Inun kecil kepalanya didongakkan keatas,wajahnya menjulur ke depan,pelan sekali agar tak ada yang melihat.Walau gelap, matanya cermat sekali mengawasi sekeliling.Diatas lumbung padi,kepala Inun dijulurkan mengarah kebawah,memastikan derit suara pintu bambu dibuka seseorang,suara apa yang baru saja didengar
“Ssst,ssst,….nih mbak makan dulu”suara pelan adik lakinya. Hayyi mengirim makanan untuk Inun.Kemudian Hayyi, adik lakinya segera menghilang dikegelapan malam.
Sudah tiga hari tiga malam Inun berada di tempat persembunyian, lumbung padi yang hangat dan gatal itu, terpaksa harus betah berada didalamnya.Entah sampai kapan Inun sendiri tidak tau.
Inun ngambek tak mau dijodohkan diusianya yang masih sangat muda,malah masih terbilang anak-anak.
Sore itu Inun yang baru berusia 10 tahun,bermain gobak sodor di halaman Masjid,bersama teman-teman seusianya.Hampir sampai maghrib Inun dan teman-teman baru pulang hendak bebersih badan. Mandi,ganti baju kemudian ambil mukena terus ketemu teman-teman lagi di Masjid, untuk sholat maghrib.Selesai sholat maghrib Inun langsung pulang belum sempat ikut berdoa karena turutan juz ‘amma Inun ketinggalan dirumah,rencana juz amma tersebut akan dipakai mengaji dengan Ustadz.
Di rumah Inun kaget melihat banyak ibu2 membuat kue,masak-masak dan ruang depan rumah digelar tikar seperti akan ada pengajian.Tiba2 Inun ditegor sama Umi.
“Inun, gak usah balik ke Masjid ya,habis ini nanti pakailah baju yang bagus ini nak”Ujar Umi sambil menyerahkan bungkusan kepada Inun.
“Baju baru Mi”
“Iya, nanti dipakai ya” jawab Umi. Jarang-jarang Inun mendapat baju baru, kalau tidak hari lebaran,bahkan lebaran kadang tidak dibelikan sama Umi, sebagai gantinya ya cukup sandal baru. Inun girang sekali, mungkin Umi membelikan baju baru seperti yang diinginkan Inun selama ini
Inun langsung masuk kamar, dibukanya bungkusan dari Umi.Ada kebaya,kain jaret dan kerudung panjang “Kok bajunya begini” pikir Inun.
“Mi, Inun gak bisa pakai baju seperti ini Mi,tukar baju biasa saja ya Mi”
“Inun akan lebih cantik kalau pakai baju Itu”ujar Umi.
“Tapi Inun ndak bisa” protesnya
“Nanti dibantu Bulek Is yang dandani Inun”
“Kenapa harus didandani Mi”
“Malam nanti akan ada pengajian, anak Umi harus lebih cantik dari biasa” alasan Umi.
Inun tipe anak penurut,tak pernah membantah, apa yang diperintah Umi,ya itu yang akan dilakukan.
Inun kecil belum mengerti ,kalau malam itu akan dinikahkan dengan calon pilihan Abah.Inun hanya diwajibkan nurut dan manut. Lelaki yang dicalonkan untuk Inun itu sudah cukup umur,30 tahun,berbanding balik dengan Inun yang masih belia, 10 tahun
Di ruang tengah dan ruang depan, digelar tikar.Macam-macam kue dan jajanan berjajar ditata rapih di tengahnya.Masakan rawon dari dapur aromanya menyeruak sampai ke kamar Inun.
Di dalam kamar tempat tidur inun yang sederhana itu sudah dipasang sprei baru oleh bulek Is.Bulek Istiqomah adalah adiknya Umi yang diberi tugas untuk mendandani Inun.Tubuh Inun mulai dipasangkan kain jaret dan kebaya oleh bulek Is.Walau agak ribet karena tubuh Inun masih terlalu kecil untuk dipakaikan kain jaret.
Setelah selesai, baru pipi Inun yang tembem dibedaki terlebih dahulu agak tebal,celak mata dan lipstick sebagai perona.
“Bulek”
“Hemm” jawab bulek Istiqomah.
“Kenapa harus didandani sih bulek”
“Karena Inun harus lebih cantik dari yang lain”
“Kata Umi,ada pengajian, kok pakai didandani segala”
“Nanti Inun akan ngerti sendiri”.
Di luar beberapa tamu sudah mulai berdatangan, laki-laki dan perempuan.
“Inun di dalam kamar saja ya” pesan bulek Istiqomah
“Lho, Inun nderek ngaji, bulek”
“Ngajinya di dalam kamar saja, nanti bulek temani”
“Baik, bulek”tentu saja Inun senang, cukup ngaji dari dalam kamar, tidak perlu repot2 dan malu didandani menor di hadapan para tamu.Sebenarnya Inun juga malu kalau seandainya harus keluar dengan kondisi dandanan seperti ini. Toh dari dalam kamar juga terdengar suara Bpk Kiyai yang memimpin pengajian.
Inun anak yang cerdas meski demikian tetep menjadi anak yang tunduk dan patuh kepada orang yang lebih tua.Di dalam kamar Bulek Istiqomah bercerita banyak hal.Tentang keluarga,tentang pergaulan,tentang kewanitaan dan masa kecil Bulek Is.
