KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • basedonmyrealitylife
  • Berita Alineaku
  • betonredofficial.com
  • billybets.ch
  • Bisnis
  • Branding
  • Buku
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • ggbetofficial.de
  • gullybetofficial.com
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Metafisika
  • montecryptoscasinos.com
  • Moralitas
  • Motivasi
  • mrpachocasino.ch
  • Nonfiksi Dokumenter
  • Novel
  • novos-casinos
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • okrogslovenije
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Pablic
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Pin-Up oyunu
  • Pin-UP VCH
  • Pin-Up yukle
  • Politik
  • Post
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Public
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Agrikultur » Jejak Tapak Heroik

    Jejak Tapak Heroik

    BY 16 Nov 2025 Dilihat: 43 kali
    Jejak Tapak Heroik_alineaku

    JEJAK TAPAK HEROIK 

    “Petani Champion

     

    Pemerintah melalui programnya sedang mencari seorang tenaga lapangan yang cekatan dan mampu bekerja dengan tim. Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP) merupakan program pengembangan dan pengelolaan irigasi terpadu. Program ini sejalan dengan Strategi Prioritas dari Negara-Negara Anggota ADB 2016- 2019, untuk Indonesia adalah mencapai peningkatan investasi infrastruktur daerah dan sumberdaya air. Program ini juga sudah termasuk dalam ADB’s Country Operations Business Plan, 2017–2019 for Indonesia. 

     

    Tim Institutional Strengthening For Agricultural Irrigation (ISAI) merupakan lembaga konsultan program yang membantu pemerintah dalam mendukung dalam kegiatan pengembangan dan pengelolaan irigasi pertanian dengan dibekali tim yang solid dan profesional. 

     

    Telepon bergetar. “Wah, panggilan tak dikenal?” 

     

    Hatiku berkata semoga ini pertanda baik. Eh’ ternyata “Orang Program”. 

     

    “Selamat anda lulus dan diterima menjadi bagian dari tim kami,” Ungkap orang yang tak dikenal tersebut yang merupakan bagian dari tim program pemerintah.

     

    “Apa Bapak siap menjadi tim kami?”

     

    “Siap, Pak. Alhamdulillah dapat nilai tertinggi, Tidak ada angin tidak ada hujan,” kataku.

     

    Wajahku sumringah mendengar pemberitahuan diterima di program pemerintah dengan penempatan di wilayah Kabupaten Kayong Utara. 

     

    Akhirnya aku pulang ke kampung halaman juga. Sejak dulu aku menginginkannya, dan kini aku bisa bertemu keluarga serta orang tuaku. Saat tiba di rumah, terbayang masakan Ibu—sayur asam pedas ikan pari—yang selalu menggugah selera.

     

    Mengarungi panjangnya sungai yang mengalir dari hulu ke hilir yang berlekuk dan meliuk-liuk, bunyi suara kapal kelotok yang meredup membuat tidur nyenyak, kapal bergoyang-goyang menepi ke dermaga tepat pukul 06.00 WIB. 

     

    “Suara bergemuruh dan bergetar,” Aku terbangun mengusap mata yang terkena percikan embun. 

     

    “Halo, Maulana? Iya! Aku sebentar lagi sampai. Singgah ke rumah ya.” 

     

    “Iya, sudah dalam perjalanan,” ucapku saat menelpon adik kandungku di Desa Benawai agung.

     

    Udara segar pagi ini, tampak dari jauh bukit-bukit mengelilingi daerah persawahan. Aktivitas para petani mulai mengayunkan tangannya sembari menancapkan bibit padi yang telah melalui proses semai. Area sawah yang luas Desa Benawai Agung ditetapkan sebagai daerah irigasi kesepakatan yakni Daerah Irigasi Semunting dengan luas 400 hektar. 

     

    “Bukan hanya Daerah Irigasi Semunting saja, daerah irigasi lainnya seperti Sedahan, Begasing, Alur Bandung, Dusun Kecil dan Dusun Besar,”ungkap Sri Astuti, selaku pengelola program IPDMIP di Kantor Bappeda Kabupaten Kayong Utara.

     

    Daerah irigasi Semunting dibangun pada masa jabatan Bupati Gusti Muh. Syafril pada periode 1983-1988 sebelum pemekaran Kabupaten Kayong Utara, dimana pada saat itu Kabupaten Kayong Utara masih berada dalam satu Kabupaten yang sama yaitu Kabupaten Ketapang. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2007 dan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 135/439/SJ tanggal 27 Februari 200, Kabupaten Kayong Utara sebagai pemekaran dari Kabupaten Ketapang, mempunyai luas wilayah sebesar 4.568,26 Km2.

     

    Daerah Irigasi Sedahan masuk dalam Desa Sedahan Jaya yang merupakan salah satu Daerah Irigasi di Kabupaten Kayong Utara. Kewenangan pengelolaan DI Sedahan berada di pemerintah Kabupaten Kayong Utara karena merupakan daerah irigasi(<1000ha). Berdasarkan Permen PUPR No.12 Tahun 2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi (EP), pelaksana eksploitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi sekunder adalah Kewenangan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruangan (PUPR) Kabupaten Kayong Utara, pengelolaan bendung juga berada di Dinas PUPR Kabupaten Kayong Utara dan pengelolaan jaringan tersier menjadi tanggung jawab masyarakat petani pemakai air (P3A/GP3A). 

     

    Daerah Irigasi Sedahan tepatnya di Desa Sedahan Jaya yaitu Batu Gamal yang menjadi sumber air utama untuk mengairi sistem irigasi pertanian. Selain itu sumber air yang digunakan untuk mengairi irigasi ini adalah mata air Sungai Remambah. Bangunan utama daerah irigasi yaitu Bendung Sedahan dengan luas lahan daerah Irigasi Sedahan adalah 284 yang digunakan sebagai lahan Pertanian.

