KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Jangan Dibaca Sendirian Part 2

    Jangan Dibaca Sendirian Part 2

    BY 05 Sep 2025 Dilihat: 23 kali
    Jangan Dibaca Sendirian_alineaku

    Jangan Dibaca Sendirian

     

    # Kembali ke Tahun 2014

     

    “Ulang tahun Lily nanti, kamu datang sama siapa?” sapa Regina sambil merangkul Lexa dan berjalan menuju perpustakaan sekolah.

    “Oh nanti.. sama driver. Emang kenapa? Lah lo sama siapa?” selidik Lexa.

    Regina berpikir sambil tertawa tipis dan nakal.

    “Gue tau elo datang sama siapa, anjirr, Ngaku LO!”

    “Iya, gue sama Haikal.”

    “Aihh lanjut niihh.. ya.” goda Lexa.

    “BTW, lo ngasih apaan Lex buat Lily? Bingung deh gue semua-semua dia udah punya tau.” gerutu Regina.

    “Iya, juga yaa…. Gue aja belum kepikiran mau beli apaan, tapi pengen ngasih jam tangan sih, Cuma belum tau yang kayak gimana.”

    “Iya bener juga lo, biar itu anak bisa on time.” kedua sahabat itu pun tertawa

    “Mau beli bareng gak Lex?” 

    “Yahh…. gue udah janjian sama Byan.. maaf yaa.”

    “Coba tanya Aluna deh, dia udah siapin hadiah belum.”

    “Iya nih…. tu anak dari tadi gak kelihatan wujudnya dimana.”

    “Tadi sih sama Yoga di kantin, gak tau sekarang.”

    “Ya udah gue nyariin Aluna dulu yaa, Lo masih disini?”

    “Iya mau nyari buku Manajemen gue.”

    “Oke see you ya, Lex.” Regina meninggalkan Lexa.

    “Nanti ketemu di sana yaa, gue nanti pake dress maroon.” Alexa dan Regina pun berpisah.

    Juni di 2014 adalah bulan-bulan terakhir Alexa masih di Sumbawa karena Juli nanti sudah waktunya ke Solo memulai dunia baru berubah identitas dari Alexa anak nakal menjadi Alexa yang lebih baik. Siswa-siswi masih sibuk mondar-mandir mencari tahu hasil kelulusan Ujian Nasional dan Ujian masuk Perguruan Tinggi. Anak IPA dan IPS akan segera berakhir. Putih abu-abu akan berganti dengan almamater kampus masing-masing. Sedih bercampur bahagia menyelimuti siswa-siswi SMA Bintang Nusantara saat itu. Sekelompok orang mungkin membenci situasi ini, yaitu berpisah. Proses selanjutnya bukan sekolah untuk naik kelas lagi, tapi sekolah untuk menata masa depan, dan tanggungjawab semakin besar. Transisi dari remaja full fasilitas orang tua menjadi dewasa dan mandiri. Mungkin, Senin malam juga menjadi malam terakhir menikmati birthday party paling fenomenal se-Sumbawa. 

    Malam ulang tahun ke 17 Lily telah tiba, sahabat SMA Alexa. Kata bebas, glamour, dan good looking adalah kata yang bisa menggambarkan seperti apa dia. Gemerlap lampu neon berwarna ungu, biru, dan merah menghiasi setiap sudut klub malam yang penuh sesak. Musik berdentum keras, memantul di antara dinding kaca dan lantai dansa, menciptakan suasana yang hidup dan menggugah semangat. DJ memutar set lagu-lagu EDM yang memacu adrenalin, membuat setiap orang di dalam ruangan bergerak mengikuti irama. Di podium atas, terletak sebuah meja yang terdapat kue ulang tahun berlapis coklat dengan lilin-lilin kecil yang berkedip pelan, seolah bersaing dengan cahaya lampu strobo di langit-langit. Lily malam ini mengenakan dress hitam dengan pemanis hijau elegan yang dihiasi kilauan, tertawa lepas saat kami menyanyikan lagu ulang tahun. Setelah menyelesaikan lagu ulang tahun, Alexa, Regina, Aluna dan yang lainnya memberikan hadiah ulang tahun pada Lily, yang dibalas dengan pelukan hangat dan ucapan terimakasih dari yang empunya acara.

    Pelayan datang membawa botol Wine besar dengan kembang api kecil menyala di atasnya, menarik perhatian semua orang di lantai dansa. Sorakan dan tepuk tangan bergemuruh ketika Wine dibuka, memancarkan busa yang disambut dengan gelas-gelas terangkat tinggi. “Untuk tahun yang lebih baik lagi!” teriak seseorang, yang diikuti oleh suara gemuruh “Cheers!” dari kerumunan.