Inun duduk berdampingan di pinggiran tempat tidur.Tiba-tiba tangan Inun dipegang bulek Is.
“Jadi perempuan itu ya nduk, harus pandai jaga diri”
“Injih Bulek”wajah Inun menunduk
“Inun sudah besar, mulai sekarang batasi bergaul dengan lawan jenis”nasehat bulek Is.
“Lawan jenis niku nopo, bulek”
Ditatapnya wajah Inun lekat-lekat,bulek Istiqomah baru menyadari bahwa keponakanya ini masih anak-anak, masih terlalu belia.Bermain di halaman Masjid saja masih campur antara laki dan perempuan.Mereka rata-rata belum mengerti batasan-batasan antara laki dan perempuan.
Menurut Umi Muntiatun,Inun baru 3 kali mengalami menstruasi.Saat ini ,saat yang tepat untuk memberi pengertian buat Inun++
.
“Coba Inun pikir,…kalau kecil lawanya apa”tanya bulek.
“Besar, bulek”
“Kalau siang,lawanya?”
“Malam”
“Kalau perempuan?”
“Laki-laki, bulek”
“Baik,….mulai sekarang Inun harus pandai batasi berteman dengan anak laki”nasehat bulek.
Inun hanya menunduk,tidak menjawab.Fikiranya melayang.Diluar terdengar suara banyak orang.Meski tidak menggunakan speker atau salon, Inun mendengar dengan jelas banyak suara Bapak-bapak.
“Ya sudah, bulek keluar dulu ya, Inun duduk manis dikamar”
“Injih bulek”
Di kamar dengan luas 3×2,Inun sendirian.Kamar yang bertembok setengah badan,sedang atas tembok terbuat dari anyaman bambu yang rapih dan kokoh.Jendela kamar juga terbuat dari kayu serutan,tanpa selotan.sebagai penguat pintu cukup dengan 2 kayu yang dipalang,kemudian dikaitkan dengan lubang kayu lainya.Sudah cukup kuat dan rapat.
Di luar kamar,terdengar suara Bapak-bapak yang sangat jelas di telinga Inun.
“Gimana Ibu2 dan Bapak2,apa acara bisa mulai?
“Injih Pak Kiyai” jawab para hadirin.
Inun tidak tau di luar ada acara apa,yang Inun tau hanya ngaji.Namun Inun mulai resah,ada sedikit perasaan janggal,karena Inun pernah melihat mbak Ginah waktu dijadikan manten juga didandani cantik seperti ini, terus dimasukkan dalam kamar dan tidak boleh keluar.
Apa iya dirinya akan dijadikan manten, ah tidak mungkin.Pikir Inun.Apa itu manten?.Sepengetahuan Inun, manten itu ya dua remaja laki dan perempuan disuruh bersalaman dan disaksikan orang banyak,kemudian dimasukkan kamar berdua saja.
Tiba tiba badan Inun terasa gemetar.
Tidak! Inun tidak bodoh.Inun fikir, kenapa acara ngaji saja kok harus didandani cantik,pakai kebaya brukat putih masih baru,penuh dengan bunga bunga
.Kain jaret warna coklat sido mukti, yang dilipit-lipit bagian depan bak kipas. Kerudung klewer warna putih sangat lebar juga baru, semua serba baru, Inun merasa diperlakukan bak ratu cantik.
“Hari ini, Ainun Muzayyanah binti Fatah, aku nikahkan dengan Hambali dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai”
“Bagaimana para jama’ah” kata Kiyai.
“Saaah” jawab hadirin serempak.
Duaarr!,runtuh sudah mimpi Inun. Inikah maksud dandanan cantik, inikah maksud tak boleh keluar, inikah maksud harus batasi bermain dengan teman lawan jenis.Gemetar badan Inun. Tiba tiba air mata Inun menetes deras. Diremas kuat baju baru yang dipakainya.
“Berarti ini Inun dinikahkan, seperti Mbak Ginah” batin Inun.
Inun kecewa, kata Umi pernah bilang kalau Inun akan disekolahkan dan mondok.Inun girang ketika dijanjikan akan dipondokkan, cita2nya ingin mondok dan memberi pengajian kepada santri abah kelak. Dan melanjutkan Pondok yang dikelola Abah Fatah. Dari kecil sudah menjadi cita-cita Inun. Namun apa kenyataanya sekarang.
Dilepas kerudung putih yang menutup kepalanya,dilempar entah kesembarang arah.Dijinjing tinggi kain jaret yang melilit kakinya.Kemudian Inun naik ke tempat tidur.Jendela yang terbuat dari kayu dibuka palangnya.Dibuka dengan pelaaan agar tidak terdengar deritnya, diluar cendela sana cukup gelap, tak ada lampu penerang.Namun Inun tidak mau berfikir panjang. Hilang rasa takut dihatinya.
Dijinjingnya kain jaret tinggi-tinggi, Inun melompat keluar lewat jendela.Kemudian jendela ditutup kembali.Inun tidak tau kemana tujuan di malam gelap ini.
Kreator : Umi Nadhifah
Part 15: Warung Kopi Klotok Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]
Part 16 : Alun – Alun Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]
Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]
Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]
Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]
Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]
Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]
Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,, begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]
Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]
Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]
Comment Closed: Inun kecil part 1
Sorry, comment are closed for this post.