     

    Daerah Irigasi Begasing masuk dalam wilayah Desa Sedahan Jaya dan Desa Pampang Harapan yang merupakan salah satu Daerah Irigasi di Kabupaten Kayong Utara, Luas fungsional Daerah Irigasi Begasing adalah 223 Hektar dari luas total 418 Hektar yang digunakan sebagai lahan Pertanian.

     

    “Sementara tiga Daerah Irigasi yakni Daerah Irigasi Semunting, Sedahan dan Begasing menjadi percontohan pengembangan program ICT,”kataku saat menjelaskan kepada OPD terkait** yang ada di Kabupaten Kayong Utara.”

     

    “Bahwa ICT (Information and Communication Technology) merupakan transforma digital pertanian beririgasi dengan mengedepankan keberlanjutan desentralisasi pengelolaan pertanian beririgasi. Selain itu, dilakukan pula dengan meningkatkan produksi pertanian beririgasi sehingga memberikan peluang terhadap peningkatan pendapatan petani dan pencapaian kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut sebagai upaya pemerintah dalam mendorong pemanfaatan ICT pada sektor pertanian yang juga harus dilakukan oleh semua pihak, baik pemerintah daerah maupun masyarakat petani. 

    Kendala yang masih dihadapi dalam pemanfaatan ICT adalah masih lemahnya pemanfaatan ICT dalam bidang pertanian. Berdasarkan data Survei Pertanian Antar Sensus (SUPAS) Tahun 2018 menunjukkan bahwa jumlah petani di Indonesia yang mencapai 33 juta orang petani hanya 13% atau 4,5 juta petani yang telah menggunakan internet. Tentu angka yang masih jauh dari ideal. Dari data tersebut menunjukkan masih terjadinya kesenjangan digital (digital divide) ditingkat petani. 

    “Banyak hal yang memungkinkan hal tersebut dapat terjadi. Satu diantaranya adalah tingkat usia petani Indonesia yang semakin menua, yang rata-rata nasional mencapai usia 52 tahun. Hal tersebut, menjadi salah satu penyebab kemampuan penguasan gadget yang rendah. Pada sisi yang sama, petani Indonesia memiliki tingkat pendidikan yang juga masih rendah.” 

    Pemanfaatan ICT dalam sektor pertanian pada sejumlah studi memperlihatkan bahwa akses terhadap teknologi informasi, khususnya internet, berdampak pada produktivitas komoditas pertanian yang dibudidayakan oleh petani. Sebagai sebuah ilustrasi sebuah hasil studi di Vietnam memperlihatkan bahwa petani padi Vietnam yang menggunakan internet memiliki produksi yang lebih tinggi sekitar 6,8% dibanding yang tidak menggunakan internet. Hal ini sejalan dengan temuan Khanal et.al (2013) yang memperlihatkan bahwa rumah tangga petani skala kecil yang memiliki akses terhadap internet memiliki pendapatan yang lebih tinggi dibanding petani skala kecil yang tidak memiliki akses terhadap internet untuk kasus di Amerika Serikat. Dari sejumlah penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan internet dapat memberikan kesempatan kepada petani untuk memperoleh informasi terkait akses terhadap kredit perbankan, literasi keuangan melalui lembaga keuangan, pemasaran hasil pertanian, dan teknik budidaya untuk meningkatkan produksi pertanian. 

    Dari beberapa penelitian diatas, beberapa hal juga sejalan dengan hasil yang diperoleh dari Kegiatan Leveraging ICT For Irrigated Agricultural Extension yang sebelumnya telah diinisiasi oleh berbagai pihak bersama Bappenas. Kegiatan TA 9391 tersebut telah dilaksanakan di empat lokasi kabupaten pilot (2018-2021), yaitu di : Kabupaten Sukabumi, Garut, Lombok Timur dan Pasaman Barat, yang menunjukkan hasil bahwa pemanfaatan ICT secara statistik telah memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan pendapatan petani. Oleh karenanya dalam salah satu rekomendasinya model ini perlu direplikasi di tempat lain. (Sumber : Final Report TA.9391, Desember 2021).

    “Dalam program replikasi standar yang harus dipenuhi adalah dengan pendekatan LoDEP (Local Digital Ecosystem Program), yang merupakan cara terbaik untuk membangun ekosistem lokal berbasis digital. Selain itu, replikasi juga dilakukan dengan fokus pada pengaktifan penyuluh pertanian lapangan, pengamat pengairan, dari unsur pemerintah daerah di lokasi proyek. Mereka adalah “champion” yang membantu petani memanfaatkan IDEAs (Irrigation Digital Ecosystem Applications) secara efektif yang bermitra dengan application partner.

    Penjelasan diatas, maka diperlukan penugasan tenaga fasilitator lapangan (TFL) yang akan menjadi mitra dari petani dan pemerintah daerah dalam pemanfaatan ICT ini,” Kataku saat menjelaskan kepada OPD terkait** dengan memberikan informasi program melalui brosur ICT.

     

     

    Penyuluh Pertanian (PPL) 

     

    “Pagi pukul 09.00 WIB cuaca cerah berawan sembari mengenaan sepatu hitam, aku bergegas berangkat menuju kantor Dinas Pertanian Kabuoaten Kayong Utara, Kantor tersebut hanya 30 menit dari rumah. 

     

    “Bapak, Mau tanya?” Bagian pengelola IPDMIP di ruangan mana ya?, Oh ya! Kebetulan saya Faslilitor ICT dari ISAI Kalbar,Saya mau melakukan koordinasi dengan pengelola IPDMIP,” celetukku saat bertemu satpam di kantor Dinas Pertanian.

