Sesuatu yang belum tercapai dan belum pernah kita miliki saat ini pada awalnya kelihatan semuanya agak kesulitan, penuh dengan kegalauan, ketidakpastian, keraguan, ketakutan, perasaan tersebut melebihi di atas segalanya. Hal tersebut membuat seseorang terkadang cenderung underestimate, tidak percaya diri dan segala bentuk lainnya yang membelenggu terhadap dirinya. Hal ini terkadang sering terjadi di kalangan anak muda, bahkan di kalangan seseorang yang pernah trauma, pada hakikatnya semua itu adalah bumbu- bumbu kehidupan, seyogyanya kita mengambil hikmah di setiap peristiwa atau pengalaman yang pernah kita alami, dengan hal tersebut semakin matang dan semakin banyak pelajaran yang dapat dipetik.
Hal tersebut pernah dialami penulis saat menjalani perkuliahan, di masa semester pertama perkuliahan seperti biasa berjalan penuh antusias dengan mengikuti perkuliahan di kelas dan aktif dalam berdiskusi saat pembahasan materi- materi yang disampaikan dosen, dengan suasana sedikit berbeda saat di bangku sekolah, hal ini para mahasiswa semester pertama harus cepat menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan kondisi tersebut. Masa perkuliahan memang penuh dengan tantangan dan perjuangan, pada awal perkuliahan lokasi kampus jarak tempuh sekitar 12 Km dari tempat kos, dengan menggunakan kendaraan umum oplet sekitar Rp 2.000. Selama 1 semester menggunakan kendaraan umum dengan kondisi kendaraan yang bisa di bilang kurang layak pada saat itu, namun kami sebagai mahasiswa tetap mensyukuri terhadap kondisi tersebut, karena kendaraan itu lah salah satu fasilitas umum yang mengantarkan kami menuntut ilmu di kampus.
Proses kegiatan perkuliahan yang berlangsung selama satu semester tersebut tidak kalah serunya banyak tantangan dan proses adaptasi dihadapi sebagai mahasiswa baru yang kehidupannya jauh dari keluarga, secara otomatis melatih kemandirian dan melatih mengelola waktu, keuangan, dan segala hal yang berhubungan dengan kebutuhan diri. Seiring berjalannya waktu memasuki perkuliahan semester 3, kami mendapatkan izin dari orang tua untuk membawa motor dari kampung untuk dibawa dan digunakan sebagai kendaraan transportasi selama di kampus dan kegiatan lainnya. Hal ini menambah semangat kami untuk menimba ilmu, tidak hanya di kampus tempat perkuliahan tetapi juga luar kampus, mobilitas lebih luas lagi sehingga bisa mengikuti kegiatan organisasi luar kampus yang memungkinkan untuk mencari pengalaman dan belajar dari hal-hal yang baru yang positif.
Memasuki semester 5 proses perkuliahan di kampus, mahasiswa diwajibkan untuk melaksanakan Kukerta (kuliah kerja nyata), hal tersebut telah dibentuk kelompok oleh pihak fakultas dari berbagai jurusan di universitas dan di tempatkan di desa-desa tertentu. Kebetulan di desa yang ditempatkan di kelompok kami tidak memiliki akses listrik dan akses jalan yang kurang baik, kami hanya bisa mengakses genset yang ada sekitar kantor desa tersebut untuk mengisi baterai handphone dan akses tersebut hanya bisa di mulai setelah sholat maghrib sampai jam 20.30 malam, untuk keperluan mandi, mencuci kami memanfaatkan sungai yang berada di belakang posko kami, meskipun bolak-balik mengangkut air menggunakan timba untuk dibawa ke kamar mandi yang sederhana. Selama 2 bulan menjalani kuliah kerja nyata kami melakukan kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat seperti melakukan kegiatan sosialisasi PHBS (perilaku hidup bersih sehat), mengajar di sekolah dasar, program maghrib mengaji bagi anak-anak sekitar kampung tersebut, dan program kepemudaan dan kebudayaan lainnya.
Setelah selesai kuliah kerja nyata selesai kami dikembalikan ke kampus, melanjutkan proses perkuliahan jika masih ada materi yang belum tuntas dan perbaikkan dari materi perkuliahan, ini tidak kalah pentingnya bagi mahasiswa untuk memperbaiki nilai IPK nya di kemudian hari dan syarat dalam mengikuti proses selanjutnya dalam menyusun tugas akhir dan skripsi. Semester akhir merupakan tantangan terberat bagi setiap mahasiswa disinilah mereka terus diuji, dengan berbagai macam yang harus dilaksanakan sesuai petunjuk regulasi kampus, praktek kerja, penelitian, dan ujian akhir lainnya yang harus dijalani untuk mendapatkan kelulusan dari kampus dan gelar S-1, proses tersebut amatlah panjang butuh pengorbanan, beribu keringat bercucur, beribu air mata bercucur dan berbagai macam tantangan lain yang harus tahan mental dan kuat dalam bersikap dalam menghadapinya.
Namun jika niat kita kuat, tidak cukup hanya ikhitar ( usaha) tapi juga di barengi dengan Do’a kepada sang pencipta, terus minta dan minta kepada sang pencipta sesuai dengan apa yang kita harapkan agar dipermudah dan diberi jalan dalam segala urusan, cepat atau lambat usaha dan doa itu di lihat, di dengar, di rasakan, dijawab oleh Allah swt. Sampai lah pada akhirnya kami menyelesaikan studi S-1 melewati proses tantangan selama 5 tahun tersebut, banyak pelajaran yang diambil selama waktu tersebut pengalaman, ilmu, dan hal positif lainnya bekal bagi kehidupan, memang untuk menggapai cita-cita atau hasil yang indah tidak ada proses yang mudah dan instan, semua ada hikmah dan pelajaran setiap sesuatu yang kita alami atau hal yang menjadi ketentuan sang ilahi.
Kreator : Dian Kurniawan
Comment Closed: Jawaban dari Ikhtiar
Sorry, comment are closed for this post.