KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Jamaah haji yang tawafnya di pasar

    Jamaah haji yang tawafnya di pasar

    BY 28 Agu 2024 Dilihat: 12 kali
    Kisah-kisah Ajaib Haji dan Umroh_alineaku

    Jamaah Haji yang Tawafnya di Pasar, kisah seorang jamaah dari Jakarta

     

    Kisah ini diangkat dari pengalaman seorang jamaah Haji asal Jakarta yang bersama rekan satu kamarnya. Beliau cerita tentang kisah yang bisa kita petik dari keseharian temannya yang bernama Mak Upit (60) Mak Upit adalah wanita Betawi asli yang sangat Tangguh. Dari bentuk postur tubuhnya, terlihat Mak Upit adalah wanita pekerja keras. Kepada teman-teman-teman lain, Mak Upit senantiasa menceritakan kesehariannya di tanah air. “Emak nih, dari muda udah dagang di Pasar Induk. Dagang apaan aja, buah, sayur. Sampe akhirnya kebeli rumah, bikin kontrakan. Emak ada kontrakan kecil-kecilan, anak-anak emak udah kebagian dah, sedikit-sedikit, hehehe,” ujarnya ramah.

    Mak Upit sangat lucu dan sedikit latah, kadang jika habis makan siang bersama, Mak Upit menggoda Pak Ustad atau beberapa jamaah. Dia pergi haji sendirian, menabung dari hasil keringatnya sendiri. Tapi ada satu yang unik dari Mak Upit. Setiap waktu sholat tiba dan diajak pergi ke Masjidil Haram, alasan menolaknya ada saja. “Aduh, pegimana ya Pak Ustad, Kaki saya pegel banget ini. Saya sholat di rumah aja dah,” ujarnya.

    Namun, ketika jamaah sudah pulang dari Masjidil Haram, Mak Upit ternyata juga baru pulang. Mereka bertemu di lobi hotel. “Mak, katanya kaki Emak pegel, lah, ini dari mana?” ujar seorang jamaah. “Gue abis belanja, cincin batu, cakep-cakep banget dah. Murah lagi. Lo mau gue kasih unjuk gak? Cakep banget dah. Buat cucu gua, hehehe,” katanya sambil tersenyum.

    Sekali dua kali, para jamaah masih sering mengajak beliau ke masjid, namun lama kelamaan rekan sekamarnya sudah tidak mau lagi mengajaknya sholat ke masjid. Hingga waktunya menunaikan umroh. Mau tidak mau Mak Upit harus ikut, mulai dari mengambil Miqat di Bir Ali, hingga tawaf dan sa’i. Usai Sa’I, Mak Upit nampak kepayahan. Ia jatuh sambil bersandar pada dinding. “Ampun Pak Ustad, saya sudah tua, gak sanggup lagi saya,” katanya. Mak Upit tidak mengindahkan, saat itu roknya terangkat, dan betisnya terlihat. “Mak, betisnya Mak, tutupin. Kena Dam Mak, kalau kelihatan aurat,” ujar jamaah Perempuan sambil berlari menutupi betisnya. “Biarin aja dah, gak sanggup lagi saya. Ampun, capek banget..” Kata Mak yang tidak memperdulikan betisnya terbuka, sambil minum air dari botolnya. 

    Melihat hal tersebut, Pak Ustad hanya terdiam, dan meminta jamaah lain untuk menunggu sampai Mak Upit  bisa bangun dan berjalan. “Kita duduk dulu deh, sambil minum,” kata Pak Ustad. Usai melaksanakan umroh, jamaah kembali ke hotel. Sesampainya di hotel, teman sekamar Mak Upit, bingung mencari Mak Upit. “Bapak, Ibu ada yang lihat Mak Upit? Saya khawatir kok dia tidak kelihatan.” Para jamaah saling bertatapan dan menjawab tidak tahu keberadaan Mak Upit.  Saat masih mencari-cari Mak Upit, tidak lama kemudian Mak Upit datang sambil tergopoh-gopoh. “Nah tuh dia, Mak Upit, darimana?” kata jamaah lainnya. “Maaf Pak Ustad, tadi di jalan saya liat ada yang jual gamis cakep banget, saya mampir dulu. Maaf ya, gak bilang-bilang, hehehe,” kata Mak Upit sambil berjalan menuju kamarnya.

    Dan begitulah hampir setiap hari, mulai habis subuh Mak Upit selalu menghilang dan baru kembali menjelang Dhuha. Ia kembali dengan sekantong belanjaan, untuk keluarganya di Indonesia. Kisahnya setiap hari tentang menjelajah pasar di dekat hotel. Bahkan jika ada jamaah yang tertarik dengan belanjaannya, ia dengan senang hati menjualnya dan akan beli lagi esok hari.

     

     

    Kreator : Nurhablisyah

    Bagikan ke

    Comment Closed: Jamaah haji yang tawafnya di pasar

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021