     

    Kunjungan kedua kalinya di Kantor Dinas Pertanian dalam rangka silahturahmi serta berkoordinasi terkait dengan Penyuluh Pertanian (PPL)sebagai mitra dan selanjutnya juga mau menyampaikan kegiatan ICT di lokasi Daerah Irigasi kesepakatan. Dua hari yang lalu juga berkoordinasi dengan Bappeda dan Dinas PUPR untuk menyampaikan program lanjutan IPDMIP yaitu ICT (Information and Communication Technology). Akan ada pendampingan di lokasi irigasi kesepakatan yang bekerjasama secara langsung dengan para petani di daerah tersebut,”ujarku.

     

    “Untuk PPL, mereka punya kantor sendiri di Kantor Balai Penyuluh Pertanian (BPP). Jadi, untuk berkoordinasi bisa langsung ke BPP atau hubungi saja nomor kontak PPL. Daerah Irigasi Semunting dibina langsung oleh Mudamah, sedangkan Daerah Irigasi Sedahan dan Begasing dibina oleh Suhaimiyati. Jika perlu data terkait petani koordinasi langsung ke mereka saja,” ujar Pebrianti selaku Pengelola Kegiatan IPDMIP sambil memberikan nomor kontak PPL.

     

    Penyuluh pertanian lapangan (PPL) adalah ujung tombak pembangunan pertanian, dimana kinerja penyuluh akan langsung terasa manfaatnya oleh petani. PPL juga merupakan jembatan penghubung antara Dinas Pertanian dan petani. Sama halnya dengan PPL di Kabupaten Kayong Utara yang menjadi garda terdepan dalam memajukan pertanian di daerah ini.

     

    “Mengingat pentingnya tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh PPL, Kementerian Pertanian membuat program nasional untuk memberikan penghargaan kepada penyuluh terbaik. Kegiatan ini telah diselenggarakan di 16 provinsi dan 74 kabupaten/ kota di Indonesia, bekerjasama dengan International Fund For Agricultural Development (IFAD).

     
    Di Kabupaten Kayong Utara sendiri, kegiatan ini sudah berlangsung setiap tahunnya sejak tahun 2018. Beberapa waktu lalu, kegiatan ini diadakan tahun 2021 di Desa Benawai Agung dan Desa Sedahan Jaya, Kecamatan Sukadana.

    Terkait apresiasi ini, diberikan kepada penyuluh PPL wilayah tugas Sukadana. Peringkat 1 PPL terbaik diraih Mudamah, peringkat 2 Suhaimiyati dan peringkat 3 oleh Dedek Sumiatun. Atas prestasi tersebut, Yudiansyah mengatakan untuk tahun 2022 ini, Dinas Pertanian dan Pangan fokus mengembangkan komoditi cabai.

    Mudamah dan Sumiyati dengan kompak mengatakan, pada tahun 2018, saya mendapatkan amanah bersama Tim PPL lainnya untuk membantu fasilitasi kegiatan Sekolah Lapang (SL) program IPDMIP. Sebelum ada kegiatan SL, hasil padi dari petani menurun hanya mampu 35% setelah diadakan kegiatan SL menjadi hasil panen padi menjadi 55%. Petani merasa sangat terbantu dalam segi produktivitas hasil pangan.

    Informasi yang didapatkan dapat menjadi acuan pengembangan dalam budidaya maupun pengolahan pasca panen. Tentu saja hal yang kita harapkan adalah peningkatan produktivitas dan nilai tambah yang merupakan ciri pertanian modern dapat tercapai. Kita harus bersama-sama saling melengkapi untuk memberikan yang terbaik bagi para petani kita, agar kesejahteraan mereka meningkat. Karena itu disini diperlukan adanya peran penyuluh pertanian yang dapat mensosialisasikan tentang penggunaan teknologi yang dapat membantu dalam pengelolaan usaha tani mereka sehingga nantinya akan menciptakan suatu usaha tani yang lebih produktif dan efisien. Diperlukan tenaga penyuluh yang benar-benar kompeten untuk membantu menerapkan dan mengaplikasikan penggunaan teknologi ke para petani,”kataku saat diskusi dengan PPL di Kantor BBP pertanian Kab.Kayong Utara.

    Sambungku, dengan berkembangnya teknologi informasi dan multimedia yang begitu cepat maka akan berdampak pada peningkatan terhadap kualitas sumber daya tenaga penyuluh. Penyuluh pertanian dituntut untuk memahami teknologi informasi dan komunikasi selain dari ilmu-ilmu mengenai pertanian. Para penyuluh juga harus mampu mengaplikasikan teknologi informasi sebelum mereka melakukan penyuluhan. Sehingga pada akhirnya penyuluhan berfungsi untuk menjembatani kesenjangan antara praktek yang harus atau biasa dijalankan oleh petani dengan pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang yang menjadi kebutuhan petani tersebut. Penyuluh pertanian akan membimbing petani dengan pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang untuk diterapkan kepada petani dalam usaha taninya. Sebaliknya jika petani mempunyai masalah yang memerlukan pemecahan para ahli, seperti kegagalan panen akibat serangan hama/keadaan tanahnya dapat disampaikan kepada para ahli melalui penyuluh.

    Program ICT-IPDMIP program pemerintah yang memberikan informasi seluasnya kepada petani di Daerah Irigasi, melalui aplikasi MATANI.ID sebuah aplikasi yang mudah digunakan petani. Terima kasih atas pelatihan ICT yang telah diberikan kepada kami dan petani yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang pertanian melalui transformasi digital ini,” ucap Mudamah dan Sumiyati secara kompak mengucapkan closing statement setelah mengikuti pelatihan ICT di Pontianak.

