KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » JARUM BIRU MEMBAWA BERKAH

    JARUM BIRU MEMBAWA BERKAH

    BY 18 Jan 2023 Dilihat: 141 kali

    Oleh : Rini Diana

    Hari ini Juma’at, anak-anak pulang sekolah lebih awal dari hari biasanya. Jam sudah menunjukkan pukul 11.00 WIB. Aku harus segera bersiap-siap untuk menjemput anakku yang duduk dibangku sekolah dasar. Sambil menyiapkan si bungsu  yang selalu ikut menjemput kakaknya ke sekolah, aku mengambil HP dan melihat pesan WhatsAap (WA). Ternyata ada pesan masuk dari guru kelas anakku pesannya “Mi..nanti waktu jemput kak Wawa boleh mampir bentar ke kantor belakang? Ada sedikit yang mau bu.Momo sampaikan.”  Hatiku langsung bedesir ada apa gerangan? Apakah anakku membuat kesalahan ataupun keributan di sekolahnya hari ini. Belum pernah guru kelasnya memberi pesan seperti ini selama anakku sekolah. Dalam kondisi gudah dan hati yang gelisah, aku mengendarai motor bersama si bungsu menuju sekolah anakku  untuk menjemput mereka pulang dari sekolah.

    Setibanya di sekolah aku langsung menuju ruang kantor dan mencari guru kelas anakku. “Assalamu’alaikum Ummi”, guru kelasnya menyapa langsung dengan ramah. Aku pun menjawab salamnya dengan santun “Wa’alaikumusalam Warahmatullahi Wabarakatuh”. Aku langsung diarahkan untuk menuju ke Saung (ruang kelas) tempat anakku belajar. “Kita bicara di saung ini saja ya Ummi, biar lebih tenang” terang gurunya dengan santai dan tersenyum ramah.  “Baik bu Momo” aku menimpali dengan jawaban yang singkat, namun hati ini masih penuh dengan tanda  tanya. Setelah duduk dan ngobrol ringan bertanya tentang kabar, akupun memberanikan diri untuk mulai bertanya kepada gurunya “ Ada berita apa ya bu, masalah kak wawa hari ini?” dan kemudian gurunya menghelas nafas sebelum mengeluarkan kata-kata untuk menjelaskan permasalahan yang dihadapi anakku.  Akhirnya kata-kata itupun keluar dari mulut gurunya ”Begini Ummi, tadi kak wawa dan teman-teman lagi mengadakan diskusi dan belajar di saung ini. Ditengah pelajaran berlangsung kak wawa memperbaiki jilbab dan membuka jarum pentul yang ada di dagu dan menaruhnya di bibir, kemudian tiba-tiba dari belakang ada seorang teman yang mengagetkan kak Wawa.  Karna kak Wawa terkejut dan spontan jarum pentul yang ada di bibir tertelan oleh kak Wawa Ummi..” terang gurunya coba menyampaikan kronologi kejadian yang dialami anakku tadi pagi di sekolah dengan tenang namun ada raut wajah yang agak sedikit cemas, takut dan khawatir menunggu respon dari Ku. 

    Wajahku yang tadinya tersenyum tenang mendengarkan penjelasan dari guru  berubah menjadi tegang, terdiam sesat dan ku tarik nafas dalam-dalam kemudian ku lepaskan pelan-pelan sambal mengeluarkan kata “Allahu Akbar.., “kedua tanganku memegang kepala  rasanya mau meledak seakan tidak bisa menerima berita ini. Badanpun  mau tumbang kelantai seolah tak sanggup untuk menanggung rasa sakit yang dirasakan gadis kecilku yang baru berusia 11 tahun. Dibalik perasaan yang berkecamuk, sedih, takut, cemas dan bingung tindakan apa yang akan ku ambil untuk  membantu anakku selanjutnya. Alhamdulillah Allah SWT masih menjaga hati ini, karena tidak ada perasaan marah kepada siapapun setelah aku mendengarkan penjelasan tadi. Sehingga membuat gurunya pun menjadi tenang kembali menjelaskan cerita selanjutnya. “Tapi kak Wawa tidak merasakan sakit ditenggorokannya Ummi, setelah menelan jarum tadi.”  Bu Guru berusaha untuk melanjutkan penjelasan setelah kejadian tadi. Akupun berusaha untuk menanggapi dan menjawab dengan tenang, supaya suasana tidak menjadi kaku dan tegang. “Apakah kak Wawa sudah ada makan dan minum setelah kejadian tadi bu Momo?”  dan langsung dijawab dengan penjelasan yang detail “Sudah ada minum air putih dan makan kue yang diberi temannya tadi Ummi, tapi Alhamdulillah kak Wawa tidak merasakan sakit ataupun keluhan ummi.”Mendengar penjelasan yang baru ini hatiku  agak sedikit tenang karena gadisku tidak merasakan kesakitan yang aku khawatirkan. “Tapi tadi kak Wawa sempat batuk beberapa kali Ummi dan saya tanyakan bagaimana rasanya kak Wawa, terasa agak pedih bu katanya di bagian dadanya”. Rasa cemaspun mulai menghampiri ku kembali. Apakah rasa sakit yang dirasakan anakku itu berasal dari jarum yang tertelan tadi?.  Dan jika benar jarum itu berada di dalam tubuh anakku, aku harus berbuat apa. Pikiranku mulai kalut dan panik memikirkan apa yang harus aku lakukan untuk membantu anakku agar dia tidak dalam kondisi yang berbahaya ini. Disamping itu bu guru kembali melanjutkan penjelasannya bahwa tadi setelah kejadian bu guru dan teman-teman kak Wawa langsung mencari jarum yang diduga tertelan tadi di sekitar saung, mungkin saja jarum itu tidak tertelan dan terlempar keluar sehingga jatuh ke lantai atau bawah saung. “Kami menemukan jarum ini Ummi di bawah saung posisinya persis  di bawah  kak Wawa duduk  waktu kejadian tadi“. Kata bu guru sambil memperlihatkan jarum pentul berwarna merah muda dan menyerahkannya kepada saya. Hati ini pun mulai agak lega berharap jarum yang ditemukan itu benar-benar jarum yang dipakai oleh anakku tadi. Disaat  aku mengamati jarum itu ternyata bu guru masih melanjutkan pembicaraannya tentang jarum yang ditemukan itu, “Tapi saya coba tanyakan kepada Wawa, apakah warna jarum yang kak Wawa pakai tadi berwarna merah mudah ini? Dan kak Wawa menjawab bahwa dia tidak ingat warna jarum yang dipakainya”. 

    Bagikan ke

    Comment Closed: JARUM BIRU MEMBAWA BERKAH

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021