Hari ini 11 Juni 2023 pukul 16:20 aku memulai tulisan ini. Wah, kok judulnya agak ngeri-ngeri sedap? Hihihi. Begitulah sedikit oleh-oleh dari ngaji selapanan minggu pon tadi, di Pondok Pesantren Wasilatul Huda Tamangede Bugangan Kendal dengan pimpinan Abah Muhammad Adib Annas Noer.
Aku tadi berangkat biasa ikut rombongan mobil pickup bersama Bapak-Simbok dan Paklek-Mboklek dan beberapa tetangga sekitar. Perjalanan sekurang-kurangnya satu setengah jam dari kampung ku sampai ke PonPes Wasilatul Huda. Sampai di sana biasa masih tahfidz Qur’an bacaan sudah di surat-surat pendek, santai putri memulai tahfidz dari ba’da subuh.
Begitu sampai dan mobil parkir, aku langsung turun dan bergegas jalan menuju majlis, agar bisa ikut duduk didalam majelis, tak sedikit yang begitu sampai masih santai duduk-duduk ketemu dengan teman-temannya, ngerokok-ngerokok sambil ngobrol, termasuk bapak ku yang seperti itu. Lah aku karena tidak merokok daripada bengong atau ngerumpi tidak jelas, aku selalu langsung bergegas ke majlis tanpa menghiraukan yang lain.
Banyak yang datang ikut ngaji adalah alumni, sedang aku anaknya alumni, ya, bapakku santri dari Abah Adib nyantri disana sekitar tahun 86-87an cuman ikut ngrewangi mendirikan bangunan yang pertama bangunan bambu yang sampai sekarang masih ada dan berdiri kokoh, hanya sebagian sedikit dilakukan renovasi. Sebelum nyantri di Abah Adib, Bapak ki nyantri dengan bapaknya Abah Adib sekitar tahun 83-86, kemudian bapaknya Abah Adib Wafat, bapak ku ikut dengan Abah Adib. Aku ming ngintip bapak ku, hihihi. Selain yang datang alumni, jamaah ngaji dari luar kota juga banyak yang datang, tadi ada jamaah dari cikarang Jabar, datang serombongan dari kemarin nginep, tak lain untuk menimba ilmu dan barokahnya. Begitulah sekelumit sejarahnya.
Masuk ke pembahasan pokok yok, hihihi, tadi aku pulang sampai rumah jam 14:02 WIB terus langsung tidur siang, bangun ashar, sholat, buka hape, buka kompasiana. Nulis… dengan judul diatas yang aku dapat dari ngaji tadi.
Jatah Rezeki Kita di Dunia Bisa Kita Nego, mosok iso? kan wis di jatah? wis dicatat di lauhul mahfudz kok dinego?
Ya, sangat bisa kita nego, negosiasi dengan Allah SWT jelas tidak segampang ngenyang sayur di tukang enthek alias nego sayur di kang sayur. Tentu ada adab dan tatakrama, salah satunya berwudhu menjadi kunci utama dalam kita bermunajat kepada Allah SWT. Nah terkait negosiasi, kan yang berhak menghapus dan mengganti, menambah atau mengurangi ya Alloh SWT. Diterangkan tadi kita bisa nego atas ketetapan Allah terhadap kita yakni dengan Tiga Perkara. Pertama dengan do’a, tidak serta merta do’a dikabulkan, do’a dari hati dengan penuh ketulusan dan konsisten/istiqomah, do’alah di sepertiga malam, bermunajat kepada Allah SWT. Yang kedua silaturahim, silaturahim akan mampu mengubah ketetapan kita menjadi lebih baik, silaturahim juga salah satu manfaatnya mampu membuka banyaknya pintu rizki. Yang ketiga shodaqoh, shodaqoh menjadi bentuk transaksi langsung kepada Allah SWT, tentunya manfaat shodaqoh juga sangat banyak, selain membuka pintu rezeki, shodaqoh juga mampu menjadi obat hati yang mujarab. Barangsiapa yang bersedekah sekecil apapun maka Allah SWT akan melipatgandakan.
Demikianlah cara negosiasi atas ketetapan Allah SWT yakni dengan doa, silaturahim dan shodaqoh alias sedekah. Dengan Tiga hal tersebut kita terapkan maka akan sangat mungkin mampu memberikan keberkahan hidup yang melimpah ruah, kata Abah Adib “ibarat jatah kita cuma satu biji beras, atau satu gelas beras. Dengan doa, silaturahim dan sodaqoh, jatah rezeki kita yang sudah ditetapkan bisa diganti Allah SWT dengan ditambah menjadi 3 jt ton”, Barakallah, Allah SWT yang berkuasa atas segala ketetapannya.
Demikian sekilas dari apa yang aku timba tadi di PonPes Wasilatul Huda, mohon maaf jika banyak kurang dan banyak salah ku, semoga Allah SWT senantiasa memberikan pengampunan dan mencerahkan rahmat-Nya kepada kita semua. aku catat disini tak lain untuk mengingatkan diri ku sendiri agar tidak lupa. Jam sudah menunjukkan pukul 17:25. Baik pembaca yang budiman dan dirahmati Allah SWT. Semoga yang secuil ini, tulisan yang belum baik ini mampu memiliki nilai manfaat dan berkah, pun diridhoi Allah SWT. Barokalloh.
Ini adalah latihan menulis ku yang ke 11, ku tulis pada tanggal 11 Juni 2023. Berikut link kompasiana saya; https://www.kompasiana.com/nagariamerta5892
Kreator : Chafid Marzuki
Comment Closed: Jatah Rezeki Kita di Dunia Bisa Kita Nego dengan Tiga Perkara
Sorry, comment are closed for this post.