    Muhammad Noor,

     

    “Muhammad Noor, petani Berprestasi Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat.  Ia lahir tanggal 9 Maret tahun 1967, di dusun Munting Desa Benawai Agung Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara dari pasangan Bapak Seni dan Ibu Seliyah yang berasal dari petani tulen. Muhammad Noor sejak selesai Sekolah Menengah Atas memutuskan untuk menjadi petani yang mandiri bersama istrinya isnawati dan bersama kedua anaknya Riduan dan Yulion Agustina bertempat di jalan Famili Desa Benawai Agung Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara. Provinsi kalimantan Barat. 

     

    “Muhammad Noor biasa disapa Mat Noor seorang laki —laki yang ramah dan mau selalu bersosialisasi dan ia selalu mau mengikuti setiap program-program pemerintah yang bersifat membangun di bidang pertanian. 

     

    Mata pencaharian masyarakat di tempat ia dilahirkan secara umum adalah petani kecil yang memerlukan sentuhan baik sosial maupun teknologi, potensi lahan pertanian sangat memungkinkan untuk dikembangkan. Melihat kondisi demikian bagi Mat Noor adalah panggilan dan sebuah keharusan untuk segera terjun, mereka yang kurang mampu perlu dirubah kehidupannya agar mampu keluar dari himpitan kemiskinan yang berkelanjutan.  

     

    “Untuk merubah semua itu ia mengajak kawan-kawan sesama petani bersama-sama mencari solusi bagaimana caranya bisa merubah kehidupan petani menjadi lebih baik. Maka pada tahun 2010 Mat Noor bertekad untuk menjadi petani Organik, Penangkaran. Bertani Organik yang diusahakannya seluas I Ha, dan Alhamdulillah hasil panen padi organiknya sangat baik dan bisa merubah kehidupan keluarganya serta memotivasi kawan-kawan sesama petani. 

     

    ‘Sebelum menjadi petani organik Mat Noor sudah terkenal menjadi petani yang berhasil, berkat ulet dan giat dalam bekerja serta tidak pernah berputus asa. Sejak tahun 2010 menjadi petani organik sampai sekarang, Alhamdulillah, Ia bisa memenuhi kebutuhan gabah untuk diolah menjadi beras dan benih untuk petani yang ada di desa Benawai Agung Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara. 

     

    Luas lahan tanaman padi organik miliknya hanya I Ha dan terus berlanjut sampai sekarang menjadi 5 Ha. Bekerjasama dengan kelompok tani yang dibentuknya sejak tahun 2009. Setiap musim tanam bisa menghasilkan panen 4,2 ton/Ha dan hasil panen padi organiknya  dijadikan beras dan dijual dengan harga 15 ribu/Kg. 

     

    “Dia juga satu-satunya petani Organik yang ada di desa Benawai Agung Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Muhammad Noor diantaranya adalah Rajin mengikuti temu teknis yang dilaksanakan Penyuluhan Pertanian Lapangan yang dijadwalkan setiap bulannya; Selalu melakukan evaluasi hasil kerja di bidang tanaman padi Organik; Mengajak kawan-kawan sesama petani mempraktekkan tanaman bersama dengan system Jarwo dan cara pemupukan yang benar; Mengajak sesama petani untuk mengembalikan jerami sisa panen ke sawah untuk mengurangi pemakaian Urea dengan mengolah jerami menjadi kompos; Mengajak sesama petani untuk tanam serempak. 

     

    Awal bertemu Mat Noor, saat melakukan sosialisasi dan pengisian kuesioner baseline survey di tempat kediamannya. Pada sesi wawancara, Ia juga punya usaha lainnya seperti usaha penjualan pupuk organik dan pengembangan budidaya madu kelulut.

     

    “Pupuk organik dari campuran kotoran sapi, dedak, dan ampas kelapa. Bahan tersebut difermentasi selama dua minggu. Setelah jadi, pupuk tersebut dikemas dalam plastik 5 kg dan dijual dengan harga 1.200/kg. Selain itu, Ia juga membudidayakan madu kelulut, dalam semusim madu yang dipanen sekitar 2-3 liter. Madu tersebut dikemas dalam botol plastik yang diberi label dengan takaran 250 ml/botol. Untuk harga madu 80.000/botol,” Ungkap Mat Noor, saat ditanya tentang usaha yang dijalankannya selama ini. 

     

    Pengalaman dibidang pertanian yang cukup baik, dikenal oleh orang dinas pertanian kabupaten kayong utara, membuat ia tetap rendah hati. Melihat kegiatan pertanian ulet dan gigih, Ia menjadi kandidat calon petani champion pada program IPDMIP-ICT. 

     

    “Wah, keren sekali pak?” Apanya, berbagai pelatihan yang bapak ikuti,” celetukku saat melihat sertifikat pelatihan dan piagam penghargaan di lemari miliknya.

     

    “Alhamdulillah, setiap agenda pertanian saya sering dipanggil oleh Dinas Pertanian mewakili petani kabupaten kayong utara, untuk belajar tentang tani bersama petani daerah lainnya,”kata Mat Noor sambil senyum.

     

    Sejak terpilihnya menjadi kandidat petani champion, semangat dan kegigihan mulai tampak di wajahnya. Dulu, saya juga pernah mengembangakan tanaman sayuran seperti kacang,mentimun dan kangkung jalan kurang lebih 2 tahun di program Yayasan Asri, namun masuk musim ketiga pembinaan tidak ada lagi dan jaringan pasar juga terbatas. Program ICT yang telah saya ikuti selama beberapa kali pertemuan membuat saya bangkit lagi untuk menggarap lahan baru untuk ditanami tomat. Saya mendengar ada aplikasi yang mempermudah mencari jejaring pasar yang dapat membantu para petani untuk menjual hasil produknya. 

     

    “Bapak punya handphone?” 

     

    “Saya belum punya,”sambil menggelengkan kepala. 

     

    “Aplikasi ini perlu handphone android Pak,” kataku..

