KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » It Takes a Village to Raise a Child

    It Takes a Village to Raise a Child

    BY 14 Mei 2025 Dilihat: 83 kali
    It Takes a Village to Raise a Child_alineaku

    Kelahiran setiap anak adalah anugerah dalam setiap budaya yang dijunjung di Indonesia, termasuk di Nias Barat. 

    Di Nias Barat, kelahiran seorang anak disambut dengan penuh sukacita dan menjadi momen penting dalam kehidupan keluarga maupun komunitas. Tradisi yang dijalankan mencerminkan nilai-nilai kekeluargaan dan spiritualitas yang kuat. Salah satu tradisi utama adalah pemberian nama yang baik kepada bayi. Nama tersebut dipilih dengan cermat oleh orang tua atau anggota keluarga, sering kali mengandung makna harapan dan doa agar sang anak tumbuh menjadi pribadi yang bijak, sehat, dan diberkati. Setelah nama diberikan, keluarga akan mengundang tetangga dan kerabat untuk berkumpul dan berdoa bersama. Doa ini menjadi bentuk dukungan moral dan spiritual dari masyarakat sekitar, sekaligus memperkuat ikatan sosial di antara mereka.

    Karena mayoritas masyarakat Nias Barat memeluk agama Kristen, proses kelahiran anak juga diikuti dengan upacara keagamaan, salah satunya adalah pembaptisan. Pembaptisan dilakukan sebagai simbol penerimaan anak ke dalam komunitas iman Kristen, serta sebagai pernyataan iman keluarga untuk membesarkan anak dalam ajaran Kristus. Upacara ini biasanya dilakukan di gereja, dihadiri oleh keluarga besar dan jemaat, dan menjadi momen sakral serta membahagiakan. Tradisi ini menunjukkan bagaimana nilai budaya dan agama saling bersinergi dalam membentuk identitas anak sejak awal kehidupannya di tengah masyarakat Nias Barat.

    Kelahiran anak pertama tidak hanya membawa kebahagiaan bagi keluarga, tetapi juga menandai perubahan identitas sosial bagi orang tua. Saking bahagia dan bersuka cita masyarakat terhadap kelahiran seorang anak pertama, orang tua akan mendapatkan nama baru yang mencerminkan status baru mereka. Ibu akan dipanggil dengan sebutan “Ina” dan ayah dengan “Ama”, yang berarti ibu dan ayah, kemudian diikuti dengan nama anak pertama mereka. Misalnya, jika anak pertama bernama Dina, maka sang ibu akan dipanggil “Ina Dina” dan ayahnya “Ama Dina”. Pemberian nama ini bukan sekadar formalitas, tetapi memiliki makna sosial dan budaya yang mendalam.

    Nama baru ini menjadi bentuk penghormatan terhadap peran baru mereka sebagai orang tua, sekaligus menunjukkan kedewasaan dan tanggung jawab yang kini mereka emban dalam keluarga dan masyarakat. Identitas ini kemudian melekat kuat dalam interaksi sehari-hari, bahkan lebih dikenal daripada nama asli mereka. Tradisi ini juga memperkuat hubungan antara orang tua dan anak, karena nama anak menjadi bagian dari identitas sosial orang tua. Dalam budaya Nias Barat yang menjunjung tinggi nilai kekeluargaan, perubahan nama ini menjadi simbol transformasi kehidupan yang dihargai dan disambut dengan kebanggaan oleh komunitas. 

    Karena kelekatan identitas pribadi bersama komunitas, maka tidak dapat dipungkiri, pengasuhan di daerah Nias Barat merupakan pengasuhan bersama. Jika ada anak yang kesulitan bersekolah, saudara-saudara dari orang tua anak tersebut bahu-membahu meminjamkan dana untuk membiayai perlengkapan sekolah atau bahkan mengangkat anak tersebut supaya anak itu bisa bersekolah. Selain itu, jika ada kesalahan yang dilakukan anak, paman dan bibi dari anak tersebut ikut menasehati anak itu dengan harapan anak yang dinasehati dapat menyadari kesalahannya dan berubah menjadi anak yang lebih baik. Selama ini, aku sudah sering mendengar kalimat, “It takes a village to raise a child,” tetapi praktek sesungguhnya baru kutemui di Nias Barat. 

     

     

    Kreator : Fadiya Dina H

    Bagikan ke

    Comment Closed: It Takes a Village to Raise a Child

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021