KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Jatah Rezeki Kita di Dunia Bisa Kita Nego dengan Tiga Perkara

    Jatah Rezeki Kita di Dunia Bisa Kita Nego dengan Tiga Perkara

    BY 27 Agu 2024 Dilihat: 139 kali
    Jatah Rezeki Kita di Dunia Bisa Kita Nego dengan Tiga Perkara_alineaku

    Hari ini 11 Juni 2023 pukul 16:20 aku memulai tulisan ini. Wah, kok judulnya agak ngeri-ngeri sedap? Hihihi. Begitulah sedikit oleh-oleh dari ngaji selapanan minggu pon tadi, di Pondok Pesantren Wasilatul Huda Tamangede Bugangan Kendal dengan pimpinan Abah Muhammad Adib Annas Noer.

     

    Aku tadi berangkat biasa ikut rombongan mobil pickup bersama Bapak-Simbok dan Paklek-Mboklek dan beberapa tetangga sekitar. Perjalanan sekurang-kurangnya satu setengah jam dari kampung ku sampai ke PonPes Wasilatul Huda. Sampai di sana biasa masih tahfidz Qur’an bacaan sudah di surat-surat pendek, santai putri memulai tahfidz dari ba’da subuh. 

     

    Begitu sampai dan mobil parkir, aku langsung turun dan bergegas jalan menuju majlis, agar bisa ikut duduk didalam majelis, tak sedikit yang begitu sampai masih santai duduk-duduk ketemu dengan teman-temannya, ngerokok-ngerokok sambil ngobrol, termasuk bapak ku yang seperti itu. Lah aku karena tidak merokok daripada bengong atau ngerumpi tidak jelas, aku selalu langsung bergegas ke majlis tanpa menghiraukan yang lain. 

     

    Banyak yang datang ikut ngaji adalah alumni, sedang aku anaknya alumni, ya, bapakku santri dari Abah Adib nyantri disana sekitar tahun 86-87an cuman ikut ngrewangi mendirikan bangunan yang pertama bangunan bambu yang sampai sekarang masih ada dan berdiri kokoh, hanya sebagian sedikit dilakukan renovasi. Sebelum nyantri di Abah Adib, Bapak ki nyantri dengan bapaknya Abah Adib sekitar tahun 83-86, kemudian bapaknya Abah Adib Wafat, bapak ku ikut dengan Abah Adib. Aku ming ngintip bapak ku, hihihi. Selain yang datang alumni, jamaah ngaji dari luar kota juga banyak yang datang, tadi ada jamaah dari cikarang Jabar, datang serombongan dari kemarin nginep, tak lain untuk menimba ilmu dan barokahnya. Begitulah sekelumit sejarahnya. 

     

    Masuk ke pembahasan pokok yok, hihihi, tadi aku pulang sampai rumah jam 14:02 WIB terus langsung tidur siang, bangun ashar, sholat, buka hape, buka kompasiana. Nulis… dengan judul diatas yang aku dapat dari ngaji tadi.

     

    Jatah Rezeki Kita di Dunia Bisa Kita Nego, mosok iso? kan wis di jatah? wis dicatat di lauhul mahfudz kok dinego?

     

    Ya, sangat bisa kita nego, negosiasi dengan Allah SWT jelas tidak segampang ngenyang sayur di tukang enthek alias nego sayur di kang sayur. Tentu ada adab dan tatakrama, salah satunya berwudhu menjadi kunci utama dalam kita bermunajat kepada Allah SWT. Nah terkait negosiasi, kan yang berhak menghapus dan mengganti, menambah atau mengurangi ya Alloh SWT. Diterangkan tadi kita bisa nego atas ketetapan Allah terhadap kita yakni dengan Tiga Perkara. Pertama dengan do’a, tidak serta merta do’a dikabulkan, do’a dari hati dengan penuh ketulusan dan konsisten/istiqomah, do’alah di sepertiga malam, bermunajat kepada Allah SWT. Yang kedua silaturahim, silaturahim akan mampu mengubah ketetapan kita menjadi lebih baik, silaturahim juga salah satu manfaatnya mampu membuka banyaknya pintu rizki. Yang ketiga shodaqoh, shodaqoh menjadi bentuk transaksi langsung kepada Allah SWT, tentunya manfaat shodaqoh juga sangat banyak, selain membuka pintu rezeki, shodaqoh juga mampu menjadi obat hati yang mujarab. Barangsiapa yang bersedekah sekecil apapun maka Allah SWT akan melipatgandakan. 

     

    Demikianlah cara negosiasi atas ketetapan Allah SWT yakni dengan doa, silaturahim dan shodaqoh alias sedekah. Dengan Tiga hal tersebut kita terapkan maka akan sangat mungkin mampu memberikan keberkahan hidup yang melimpah ruah, kata Abah Adib “ibarat jatah kita cuma satu biji beras, atau satu gelas beras. Dengan doa, silaturahim dan sodaqoh, jatah rezeki kita yang sudah ditetapkan bisa diganti Allah SWT dengan ditambah menjadi 3 jt ton”, Barakallah, Allah SWT yang berkuasa atas segala ketetapannya. 

     

    Demikian sekilas dari apa yang aku timba tadi di PonPes Wasilatul Huda, mohon maaf jika banyak kurang dan banyak salah ku, semoga Allah SWT senantiasa memberikan pengampunan dan mencerahkan rahmat-Nya kepada kita semua. aku catat disini tak lain untuk mengingatkan diri ku sendiri agar tidak lupa. Jam sudah menunjukkan pukul 17:25. Baik pembaca yang budiman dan dirahmati Allah SWT. Semoga yang secuil ini, tulisan yang belum baik ini mampu memiliki nilai manfaat dan berkah, pun diridhoi Allah SWT. Barokalloh. 

     

    Ini adalah latihan menulis ku yang ke 11, ku tulis pada tanggal 11 Juni 2023. Berikut link kompasiana saya; https://www.kompasiana.com/nagariamerta5892

     

     

    Kreator : Chafid Marzuki

    Bagikan ke

    Comment Closed: Jatah Rezeki Kita di Dunia Bisa Kita Nego dengan Tiga Perkara

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021