     

    “Maaf ya, Pak. Bukan menggurui ya, sekarang ini dunia digital jadi kebutuhan apa saja perlu komunikasi dengan Gadget salah satunya telepon pintar untuk mempermudah akses pengetahuan dan pemasaran.”

     

    “Mendengar itu, Kira-kira berapa ya kisaran harga handphone android?” 

     

    “Oh ya, kalau HP android sekitar lima ratus ribu sampai satu jutaan, Pak.”

     

    “Toko shopee juga terjangkau harganya..”

     

    “Kalau begitu, saya mau minta pesankan melalui aplikasi di handphone anak saya saja.”

     

    “Baik pak, mudahan kita bisa sama-sama belajar mengoperasikan handphone-nya, Pak.”

     

    ”Siap, Bang. Ajari tentang aplikasi juga ya,” pungkas Mat Noor saat diskusi di rumah kediamannya di Desa Benawai Agung.

     

    Melihat keseriusan Mat Noor yang ingin membeli smartphone android, sebagai kebutuhan dalam berinteraksi baik informasi pengetahuan dan jejaring sosial ke sesama petani.  Jadilah sumber energi untuk orang lain. Setiap orang yang berjumpa dengan Anda senang karena selalu mendapatkan “sesuatu.” Dan bukan hanya senang, mereka menjadi lebih semangat untuk berkarya dan bertumbuh. Kehadiran Anda dinanti. Kehadiran Anda menjadi sumber inspirasi,”kata inilah yang ku ucapkan kepada setiap orang-orang yang kutemui saat sosialisasi program ICT.

     

    Pelatihan penggunaan aplikasi di Program ICT menjadikan pengetahuan baru bagi Mat Noor, Ia berharap bisa mendapatkan informasi tentang manfaat aplikasi dan bekerjasama dengan program ICT yang telah berjalan selama enam bulan serta ada pendampingan yang intens untuk sama-sama membangun kemajuan dan perkembangan petani di Daerah Irigasi kesepakatan yang telah dipilih Pemerintah Kabupaten Kayong Utara.

     

    “Perjalanan Mat Noor menjadi petani yang ulet dan lugas telah ditulis untuk menginspirasi banyak orang khususnya petani yang ada Daerah Kabupaten Kayong Utara, sebagai petani champion memiliki peranan penting dalam mengkoordinir anggotanya untuk pengembangan pertanian berkelanjutan dan juga sebagai aktor yang mampu berkolaborasi dengan baik nantinya dalam program ICT. 

     

    Rusmiadi

     

    Rusmiadi, lahir di  Dusun Munting Desa Benawai Agung Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara pada tanggal 1 Juli 1977. Ia dari pasangan Bapak Jainol dan Ibu Saodah yang berasal dari petani. Ia hanya mengenyam pendidikan Sekolah Dasar saja untuk membantu orang tuanya bertani. Ia menikah pada tahun 1999 dengan istrinya bernama Suryati dan dikaruniai dua orang anak benama Riki Gunawan dan Rika Rusdianti. Mereka keluarga kecil yang tinggal di jalan Famili Dusun Munting Desa Benawai Agung Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara. Provinsi kalimantan Barat.

     

    Mata pencaharian masyarakat di tempat ia dilahirkan secara umum adalah petani kecil yang memerlukan sentuhan baik sosial maupun teknologi, dengan potensi sumber daya alam yang melimpah sangat memungkinkan untuk dikembangkan. Mereka yang kurang mampu perlu di rubah kehidupannya agar mampu keluar dari himpitan kemiskinan yang berkelanjutan.  

     

    Sejak berumur sepuluh tahun, ia sudah membantu kedua orang tuanya dibidang pertanian membantu perekonomian orang tuanya. Demi meringankan beban orang tuanya ia rela memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan seperti yang dilakukan teman sebayanya yang melanjutkan pendidikan sampai keluar daerah.  

     

    “Bapak dari dua anak ini suka bermain bola kaki, tak heran usai pulang sekolah dia bersama teman-temanya bermain bola yang menjadi kegemarannya sejak kecil, menginjak dewasa ia mengurangi hobinya dan mulai mencari relasi untuk bekerja mencari nafkah keluarga tercinta.

     

    Menjadi seorang petani tidaklah mudah, ibaratnya “membalikkan telapak tangan” semua tidak instan perlu kesabaran, ketekunan dan berani. Jika berhasil panen bisa dapat keuntungan dan dimodali kembali dan jika gagal panen jangan pernah putus asa coba kembali,”ungkap Rusmiadi sambil duduk di teras rumahnya.

    “Luasan lahan sawah yang digarap?” kataku..

    “Saya menggarap lahan sawah pertama kali pembagian warisan sekitar setengah hektar, alhamdulillah dengan hasil panen bisa beli lagi satu hektar lahan sawah. 

    “Jenis bibit apa pak, yang dikembangkan?” secara spontan kuucapkan saat duduk disampingnya.

    “Oh Ya, itu bibit padi lokal bisa disebut padi ringka dan kembar halus. Ia menjelaskan bahwa padi lokal tersebut ditanam pada tahun 2002, namun sekarang sudah beralih ke padi unggul jenis Inpari 32, IR 64 dan Sartani.

    Selain itu, jiwa sosial yang tinggi membuat ia disenangi oleh masyarakat desa, usaha membantu masyarakat sudah ditanmkan sejak kecil walaupun keterbatasan ekonomi ia sangat taat pada kedua orang tuanya. Berkat kerja kerasnya pada tahun 2013, Pak Rusmiadi mendapatkan kesempatan menjadi Kepala Dusun di Desa Benawai Agung Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara. Ia ditugaskan untuk membantu wilayah Dusun Munting dengan jumlah penduduk 800 kepala keluarga. 