    Di lantai dansa, cahaya lampu laser menari-nari di atas kepala para pengunjung. Orang-orang bergerak serempak, menikmati kebebasan malam itu. Beberapa berpasangan, yang lain menari dalam kelompok, tetapi semuanya terhubung oleh musik dan energi yang sama. Suasana terasa seperti dunia kecil yang terpisah, di mana waktu melambat dan hanya ada kesenangan dan perayaan.

    Ketika malam semakin larut, DJ memutar lagu khusus yang didedikasikan untuk sang pemilik pesta. Nama mereka disebut melalui mikrofon, dan seluruh club bergemuruh dengan sorakan. Sang pemilik pesta menaiki panggung, mengucapkan terima kasih dengan mikrofon sambil melambaikan tangan. Kemudian, lagu favorit Lily dimainkan, dan semua orang berkerumun di lantai dansa, menutup malam dengan kenangan yang tak terlupakan. 

    “Ingat, Lexa… Malam ini adalah malam terakhir kamu bisa menikmati semuanya, entah selanjutnya mereka masih bersamamu atau tidak… Kita tidak akan pernah tau.” Kalimat itu terbersit di pikiran Alexa saat lagu Kisah Klasik milik Sheila-On7 dimainkan. Tak terasa air mata mulai jatuh tetes demi tetes. Alexa tersenyum dan berusaha menyimpan segala kenangan malam itu di dalam ingatannya, meskipun sedikit pening.

    “Sayang, are you okay?” sebuah tangan pria mendekapnya begitu erat dan menoleh dengan ulasan senyum yang begitu tulus. 

    “Sayang. Hei, sayang. Kenapa?” laki-laki yang tadi merangkul Alexa sekarang tangannya sudah selesai menyeka air matanya

    “Semuanya akan baik-baik saja sayang, aku, kamu, dan kita semua disini akan terus saling menjaga satu sama lain, percayalah.” Kata-kata menenangkan itu dibalasnya dengan senyum tipis dan sebuah pelukan. Meskipun, sebenarnya masih ada keraguan. 

    “ Byan, janji ya.. kita akan terus sama-sama apapun yang terjadi, kalau kamu bosan bilang yaa.. inget kalau aku akan selalu jadi rumah buat kamu pulang” 

    “Iya, Alexandra Elina Wicaksono… Aku janji.” Byan mengeratkan pelukkannya. Pelukan malam ini seperti, sebuah ikatan yang tak terpisahkan. Hanya pelukan itu yang membuat Alexa merasa aman dan dicintai. Kami menikmati pelukan itu bersama dengan alunan lagu yang semakin menambah kehangatan. Namun, selang berapa waktu kemudian…

    “ Lexa! Byan! Ada gila gilanya malah romantisan disini! “ teriak Aluna. Pelukan itu kami lepaskan sambil tertawa lucu. 

    “ Aluna kampret! Ganggu! “ canda Byan. Tak lama Aluna menghampiri kami, dan menarik Alexa sambil menggerutu. Pesta ulang tahun Lily hampir selesai, tamu undangan satu per satu mulai pulang, yang tersisa hanya Aku, Lily, Aluna, Regina, Haikal, Byan, Yoga, dan Arga. 

    “ How next? “ pertanyaan yoga memecah keheningan, diambilnya botol Wine kosong tak jauh dari meja mereka dan diletakkan di tengah meja kaca tepat di depan kami. 

    “Ya ya ya jujur nekat!” saut Perempuan satu lagi sambil berusaha sadar dari pengaruh alkohol.

    “Ayo ayo sadar, ayo main.” Lily mulai menarik kami satu per satu. 

    Keadaan masih setengah sadar, kami pun memulai permainan gila ini, banyak yang memilih nekat daripada jujur. Nekat yang ada di permainan ini bukan lagi nekat menelpon mantan dan minta ajak balikan. Tapi cium kaus kaki, cium ketek 10 detik, peluk orang yang tidak dikenal, cium orang yang ada disamping kamu, atau hal nekat lainnya yang konyol. Sampai pada giliran Aluna memilih untuk jujur.

    “ Aluna.. pilih jujur atau nekat?! kalau nekat, lo harus cium Byan selama 10 detik, tapi kalo jujur.. lo harus jujur siap apa gak kita bakalan pisah? “ Regina memberikan dua pilihan, ada gila dan dramanya.

