KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Jangan Kabarin Aku

    Jangan Kabarin Aku

    BY 08 Des 2022 Dilihat: 243 kali

    Penulis : Dhien Novita Sani (Member KMO Alineaku)

    “Apa kabar bu Kinan yang manis, masih ingat aku kan?”
    Begitu isi pesan yang dibaca Kinan saat dia  membuka aplikasi media sosial nya di laptop.
    Malam minggu ini ada yang ingin Kinan kerjaan, karena tadi pagi belum selesai, mumpung masih sore, pikirnya
    Kening Kinan berkerut, siapa yang menanyakan kabarnya dan mencoba mengingat dia?
    Penasaran, Kinan membuka profil orang tersebut, “Priya Tamvan” tertulis nama disana dengan foto profil motor gede hitam.

    Kinan tersenyum, ada ya orang yang sangat mengagumi diri nya sampai menamakan profil nya dengan nama begitu, sangat percaya diri pikir Kinan.
    Masih penasaran dengan “Priya Tamvan” Kinan mulai mencari  foto yang mungkin bisa dikenal nya. Beberapa foto hanya menunjukkan koleksi motor motor gede, Kinan tak mengerti nama dan jenis motor tersebut, yang punya profil ini penggila motor gede, simpulnya
    Kinan  terus mencari kebawah, berusaha menemukan foto orang yang mungkin dikenalnya.

    Akhinya Kinan menemukan satu foto, segerombolan orang dengan motor gede mereka masing-masing dengan latar belakang danau yang cantik.
    Mungkin mereka komunitas pecinta motor gede yang suka touring, sekali lagi Kinan berasumsi, sementara dia lupa tujuan utamanya membuka laptop tadi untuk bekerja
    Tiba tiba tangan Kinan berhenti, lalu kepala nya mendekati laptop lebih dekat dan  matanya mengamati satu persatu orang orang yang dengan gaya mereka masing-masing.

    Kinan terpaku melihat salah satu orang di foto tersebut, memakai jaket hitam, berdiri dengan kaki terbuka, melipat kedua tangannya didada, kaca mata hitam menempel di kepalanya, berpose dengan senyum merekah, dia berdiri paling pinggir, Kinan teringat seseorang.
    “Hans…” desis Kinan terkejut.

    Harinto Newata Seto, ulangnya pelan, lelaki dari masa lalu.

    Wajah Kinan tersapu mendung, menarik napas dan segera menutup aplikasi tersebut, dia tak berminat lagi melihat profil  ”Priya Tamvan” tersebut. Kinan meraba dadanya, lukanya masih ada.
    Kini dia  sudah tau, ternyata yang menyapanya itu Hans, Lelaki yang pernah membuatnya tak sanggup berjalan mengangkat kepala, yang sudah membuat hati nya hancur lebur karena malunya bukan main.

    Ini sudah chat ketiga  yang dibacanya, yang pertama diabaikan karena Kinan tak begitu peduli, mungkin salah kirim pikirnya.
    Begitu chat ketiga  datang lagi, barulah dia merasa harus tau siapa orang yang suka menanyakan kabarnya, Kinan berpikir mungkin teman sekolahnya dulu di kampung.
    Setelah mengetahui siapa yang menanyakan kabarnta, tanpa pikir panjang Kinan memblokir nama tersebut, dia tak ingin berhubungan dengan lelaki itu, hatinya masih sakit dan sukar untuk melupakan kenangan tersebut.

    Mungkin Hans merasa bahwa dia sudah melupakan masalah mereka, dan dengan sok akrabnya berani menchat nya melalui media sosial. Jika  Hans sudah lupa, namun Kinan tidak, dia tetap menyimpan bara, tidak mudah baginya memaafkan seseorang yang meninggalkannya begitu saja, tertawa gembira setelah memenangkan pertaruhan, kejadian yang tak terlupakan.
    Kinan  mengusap mukanya, dia masih ingat, Hans yang dulu merupakan anak didik nya dikelas karyawan, lelaki berparas rupawan itu selalu punya cara mengejarnya, mengajak ngobrol dan mulai berani merayunya.