    “Menjadi kepala dusun tidak membuat ia terlena, aktivitas yang dilakukannya membantu masyarakat dalam menyampaikan apsirasi pembangunan ditingkat desa saat musyawarah desa dan pada tahun 2016 sebagai patani aktif tergabung dalam kelompok tani Harapan Tani sebagai ketua kelompok yang beranggotakan 23 orang. 

    Dibidang pertanian, ia menjadi ujung tombak kelompok dalam mencari informasi tentang program pertanian untuk memajukan kegiatan kelompok, berkoordinasi dengan Penyuluh Pertanian terkait kendala yang dihadapi petani agar ada informasi mengenai solusi terbaik untuk petani daerah irigasi.

    Pada tahun 2019, Rusmiadi mulai tertarik pengembangan ternak ayam kampung. Ayam kampung pemeliharaanya sangat mudah, member makanya cukup mudah. Awalnya saya memelihara hanya 8 ekor, melihat ada progres yang bagus akhirnya berkembang menjadi 70 ekor, usaha tersebut dilakukannya sampai sekarang.

    “Proses tidak menghianati hasil, sebaliknya hasil juga tidak menghianati proses, itulah ungkapan untuk Pak Rusmiadi setiap kegiatan yang ia tekuninya adalah anugrah dari Allah SWT patut disyukuri. Pada kesempatan ini pula ia mulai tertarik dengan dunia perkebunan untuk jangka panjang dengan mengembangkan tanaman pinang, jika ia tidak menjabat lagi, fokusnya mengelola dan merawat kebunya untuk hari tua kelak,”ujar Rusmiadi saat meyeruput kopi buatan istrinya yang lagi duduk diruangan tamu.

    Awal Februari 2022, aku bersilahturahmi kerumah Pak Rusmiadi dalam agenda Baseline Survey ICT. Sebelumnya ia sudah mendapatkan informasi program IPDMIP   karena ada kegiatan Sekolah Lapang dan beberapa pembangunan Saluran Irigasi dari Dinas PUPR. Ia juga aktif mengikuti perkembangan Kelompok P3A sebagai sekretaris. 

    Setiap bulannya sering bertemu Pak Rusmiadi berkoordinasi terkait informasi ICT baik di rumah dan dikantor desa. Ia bercerita pengalaman tentang pertanian dari gagal panen hingga berhasil panen, pemasaran juga menjadi problem dan menghantui para petani yang ada di Desa Benawai Agung, terutama harganya yang anjlok.

    Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) transformasi digital yang nantinya ada aplikasi bagi petani untuk mengakses pasar dan pengetahuan tentang tani pada aplikasi tersebut,” kataku.

    “Kami selaku tenaga lapangan memberikan sosialisasi program ICT/TIK sedang dalam proses dikembangkan, Program ini lanjutan dari Program IPDMIP yang awalnya fokus pada pembangunan dan Program ICT ini penguatan kapasitas petani dan ekonominya.

    “Oh ya, semoga program ICT dapat kami rasakan manfaatnya, karena banyak program dari pemerintah namun sedikit petani yang mendapakannya,”ungkap Rusmiadi. 

    Melihat kegigihan dan semangat Pak Rusmiadi yang merupakan aktor berpengaruh di masyarakat desa dan para petani, Ia dijadikan petani champion pada program ICT untuk membantu menyebarkan “virus”kebaikan, mendorong petani teromtivasi dan bergairah dalam memanfaatkan aplikasi ICT tersebut.

     

    Deni

     

    Deni seorang petani yang lahir di  Dusun Sawah Desa Sedahan Jaya Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara pada tanggal 18 Agustus 1970. Ia dari pasangan Bapak Gidun dan Ibu Milin yang berasal dari petani. Ia hanya mengenyam pendidikan Sekolah Dasar. Memiliki tiga orang anak benama Hendri Siswanto, Reki Rikardo dan Pangki Suwito dari pernikahan dengan istrinya bernama Harjenah bertempat di Desa iya tinggal di Desa Sedahan Jaya Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara Provinsi kalimantan Barat. 

     

    Sejak sekolah dasar, Ia sudah membantu pekerjaan orang tuanya yang bertani padi, Orang tuanya melatih anak-anaknya untuk belajar mandiri kelak setelah dewasa bisa menjadi anak yang berguna untuk orang banyak. Punya hobi bermain bola menjadi kebanggan tersendiri baginya, setelah membantu orang tuannya dia kerap diajak oleh teman-temannya bermain bola kaki yang tidak jauh dari rumahnya.

     

    Kehidupan berkeluarga yang dialami, tidak seberuntung orang diluar sana, Ia menyudahi pendidikannya hanya di jenjang sekolah dasar dengan mendengarkan nasehat orang tua dan berharap dapat membantu meringankan beban keluarga. Dorongan semangat istri, ia mulai mengembangkan padi yang mengandalkan lahan milik orang tuanya. Luas lahan sawah yang digarapnya sehektar dengan sistem sewa. Untuk padi yang dikembangkan jenis padi lokal yakni sedane,IR 64 dan pelita. Hasil panen 2 ton, dikonsumsi 30% dan 70% dijual.

     

    “Waktu itu, pengelolaan dilakukan secara tradisioanal (manual). Untuk membersihkan lahan menggunakan parang, sasak dan cangkul, penanamannya sendiri menggunakan tugal,’semua serba manual,”pungkas Deni.

     

    Perjalanannya menanam padi kali ini juga tidak mulus. Setiap akhir tahun atau memasuki musim hujan, Deni mengaku harus berhenti menanam agar tidak rusak akibat banjir. 

     

    “Saat ini, tingginya harga pupuk menjadi keluhan petani, mau tak mau harus mengurangi pupuk yang tidak besubsidi tentunya sangat mahal. Hal tersebut sudah menjadi pembicaraan dikalangan petani yang setiap tahunnya permasalahan pupuk belum bisa teratasi. Upaya tersebut sudah dikomunikasikan kepada Sumiyati pembina pertanian dilapangan daerah irigasi sedahan. 