    “ Gue pilih jujur, gue mau bilang, gue sayang sama kalian semua, gue gak mau pisah… kita udah punya rencana untuk kuliah bareng di Surabaya, tapi Lexa ngebatalin karena gak boleh.. tapi dimanapun tempat kita kuliah nanti, janji ya jangan pernah menyerah! Harus jadi mahasiswa yang berprestasi! Jangan bikin malu keluarga apalagi Sumbawa! dan lo Lily.. jangan manja lagi! “. Aluna menyampaikan pesan itu dalam keadaan setengah sadar dan mungkin hampir pingsan jadi, sedikit tidak jelas. Namun, ekspresi sedih Aluna sangat jelas malam itu. Semua yang ada malam itu saling rangkul, menguatkan dan berjanji untuk saling mendukung bukan menahan satu sama lain mencari versi terbaik. 

    Pengumuman penerimaan di Perguruan Tinggi keluar satu minggu setelah pesta ulang tahun. Regina dan Aluna melanjutkan kuliah ke Universitas yang sama dengan jurusan yang berbeda. Lily masih berada di kota yang sama dengan Regina dan Aluna tapi, Universitas berbeda. Yoga dan Arga memutuskan untuk berkuliah sambil bekerja di Perusahaan Swasta. Sedangkan Byan, mengikuti cita-citanya menjadi abdi negara. Keputusan Byan yang ingin menjadi Tentara akan membawa perjalanan baru dalam hubungan mereka. 

    Hari-hari berjalan seperti biasanya, Alexa pagi ke sekolah, sore hari menemani Byan untuk latihan fisik persiapan seleksi Tentara dan malam harinya dihabiskan untuk menggambar. Orang tua Alexa jarang ada di rumah, karena sibuk di Lokasi proyek dari satu daerah ke daerah yang lain. Sendirian di rumah sudah biasa bagi Lexa, justru itu adalah momen dia nanti-nantikan untuk  mengisi energi setelah seharian penuh terkuras dengan aktivitasnya. 

    Keberangkatan ke Solo masih tiga minggu lagi, tapi semua yang Alexa butuhkan sudah disiapkan oleh Ibu Amara. Namun, bedanya disana Alexa tidak dibantu oleh asisten rumah tangga, melainkan semuanya harus dilakukan sendiri dan belajar mandiri. Fasilitas rumah, mobil, dan motor sudah tersedia dan siap pakai. 

    BIP… BIP… BIP… ponsel Lexa bergetar, ada sebuah telepon, di layarnya tertera Papa.

    “Iya hallo.. Assalamuallaikum, Pa.. Ada apa?” sapanya dengan nada malas

    “Lexa, udah di rumah, nak?” suara wibawa dari seorang laki-laki menjawab dari seberang sana.

    “Iya, Pa.. ini udah, lagi mau makan.”

    “Ohh begitu.. Papa sama Ibu kemungkinan pulangnya terlambat, mungkin besok pagi. Kamu hati-hati di rumah ya.”

    “Iya, Pa.. hati-hati ya.”

    “Iya, Lexa.” Sambungan telepon sudah terputus, Lexa melanjutkan menggambar Gedung tinggi dengan menggunakan teknik sudut pandang mata kucing. Sejak berada dibangku Sekolah Menangah Pertama (SMP), Lexa sudah jatuh cinta dengan dunia seni, sampai 3 tahun berturut-turut mengambil seni rupa sebagai kegiatan extra kulikulernya. Dari kelas ekstrakurikuler itulah dia mulai dekat dengan Byan yang hingga saat ini menjadi kekasihnya. 

    Byantara Mirja Laksamana adalah teman kelas Lexa Ketika SMP, yang sangat suka tebar pesona ke adik-adik kelas bersama komplotannya. Tapi siapa sangka, Byan yang cukup terkenal di sekolahan bisa jatuh cinta dengan Alexa yang terkenal cuek dengan semua orang. Tapi, Alexa bukan siswi sembarangan, belum ada satu orangpun yang bisa mengalahkan Alexa dalam nilai tertinggi mata Pelajaran seni rupa di SMP Bina Bersatu. Byan dan Alexa adalah siswa-siswi kebanggaan SMP Bina Bersatu di bidangnya masing-masing.

    Hari ini, seperti biasa Byan lari sore untuk persiapan tes akademi militer. Sebagai pacar siaga, Alexa menyiapkan semua kebutuhan Byan, mulai dari makanan rendah kalori, minuman berprotein, handuk, bahkan sampai baju ganti. Hubungan Byan dan Alexa sudah berjalan hampir lima tahun. Jadi, sudah bukan hal baru lagi bagi Lexa untuk menyiapkan segala sesuatunya untuk Byan. Begitu pula sebaliknya dengan Byan, yang akan selalu siaga ketika Lexa sedang membutuhkannya terlebih saat Lexa datang bulan. 

