Pada suatu pagi yang cerah di sebuah Sekolah Katolik, ada seorang siswi bernama Gabriella. Seperti biasa, Gabriella datang ke sekolah dengan semangat besar, namun hari itu berbeda. Ada murid baru di kelasnya, namanya Bagas. Bagas pindah dari sekolah lain, dan penampilannya cukup berbeda dari teman-teman sekelas. Dia terlihat pendiam, jarang berbicara, dan cenderung sendirian di pojok kelas.
Tanpa sadar, beberapa teman sekelas mulai berbisik-bisik tentang Bagas di belakangnya. Mereka menilai Bagas hanya dari sikapnya yang diam dan menganggap dia tak akan cocok untuk berteman dengan mereka. Akan tetapi, Gabriella tak setuju dengan pandangan itu. Ia teringat dengan pesan Injil Yohanes 1:45-51, ketika Filipus memperkenalkan Yesus kepada Natanael. Pada awalnya, Natanael meragukan Yesus hanya karena Dia berasal dari Nazaret. Namun saat Natanael akhirnya bertemu Yesus, ia menyadari betapa dalam kebijaksanaan-Nya dan betapa besar kuasa-Nya.
Terinspirasi oleh kisah itu, Gabriella memutuskan untuk mendekati Bagas dan mengenalnya lebih baik. Ia mendapati bahwa Bagas adalah sosok yang cerdas, memiliki banyak ide kreatif, dan sebenarnya sangat ramah jika diajak bicara. Ternyata, Bagas hanya membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Gabriella menyadari betapa mudahnya kita terjebak dalam penilaian hanya dari tampak luar seseorang, padahal di dalamnya tersimpan potensi luar biasa.
Dalam kehidupan ini, kita seringkali mengasingkan orang lain hanya dari apa yang terlihat dari luar. Padahal, setiap orang memiliki keunikan dan keistimewaan yang tak selalu kelihatan pada pandangan pertama. Seperti yang pernah diucapkan oleh Merry Riana, “Jangan menilai seseorang hanya dari tampilannya. Bukan wadah yang penting, tetapi isinya.” Pesan ini mengingatkan kita bahwa yang paling berharga adalah hati dan karakter seseorang, bukan penampilan atau latar belakangnya.
Maka, mari kita pelajari dari kisah ini. Jangan terburu-buru menilai orang lain dari tampilan belaka. Berikan kesempatan untuk lebih mengenal, karena siapa tahu, justru dari sanalah kita akan menemukan sahabat sejati, inspirasi baru, atau bahkan pelajaran hidup yang tak ternilai harganya. Seperti Gabriella, jadilah sosok yang terbuka, mau menerima, dan tak mudah dipengaruhi oleh penilaian dangkal. Ingatlah, Tuhan selalu melihat hati kita, bukan apa yang kelihatan dari luar.
“Tuhan melihat hati kita, bukan apa yang tampak dari luar—maka belajarlah untuk melihat dengan mata hati, bukan hanya mata kepala.”
Pertanyaan Pendalaman dan Refleksi
- Kenapa beberapa teman sekelas Gabriella mulai berbicara tentang Bagas? Apa yang membuat mereka menilai Bagas hanya dari penampilannya?
- Apa yang membuat Gabriella ingin mendekati Bagas dan mengenalnya lebih dekat?
- Apa inti dari kisah Injil Yohanes 1:45-51 yang menjadi pelajaran untuk Gabriella dalam situasi ini?
- Apakah Anda pernah mengalami situasi di mana Anda atau orang lain menilai seseorang hanya berdasarkan penampilannya? Apa yang Anda dapatkan dari pengalaman itu?
Kreator : Silvianus
Comment Closed: Jangan Menilai dari Penampilan Luar Saja
Sorry, comment are closed for this post.