita, 

    maka pergilah sekarang juga, sebelum Semeru benar-benar meletus.”

    Dengan pertimbangan sesuai dengan apa yang disarankan anaknya : ” Ya nak , ibu akan pergi,jaga dirimu baik-baik, selamat tinggal.”

    Induk burung pun terbang meninggalkan anaknya dengan perasaan tak menentu.

    Setelah tiga kali putaran dengan tak lepas memandang anak nya ia pun mempercepat terbangnya ke arah barat, menjauhi gunung Semeru yang akan segera meletus.

    Dengan bertengger diatas ranting pohon mangga yang jauh dari jangkauan letusan gunung, induk burung itupun tak lepas menatap ke arah. timur,dimana anaknya berada.

    Hatinya belum rela, belum sepenuhnya ikhlas , jika anaknya mati karena musibah letusan gunung Semeru.Tak terasa air mata pun.menetes diiringi kicau  burung yang menghiba.

    Suara dentuman gunung yang menggelegar, bumi yang berguncang, disertai deru angin  kencang yang berembus, tiba-tiba ada suara berdentum jatuh diatas tumpukan jerami ..brug…cit..cit ..cit, seperti anaknya memanggil-manggil..Rupanya anak burung terbawa hembusan angin yang menerbangkannya ke tempat induk .

    Induk burung segera bergegas mencari suara dimana keberadaan benda yang jatuh terbawa angin.

    Betapa bahagianya induk burun, bahwasanya benda yang jatuh tadi adalah anaknya.

    “Anakku, kau anakku kan, kau selamat kan?”

    “Iya Bu, Tuhan telah menolong hambanya , kita bisa hidup bersama lagi.

    “Iya nak , sini istirahatlah di bawah sayap ibu, kau pasti kedinginan.

    Betapa senang dan bahagianya induk burung dan anaknya setelah melewati hari-hari yang menegangkan.

     

     

    Kreator : Sudarsono

    Bagikan ke

    Comment Closed: Induk burung dan anaknya

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021