     

    Pada tahun 2018, tergabung dalam Tim Jangkrik yang memenangkan lomba kontes durian dengan meraih peringkat 1 sekabupaten Kayong Utara, lomba tersebut dengan katagori (warna,bentuk dan rasa). Berkat kontes tersebut ia kedatangan tamu yang datang dari Kabupaten Ketapang, Pontianak, Sambas dan bahkan dari luar pulau kalimantan seperti Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Tengah. 

     

    Deni, terggabung dalam ketua Kelembagaan P3A Darma Bhakti Di Daerah Irigasi Sedahan,  Ia mengembangkan tanaman jagung manis, kacang kedelai, timun dan kacang panjang. 

     

    Deni juga memilik tanaman jagung manis seluas 2500 m2,  dalam semusim tiga kali tanam dengan panen 6000 buah jagung. Dijual Rp.2000/buah. Informasi pemasarannya biasanya para tengkulak datang datang ke tempat mengambil tanaman jagung bahkan ada yang memberi bantuan modal untuk bibit atau racun. 

     

    “Lagi-lagi dan lagi,” ungkapnya dengan nada kesal, saat ditanya permasalahan yang dihadapinya. 

     

    Setiap nanam sayuran ada saja masalah yang datang, tak lain adalah banjir, sayuran jadi kuning bahkan hanyut. Apalagi kalau tanaman timun yang tidak bisa terendam air,  jika terendam bisa rusak tanaman, sambungnya.

     

    “Dibalik kegiatan pertanian, Deni juga baru belajar mengembangkan ternak kelulut pada tahun 2018 hingga sekarang. Percobaannya membuahkan hasil selama 2 tahun iya sudah mengembangkan 30 kotak sarang kelulut. Madu kelulut yang di hasilkan sebanyak 40 liter dalam satu musim. Semua itu tergantung kecukupan sari bunga pengahasil madu. Pejualan dalam bentuk kemasan botol plastik ukuran 250 ml yang telah diolah terlebih dahulu secara genis. Kemudia diberi label kemasan diberi harga Rp.80.000-100.000/botol. Pemasarannya ini masih di daerah lokal saja dengan kerjasama melalui pihak ketiga.

     

     Jadi, apa sudah ada izin pak?,”ucapku saat melihat langsung sarang kelulut di perkarangan rumah.

     

    “Sejauh ini,  sudah ada label namun perizinan belum didaftarkan. Sementara memakai lebel yang sudah berizin dari mitra kami jaringan pasarnya itu di daerah Kab.Kayong Utara,”celetuk Deni.

     

    Mendengar cerita Pak Deni, banyak sekali komoditas yang dikembangkannya sehingga ia didaftarkan petani champion pada program ICT, hasil koordinasi dengan PPL yang membina wilayah Daerah Irigasi Sedahan. Ia berharap dengan aplikasi yang dikenalkan dapat memberi manfaat bagi petani. 

     

    Wayan Nika Armawa

     

    Pemuda ganteng keturunan bali ini berasal dari Dusun Sawah Desa Sedahan Jaya Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara, Ia bernama Wayan Nika Armawa biasa dipanggil Kang Wayan lahir pada tanggal 27  Februari 1990.  Ia dari pasangan Bapak Komang Surapada dan Ibu Wayan Roni kedua orang tua terlahir dari petani. Pada Tahun 2007 menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA N 1 Sukadana Kabupaten Kayong Utara. 

     

    Berstatus bujang, ia tidak malu untuk bertani demi untuk memenuhi ekonomi orang tuanya. Sebelum bertani, orang tuanya ingin dia menjadi orang yang mapan setidaknya berdasi,”cerita Kang Wayan.

     

    “Lanjut cerita, Pada tahun 2010, Ia pernah mendaftar Tentara tapi niat yang mulia tersebut belum didapatkannya saat mengikuti kompetisi tersebut ia gagal lolos tentara. Rasa gundah gulana tentunya ada dibenaknya, coba saja lolos pastilah orang tuaku senang,” ungkapnya dalam hati. 

     

    “Yang lalu biarlah berlalu, kini ia fokus untuk mengembangkan pertanian. Petani memang kerjanya berat,bosan,capek dan menantang saat awal garap tapi berhasil dilaluinya dengan tekun dan ulet. Jiwa tani sudah dimilikinya sejak kecil, kini ia sudah memiliki sawah sendiri dari pembagian warisan orang tua dengan luas 8000 m2. Tahun 2011 mulai mengembangkan padi jenis ciliwung, selang 4 bulan berhasil panen perdana sebanyak 2 ton. Sekarang ini, Kang Wayan  memilik 2 hektar lahan garapan untuk ditanam padi jenis Inpari 32, berhasil iya panen sebanyak 7,2 ton. 

     

    Pada tahun 2021, ia menambah komoditas tanaman kacang kedelai yang pasarannya cukup baik. Kacang kedelai yang ditanam dengan luas 2000 m2 , selang 4 bulan ia panen perdana sebanyak 300 kg, lalu menjulanya ketengkulak dengan kisaran harga Rp. 9000-10.000,-/kg,”jelas Kang Wayan yang duduk di depan teras rumahnya.

     

    Kang Wayan mulai bergabung menjadi anggota kelompok tani Harapan Bersama pada tahun 2019. Bergabungnya menjadi anggota poktan guna menambah pengetahuan dalam organisasi dan menjadi prasyarat bantuan pertanian terutama pada kebutuhan pupuk. 

     

    Ia dipilih menjadi bagian dari 5 petani champion dari Program ICT, yang menggantikan sebelumnya Pak Hardianto, ketua kelompok tani Maju Bersama.

     

    Ceritanya, Handponeku bergetar!’ Pas dilihat ternyata Pak Hardianto?”