    “Aku bawain kamu jamu kunir asemnya bu lek jamu plus beras kencur biar perutnya gak sakit.”

    “Makasih, Byan.” jawab Lexa sedikit merintih kesakitan.

    “ Yang.. kamu bawa minyak kayu putih? “

    “ Adaya hot care, ditas “ sampil menoleh ke arah tasnya

    “ Yang.. aku izin pakein ini diperut kamu ya biar agak mendingan “

    “ heemm “ Lexa langsung mengatur posisi agar Byan bisa mengoleskan hot care diperutnya. Dengan sabar Byan mengelus perut Lexa hingga, Alexa tertidur di UKS SMA Bintang Nusantara.

    “ Luna, bisa ke UKS sebentar? Lexa lagi kram perutnya haid “ Pesan singkat dikirim Byan ke Aluna.

    “ Oke siap pak boss “

    Tanpa menunggu lama, Aluna dan Regina datang untuk menemani Alexa, sementara Byan kembali ke kelas untuk menemui guru. Selang beberapa jam kemudian, bel pulang sekolah sudah berbunyi. Langkah lari dan sorak sorai siswa-siswi mulai terdengar. Terlihat dari kejauhan ada seorang laki-laki yang berusaha membelah kerumunan sambil berlari menuju kearah UKS sekolah. Postur tinggi yang tegap, memberikan aura percaya diri yang memikat. Kulitnya sawo matang bercahaya khas kulit tropis, hidungnya mancung sempurna. Berambut ikal dengan tekstur tebal dan bergaya alami yang berantakan namun, tetap terawat, sorot mata yang tajam tapi penuh kelembutan. Semakin dekat, semakin jelas dari senyuman tipis yang menghiasi bibirnya, dan laki-laki itu adalah Byan.

    “ Yang… udah mendingan? kuat gak? “ teliti Byan memeriksa tiap inci dari Alexa.

    “ Aku udah mendingan, tapi langsung pulang aja boleh? Gak mampir-mampir? “ jawab Lexa masih lemas.

    “ Oke siap.. sini aku bantuin “ Byan dengan sigap membawa tas dan memegang kekasihnya berjalan.

    Alexa dan Byan pun berjalan bersama menuju parkiran, disana Aluna, Regina, dan Lily sudah menunggu untuk mengajak Lexa nongkrong dulu sebelum pulang ke rumah. Tapi, seperti kesepatakan sebelumnya, hari ini tidak ada nongkrong karena Alexa sedang kurang sehat. Byan bergegas membukakan pintu mobil untuk Alexa, tangannya terangkat otomatis, melindungi kepala Alexa agar tidak terbentur. Perlakuan yang sederhana tapi penuh makna selalu dilakukan Byan. Memastikan kekasihnya baik-baik saja. Sesampainya di rumah, Alexa melihat Ibunya sedang memasak,  karena masih kram, Lexa memutuskan untuk tidak membantu dan membiarkan Ibunya berkreasi. Lexa pun langsung beranjak ke kamarnya di lantai 2, sedangkan Byan menghampiri Ibu Amara di dapur

    “ Ibu.. Byan boleh bantu gak? “ sapa Byan dengan antusias.

    “ Emang Byan bisa masak singang udang? “ jawab Ibu Amara sambil melanjutkan mencuci udang. Singang adalah salah satu masakan khas Sumbawa yang menjadi salah satu makanan favorit Alexa.

    “ Bisa dikit-dikit, gampang ini “ 

    “ Di rumah tadi sarapan apa Byan? “

    “ Byan gak sarapan ibu, tadi kesiangan bangunnya, hehehe… “

    “ Ya udah makan siang disini aja sekalian ya, kan udah bantuin masak “

    “ Nah… iya itu maksud Byan “ jawab Byan dengan wajah usilnya sambil tertawa dan ditimpali centong nasi oleh Ibu Amara sambil tertawa. Byan memang sedekat itu dengan keluarga Alexa sudah dianggap sebagai anak sendiri orang Ibu Amara dan Pak Bandhi, bahkan disaat keluarga Alexa menghadapi masalah terberat sekalipun, Byan tetap berada disamping Lexa tanpa mengeluh dan berusaha untuk menjadi tempat untuk Lexa pulang selagi keadaan orangtua dan keluarganya kacau. 

    “Nak…. Tolong panggil Lexa ya, kita makan siang bareng” suara lembut Ibu Amara memecah lamunan Byan yang sedang menatap aquarium.

