KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Jangan Segera Mengadili

    Jangan Segera Mengadili

    BY 30 Okt 2024 Dilihat: 68 kali
    Jangan Segera Mengadili_alineaku

    Pada suatu hari di sekolah, seorang siswi bernama Rafaela mengalami sesuatu yang tak terduga. Ia tengah duduk sendiri di taman kelas sambil menyelesaikan tugas ketika sekelompok temannya lewat membicarakan sesuatu dengan nada sinis. “Lihat tuh Rafaela selalu duduk diam sendiri. Pasti dia gak mau berteman sama kita deh,” kata salah satunya. Mendengar itu, Rafaela jadi sedih dan terasa asing, padahal sesungguhnya ia hanya fokus belajar.

    Beberapa hari berikutnya, guru mereka, Bu Ratna, mengadakan diskusi di kelas tentang betapa sering kita asumsikan orang lain tanpa benar-benar mengerti apa yang mereka alami. “Pernahkah kalian mengadili orang cuma dari luarnya aja?” tanya Bu Ratna. Banyak siswa sadar kalo mereka cepat menilai orang tanpa ngerti konteksnya dulu. Rafaela pun berkata, “Sebenarnya aku sering diam  karena butuh waktu mikir. Bukan berarti aku nggak mau berteman sama kalian.”

    Bu Ratna kemudian bercerita tentang kisah dari Injil Lukas 7:31-35. Di bagian ini Yesus bicara soal orang zaman dulu yang terlalu cepat mengadili Yohanes Pembaptis dan Yesus sendiri. Mereka enggan buka hati buat ngerti kalo Yohanes sama Yesus bawa pesan kasih dan kebenaran. Sama kaya temen Rafaela yang buru-buru ngelabelin, orang juga tolak dengerin karena cuma liat dari luarnya doang. “Seperti yang diajarkan Yesus,” kata Bu Ratna, “jangan segera mengadili tapi coba pahamin dulu latar belakang perbuatannya.”

    Menirukan kata-kata Merry Riana, “Jangan biarkan orang lain yang nentuin siapa dirimu. Jadilah versi terbaik dari dirimu sendiri, bukan apa kata orang.” Kalimat ini cocok buat gambarin situasi Rafaela. Kita ga boleh biarkan opini orang lain mempengaruhi cara kita jalani hidup atau mengukur orang lain. Sebaliknya, kita harus lihat lebih dalam dan kasih pengertian dulu sebelum menilai seseorang.

    Akhirnya, seluruh kelas belajar dari pengalaman ini. Mereka paham kalo setiap orang punya cerita yang mungkin kita gak tau. Dengan berhenti mengadili dan coba ngertiin orang, mereka jadi lebih saling menghargai. Seperti ajaran Yesus, mari kita selalu bawa hati penuh kasih dan pengertian, bukan cuma ke teman tapi juga orang lain yang kita temui.

    “Jangan biarkan prasangka menghalangi kita untuk melihat kebaikan dalam diri orang lain. Kadang, yang kita lihat hanyalah permukaan dari kisah yang lebih dalam.”

    Refleksi

    Seorang pemenang selalu melakukan refleksi diri untuk segera mendapatkan pembelajaran yang maksimal. Luangkan waktu dan tuliskan apa yang kamu pelajari.

    1. Pembelajaran terbesar saya hari ini adalah…
    2. Formula yang paling berkesan untuk saya adalah…
    3. Hari ini saya sangat bersyukur karena…

     

     

    Kreator : Silvianus

    Bagikan ke

    Comment Closed: Jangan Segera Mengadili

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021