    Umur mereka tidak jauh, Kinan terpesona dengan wajah tampan Hans dan kedewasaannya, mereka jadi teman ngobrol yang asik, seketika Kinan  lupa diri, kalau dia sudah jatuh cinta dengan Hans, mahasiswa dikelas nya. Hampir tiga  bulan hubungan mereka, sampai suatu ketika Hans tidak muncul di kampus, tidak menghubunginya dan seperti menjauh darinya, apalagi Kinan sudah tidak mengajar di kelas mereka lagi, hubungan mereka nyaris tidak jelas,
    Muncul kabar jika Hans sedang cuti kuliah dan akan menikah dengan kekasihnya, bukan main kagetnya Kinan, bukannya Hans dan dia…??? jadi selama ini lelaki itu mengaggap dia apa?  Kinan tak bisa berpikir jernih, hatinya kacau bukan main.

    Semua jadi nyata, terhembus kabar jika Hans mendekatinya hanya ingin membuktikan dengan teman-teman sekelasnya kalau dia mampu menaklukkan hati bu Kinan yang manis, Dosen yang sukar di dekati siapapun, jangankan mahasiswa, sesama dosen saja mundur, bu Kinan beku, pesona Hans membuat hati bu Kinan meleleh. Hans adalah tipe pria dewasa, lebih dewasa dari umurnya, punya karir yang bagus dan perlu melanjutkan kuliah agar karir nya terus menanjak.
    “Oh Tuhan ..bodohnya aku” jerit Kinan  saat  sudah berada dikamar nya, setelah dia mendapat undangan pernikahan Hans dengan kekasihnya minggu depan.
    “Kenapa aku tertipu kata manis dan perhatian nya? semua itu hanya taruhan?? ” Kinan meremas bantal nya dengan keras, dia malu, sangat malu.

    Menutup rasa sesal dan malunya, Kinan mengambil cuti dan pulang ke kampungnya, dia perlu menenangkan diri, berkumpul bersama keluarga adalah jalan terbaik,  sementara ini dia tak sanggup datang ke kampus, bertemu mahasiswa dan teman-temannya, Kinan membayangkan mereka tersenyum mengejeknya.

    Sejak itu Kinan bersumpah tak akan mengenal yang namanya Hans dan tak ingin melihatnya sampai kapanpun, bagi Kinan, Hans adalah mimpi buruk yang tidak perlu di kenang. Sampai Hans kembali menghubungi nya lewat media sosial, berusaha menyapanya  dan mengaggap masa lalu itu sudah lewat dan terlupakan. Tapi tidak bagi Kinan, kenangan dengan Hans adalah bagian tak baik baik saja.

    Kinan menutup laptopnya nya, kepalanya sedikit pusing dan matanya berat, tapi hatinya masih terbawa emosi masa lalu, tak baik bagi diri nya membiarkan rasa itu terus terjaga.
    “Sayang kog laptop nya ditutup? sudah selesai kerjaan nya?” sebuah suara membangunkan Kinan dari masa lalu.
    “Sudah mas, ini baru aja, aku kok jadi ngantuk pas buka laptop ya?” jawab Kinan berusaha tersenyum sambil menoleh ke Mas Candra yang sedang berdiri disampingnya.
    “Ini kan malam minggu, gimana kalau kita keluar, seperti kita pacaran dulu, pulang kerja keliling kota nyari yang hangat hangat” Mas Candra  menawarkan kencan.
    ” Mau bangat pake cinta..”  seru Kinan gembira, suaminya itu selalu membuatnya senang.
    ” Memang nya hanya Rian yang bisa ngajak pacanya kencan, saya juga masih bisa ngajak mamanya kencan”  kata mas Canrda lagi sambil menyebut anak lelakinya.

    Mereka berdua tertawa, Mas Hendra paling tau menyenangkan hatinya. Kinan sangat bersyukur, lelaki yang dikirimkan Tuhan untuk nya memang tepat.
    Lelaki yang paling tau bagaimana  membuatnya bahagia.

    Ayah yang hebat untuk anak-anaknya, suami yang selalu ada untuknya, yang paling mengerti jika hatinya sedang sedih dan selalu punya cara hebat untuk menghiburnya
    “Ayo mas nanti keburu malam, apalagi  mau naik motor, ” teriak  Kinan saat dilihatnya Mas Candra masih bolak balik masuk rumah,
    ” Tambah malam tambah romantis sayang… ” sahut  Mas Candra  cengengesan.
    “Iya sih romantis, tapi nanti pasti minta kerokin kalau masuk angin kan” sahut Kinan cemberut.
    ” Nanti kan gantian toh?” sahut mas Candra sambil mengedipkan matanya
    Mereka tertawa bersama saat motor melaju ke jalan raya
    Malam minggu yang sangat indah.


    “Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”

    Bagikan ke

    Comment Closed: Jangan Kabarin Aku

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021