    “Siap Boss” Byan memberikan hormat, kemudian berjalan menaiki anak tangga. 

    “Dok…dok… dok… Lex” suara ketukan terdengar di pintu kamar, pelan namun cukup jelas, seperti isyarat hati-hati tak ingin mengganggu Alexa. Kamar pribadi Alexa terbilang luas untuk satu orang, didominasi warna netral seperti putih tulang, dan cokelat muda, berpadu padan dengan aksen kayu alami pada lantai dan furniture, dilengkapi walk-in closet dan kamar mandi dalam dengan kaca pintu transparan berbingkai hitam matte.

    “Masuk aja gak dikunci kok” suara pemilik kamar terdengar lemas dan mengantuk.

    “Ayo makan dulu, Ibu udah nunggu dibawah” sambil mengusap dan membenarkan poni kekasihnya.

    ”Iya, aku cuci muka dulu” Alexa pun bergerak hati-hati dan menghilang dibalik tembok kaca. 

    Suasana siang hari di rumah Alexa saat itu sangat ideal untuk ukuran keluarga bahagia. Ada seorang ibu, dan dua anak, laki-laki dan perempuan. Ibu Amara memulai makan siang dengan mengambilkan seporsi nasi dan lauk untuk Byan, dilanjutkan mengambil porsi makanan untuk Alexa. Alexa juga menuangkan air minum untuk ibu dan kekasihnya. Ibu Amara memulai percakapan standar orangtua, menanyakan bagaimana kegiatan anak-anaknya disekolah, bagaimana persiapan tes tantara dan menceritakan pengalaman Ibu Amara Ketika masih mengeyam sekolah di Solo. Tidak kurang juga, candaan-candaan dari Byan dan Alexa yang menambah kemeriahan dimeja makan hari itu. Jika bisa ditebak, mungkin suasana seperti ini sangat jarang terjadi dikehidupan mereka karena, semua tahu orang tua Alexa super sibuk dan Byan tidak jauh berbeda, di rumah hanya tinggal dengan Ayahnya dan itu pasti sangat sepi. 

    Seusai makan siang Alexa dan Byan melanjutkan dengan main PS bersama di ruang nonton. Sedangkan Ibu Amara sibuk scroll gadget mencarikan tiket pesawat untuk anaknya dan sesekali nimbrung bercanda bersama. Tak terasa hampir 3 jam sudah bermain PS, Alexa pun izin melanjutkan istirahat untuk memulihkan dirinya. Byan juga pamit untuk pulang ke rumah. Tak lupa Ibu Amara memberikan rantang berisi makanan lengkap dengan lauk serta buah untuk Byan dan Ayahnya di rumah. Bisa dipastikan jika tidak dibekali lauk, Byan dan Ayahnya pasti makan malam dari online food lagi. 

    Menjelang pukul 18.00, awan mulai temaram, burung-burung beterbangan pulang ke sarangnya. Suasana di Sumbawa saat sore hari ramai lancar. Deretan pedagang kaki lima mulai siap menjajakan dagangannya mulai dari sop kaki kambing, sate madura, nasi campur, penyetan lamongan, nasi goreng, dan masih banyak lainnya. Pertokoan Jam Gadang sudah dipenuhi anak nongkrong yang sekedar melepas penat, ataupun mengerjakan tugas. Kumandang adzan sudah terdengar dipinggirkannya mobil dan Byan bergegas untuk melaksanakan ibadah. Menurut Byan, senakal-nakalnya manusia harus tetap ingat sama Tuhan.

    Hari demi hari terus berlalu, tak terasa keberangkatan Lexa ke Solo semakin dekat. Sisa-sisa waktu ini dimanfaatkan Lexa dan Byan untuk membicarakan kepastian hubungan mereka kedepannya. Apakah lanjut dengan konsekuensi LDR atau break sampai mereka menemukan jawabannya. Lexa dan Byan juga tidak akan tahu bagaimana hari-hari kedepan yang akan dilewatinya, akankah semakin sulit dan rumit atau sesuai dengan rencana yang sedang mereka doakan.

     

     

    Kreator : Indri Sri Endarwati

    Bagikan ke

    Comment Closed: Jangan Dibaca Sendirian Part 2

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak lahir begitu saja. Di balik perumusan lima sila yang menjadi pondasi bangsa ini, ada pemikiran mendalam dari para tokoh pendiri bangsa, salah satunya adalah Soekarno. Pemikiran Soekarno dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Lalu, apa saja pemikiran Soekarno tentang dasar negara […]

      Des 02, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021