KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Insecure Pasca Membuat Akun Kompasiana

    Insecure Pasca Membuat Akun Kompasiana

    BY 27 Agu 2024 Dilihat: 109 kali
    Insecure Pasca Membuat Akun Kompasiana_alineaku

    Ya, ini pengalaman seru bagi ku kala membuat akun kompasiana ini, betapa tidak, rasa insecure ku keluar kala mengisi data pribadi di kolom-kolom itu. Tetapi ini justru titik serunya bagi seorang aku. Aku yang tidak punya nyali dituntut untuk memiliki nyali, aku yang suka minder, tidak percaya diri dan pemalu dituntut untuk berani tampil, semua itu dengan penuh kejujuran.

     

    Jujur dalam mengisi kolom-kolom data diri, aku mencoba semaksimal mungkin untuk jujur seluruhnya, dari mulai foto profil, yang mana aku dari dulu paling enggan memajang foto diri di media apapun “wong umah aja ndak ada pajang foto”. Tapi disini aku mencoba memberanikan diri dan memaksa diri untuk berani menampilkan bentuk diri se asli mungkin, dan ini bukan plagiat seperti yang banyak dipaparkan oleh kang Ngainun Naim didalam bukunya ‘The Power of Writing” yang mengatakan banyak plagiasi terjadi dalam tulisan, tak luput karya-karya besar dari title tinggi yakni professor, Doktor dan banyak karya ilmiah lain yang terbukti plagiasi, (ngapuntene kang nyebut Nama Panjenengan lagi di tulisan ini). 

     

    Khawatir terjebak plagiasi, aku dengan tulisan jelek ini terus berusaha untuk jujur dan belajar membuka diri. Kejujuran itu ternyata harus dimulai dari awal, ya, ketika sesuatu apapun yang paling awal dilakukan sudah dengan kejujuran, insya Allah aku yakin seterusnya akan terus jujur dalam hal apapun. Bercermin ke Rasulullah Muhammad SAW aja, awal muncul sosok manusia suci tersebut sudah dengan bentuk kejujuran. Rasanya malah keasikan membahas kata “jujur” ini, hihihi, mari lanjut setelah foto profil. 

     

    Yang kedua foto sampul, foto tersebut adalah bagian sudut dari kampung ku, aku take foto dari loteng rumah simbok ku, pagi hari antara jam 05:20 kerang lebihnya jam segitu. Untuk menemukan moment cahaya fajar yang merona. Lagi-lagi ini bentuk kejujuran bahwa ini kampungku. Hahaha, terlihat bagus karena dalam foto. Tapi semua itu natural tanpa edit dari tone foto, bahkan itu sekali take dari kamera hape jadul ku. Bener-bener 100% natural. Pun didalam foto aku tetap berusaha benar-benar jujur. 

     

    Aku lanjut untuk memulai mengisi nama, nama Amerta Raya ini, aku sengaja menggunakan nama tempat singgah, nama gubuk ku, ada makna fillosofis buat aku dari penyematan nama itu. Lah jeneng alias nama mu iki sopo? (pasti muncul di benak para pembaca) hahaha. Nama ku sangat Islami, aku malu dan merasa belum pantas dengan nama ku, karena belum relate antara makna dan sikap perilaku, apalagi makna yang sejatinya diharapkan oleh bapak dan simbok atas nama yang diberikan kepada ku. Jadi atas hal ini aku mohon maaf belum berani menyematkan nama ku. Tapi aku sangat cinta dengan nama ku, aku harus membenahi akhlak perilaku ku dengan baik dan benar dulu sehingga aku berani menyematkan dan mengemban nama yang sangat indah yang dikasih oleh bapak dan simbok ku tercinta. 

     

    Menulis alamat tempat tinggal aku pun ada rasa insecure, ya aku dari kampung, pelosok desa, sangat jauh dari kabupaten, apalagi kota jauh polll. Nama kampungku Kampung Ngepeh RT.002 RW.001 Desa Wadas Kec Plantungan Kab Kendal Jateng 51362 Indonesia. Aku tetep harus bangga dengan alamat ku ini, ini kampung dimana aku dilahirkan, kala itu belum ada listrik, listrik masuk sekitar usia ku 3-7 tahun. Tipi masih hitam putih, yang punya tipi masih berapa orang rok (pejabat Desa yang punya tipi), masih pake aki besar sumber energinya. Masa kecil ku seru. Tulisan ini bagian dari bentuk rasa syukur ku atas karunia Allah yang begitu istimewa. Nanti kapan waktu aku tulisan cerita masa kecil, hahaha. 

     

    Setelah kampung aku isi nih bagian PEKERJAAN, bahhhhhh, di sini semakin insecure, hahaha, bagaimana tidak, aku ini benar-benar pengangguran, aku pilih petani itu aja aku merasa membohongi diri sendiri, karena aku belum bisa mencangkul sawah dan ladang, aku belum bisa megawe alias bajak sawah, aku belum bisa ngelabuhi sawah, eeee kok ngaku-ngaku petani. Aku kalau besik alias ngresiki rumput liar di ladang atau cari rumput atau cari kayu masih lumayan bisa, tapi di dalam kolom pilihan yang tertera tidak ada pilihan itu, semua pilihannya tidak ada yang relate dengan pekerjaan ku. Dengan berat hati karena sedikit membohongi diri sendiri saya isi pekerjaan dengan kata “Petani”, semoga petani Indonesia sejahtera dan makmur, untuk Indonesia maju dari sektor ketahanan pangan. Aamiin, Barakallah 

     

    Demikian dulu kiranya yang bisa aku suguhkan kepada semua pembaca, mohon maaf banyak ketidak pantasan dalam tulisan ini, tidak bermutu dan tidak bergizi, renyah dan crispy. Lanjut tulisan berikutnya, karena ini hari jumat, aku ngumbah gombalan alias nyuci baju dan bersih-bersih dulu. Semoga ada setitik manfaat untuk kita semua. Sampai jumpa di tulisan yang tidak bermutu selanjutnya hihihi. Barokalloh.

     

    Ini adalah latihan menulis ku yang ke lima kali, dan ku tulis pada tanggal 09 Juni 2023. Berikut link kompasiana saya; https://www.kompasiana.com/nagariamerta5892

     

     

    Kreator : Chafid Marzuki

    Bagikan ke

    Comment Closed: Insecure Pasca Membuat Akun Kompasiana

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021