“Takut suka..?.”
“ Oh ya. Kenapa takut kalau suka “
“Soalnya aku kalau sudah suka, susah mengelupainnya”. “ What….?”
“ Aku nggak gampang suka dengan sesuatu. Tapi kalau sudah suka apalagi sudah sayang, sulit bagiku untuk melepaskannya, apalagi mengantinya”
“ Ah… lebay lu. Sok bucin ah .“ “ Sulit move on nya “
Perdebatan itu bisa saja terjadi pada mereka yang sering menjaga perasaannya dengan hati hati. Karena baginya menyukai sesuatu itu bukan sekedar senang tapi sebuah kepuasan batin terhadap sesuatu. Bagi kebanyakan kita menyenangi sesuatu itu biasa biasa saja. Kita gampang menyukai segala hal yang kita rasakan. Namun sebegitu juga kita akan cepat melupakan bahkan meniadakan kesukaan tersebut dengan cepat pula. Mudah suka maka lebih cepat nggak sukanya.
Bagi sebagian orang yang memiliki rasa mendalam akan sesuatu ia akan memilih apa yang dia sukai. Atau lebih sering dia tak sembarangan menyukai sesuatu. Bahkan lebih terkesan sangat protektif Mereka yang seperti ini kadang lebih romantis dan tipe orang setia. Pada mereka banyak orang yang rela berkorban untuk mendapatkan ke kepercayaannya. Dia tak gampang cepat suka. Orang seperti ini biasanya sangat tertutup tapi bisa juga orang yang bijak. Lebih hati hati dalam bersikap. Kadang mereka lebih adil dalam menimbang sesuatu, antara baik buruknya.
Suka atau menyukai adalah perasaan manusiawi yang lumrah . perasaan yang dirasakan setiap manusia terhadap segala bentuk respon orang lain diluar diri sendiri. Secara etimologi kata tersebut dari Sanskerta सुख sukha [‘mudah, nyaman; senang, suka’]. Menyukai, dalam bahasa Indonesia kata suka memiliki beberapa arti :
- berkeadaan senang (girang);
- girang hati, senang hati;
- mau, sudi, rela;
- senang, gemar;
- menaruh simpati, setuju;
- menaruh kasih, kasih sayang, cinta;
- mudah sekali, kerap kali (cakapan).
( ketika kita go Google, wiki kamus )
Sementara itu, kata duka memiliki arti ‘susah hati; sedih hati’. Atau keadaan yang bertentangan dengan suka. ( ini juga dari google ).
Saya juga begitu. Menyukai sesuatu itu biasa saja, jadi responnya pun sewajarnya pula. Sekedar menunjukan ekspresi senang. Palingan tersenyum sebentar. tapi kalau sudah terlalu suka saya lebih sering pingin tahu banyak hal dari yang saya sukai. Sehingga jika ada barang atau benda yang saya sukai maka barang tersebut biasanya sengaja untuk dirawat dengan penuh perhatian. Dan barang tu pasti awet.
Kalau yang saya sukai itu kegiatan atau aktivitas yang senang saya melakukannya, maka kegiatan tersebut biasanya saya jadikan hobby. Seperti Badminton merupakan aktivitas olahraga yang saya sukai. Touring juga saya sukai karena seringnya saya pulang pergi dari daerah saya bekerja dengan tempat tinggal keluarga. Perjalanan itu dengan jadwal dua atau tiga bulan sekali saya lakukan. Dengan menggunakan sepeda motor saya melakukan perjalanan itu. Selama berkenderaan 6 sampai 8 jam, banyak hal yang bisa dinikmati. Apatak lagi jika dalam perjalanan kita menemukan beberapa orang yang melakukan perjalanan dengan arah yang sama. Itu merupakan perjalanan yang mengasyikkan. Saya menyukainya.
Dan ketika saya berjumpa dengan orang yang sangat menarik perhatian. Terbit rasa menyukai yang tiba tiba. Mendadak kita menyukai apa saja yang ia lakukan. Tak sengaja kita menyenangi apa saja yang ia kerjakan, bahkan setiap aktivitasnya saya ikutin. ini semua bermula karena saya suka diam diam. Rasa menyukai ini muncul secara masip atau silace. Karena saya takut suka maka segala hal dipelajari. Mengintip semua agenda kesehariannya. Meneliti semua aktifitas di luar rumah. Tentu juga siapa saja teman akrabnya. Karena proses itu lah rasa menyukai itu seperti mengikat batin terlalu dalam, sentimen pribadi.
Banyak orang yang selalu memilih dan memilah sesuatu dengan sangat teliti , dia tak sadar kalau jiwanya takut suka. Selektif terhadap sesuatu telah membungkus hati nya untuk benar benar memilih yang terbaik. Namun terkadang mereka melupakan logika karena selalu memakai perasaan saja. Namun orang yang takut suka ini akan lebih bijak jika mereka dalam memilih sesuatu dengan fear, adil dan bisa menimbang baik buruknya. Merekalah yang memiliki rasa kesetiaan yang lebih tinggi. Sanggup berkorban untuk sesuatu yang ia sukai.
Maka dengan melihat karakter pada orang yang takut suka ini, perlu perhatian khusus untuk mendapatkan rasa kepercayaannya. Banyak proses yang harus diperhatikan untuk bisa disukainya. Kemungkinan besar dibutuhkan pengorbanan yang lebih dari biasanya.
Kreator : Darmen Eka Susilo
Comment Closed: JANGAN TAKUT DUNIA MENYUKAIMU – bab1.Takut Suka
Sorry, comment are closed for this post.