     

    Assalamualaikum,

    Walalaikumsalam, Ada apa pak?,”jawabku..

     

    Ini pak mursin, saya mohon maaf tidak bisa ikut kegiatan pelatihan ICT, boleh tidak digantikan ya..

     

    “karena ada cara keluarga yang tidak bisa ditinggalkan..

     

    “Baik pak, boleh?”

     

    Saya diwakilkan oleh Wayan Nika Armawa, Ia anggota kelompok saya dari kelompok Maju Bersama. Untuk itu, saya kasi kontaknya ya..

     

    Baik Pak, saya coba menghubunginya,” tuturku.

     

    Melalui chat whatsapp, saya coba mengonfirmasi Wayan Nika.

     

    Ia mengonfirmasi untuk datang kerumahnya, Baik Pak Wayan Nika,” jawabku..

     

    Tiba dirumah, Saya langsung menyapa dan memperkenalkan diri.

     

    Jadi, Saya TFL-ICT lanjutan dari program IPDMIP yang mendapat tugas diwilayah 3 Daerah Irigasi, yakni Semunting, Sedahan dan Begasing. Sebenarnya ada 6 daerah irigasi,” jelasku saat menjelaskan kepada Wayan Nika..  

     

    “Untuk saat ini, disepakati tiga daerah irigasi terlebih dahulu. Selama empat bulan saya sudah mengidentifikasi produk unggulan dari Pak Hardianto disana ada prodak madu kelulut dan tanaman padi,” Wayan Nika menganggukan kelapanya..

     

    “Baik bang,”kata Wayan Nika. 

     

    Kang wayan akan mengikuti pelatihan rencananya akan dilaksanakan di Pontianak, nanti menunggu undangan. Saya berharap Kang Wayan, tetap semangat bertani dan semoga pada aplikasi yang akan dilatih nanti memberikan manfaat, bukan hanya diri sendiri saja akan tetapi semua petani yang ada di daerah irigasi,” jelasku.

     

    Saya memamg tergolong baru, bahkan terjun dunia pertanian juga baru belajar. Dengan informasi ini menambah wawasan dan pengetahuan. Semoga aplikasi ICT dapat membantu patani di desa.

     

    Made Jasa

     

    Made Jasa, lahir di  Dusun Begasing Desa Sedahan Jaya Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara pada tanggal 07 April 1979. Ia dari pasangan Bapak Wayan Neso dan Ibu Ketut Neso. Ia lulusan mengenyam pendidikan Di Poletehnik Negeri Pontianak Jurusan Diploma Tiga (D3) Teknik Mesin. Memiliki dua orang anak benama Wayan Jaya Setia Yuda dan Made Sakawira Yuda dari pernikahan dengan istrinya bernama sulasmi yang bertempat tinggal di jalan Cik Saleh Dusun Begasing Desa Sedahan Jaya Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara Provinsi kalimantan Barat. 

     

    Umur 10 tahun, ia sudah mulai ikut membantu orang tuanya bertani dengan merumput, menanam dan panen di Didesa Sedahan. Hobinya suka bermain voli ketika saat remaja, cita-citanya ingin jadi orang yang sukses,”ucapnya saat dengan orang tuanya.

     

    Orang tua selalu mengharapkan ia menjadi seorang pegawai kantor, namun nasib kurang beruntung untuk mewujudkan keinginan kedua orang tuanya, akhirnya modal nekat yang ia lakukan dan dengan niat tulus terjun ke dunia pertanian secara autodidak dengan memanfaatkan tanah orang tuanya, ia mengolah dan menggarap tanah untuk bertani padi seluas 0,5 hektar. Dari awal sejak tahun 2002, Made bersama istrinya menanam padi unggul jenis argo, ciliwung, cililin, pelita dan secanting, saat panen ia mendapat hasil 1,5 ton gabah padi, sehingga berkat keuletan dan ketekunan ia mempu membeli tanah seluas 5 hektar. 

     

    Made Jasa mulai bergabung sebagai ketua kelompok tani Batu Aboh pada tahun 2012 dengan jumlah anggota sebanyak 33 orang. Tahun 2015, ia menemukan benih padi serumpun di galangan padi, diambilnya untuk dijadikan benih dengan berat 200 gram, saat panen didapatkan 3 kg. lalu dicobanya lagi dengan benih sebanyak 3 kg, saat penen ia mendapatkan sebanyak 384 kg. Penemuan tersebut ia sebarkan kepada anggota kelompoknya. 

     

    Menghadapi situasi saat ini, dengan meningkatnya harga pupuk harus dihadapi dengan resiko, caranya dengan menambah produksi dengan pola tanam moderen. Ia juga menambahkan, berdasarkan peengalaman selama bertani padi paling tertinggi mencapai 5 ton/hektar, bahkan pernah mengalami gagal panen,”ucap Made Jasa.

     

    Saya sangat bersyukur mendapatkan  pengalaman sebagai petani teladan pada tahun 2015, Petani pengamat pada tanun 2012-2018 dan  menjadi penangkar padi pada tahun 2019. 

     

    Pada tahun 2022, ia dilibatkan dalam program ICT sebagai petani champion. Program tersebut lanjutan program IPDMIP, jadi sepak terjang kegiatan IPDMIP sudah dirasakannya dengan terlibat menjadi anggota komisi irigasi. 

    TFL terus berinteraksi dan berkomunikasi secara intens dalam penyebarluasan layanan ICT kepada petani, melakukan pendataan produk dari petani serta berkoordinasi dengan OPD terkait. Keberlanjutan diskusi ditandai dengan adanya Whatsapp Groub, informasi dan komunikasi dengan petani lebih mudah,”kata Made disaat berbincang dikediamannya di jalan cik saleh. 

     

    Pelatihan yang telah diberikan oleh program ICT di Pontianak, Kalimantan Barat pada tanggal 14-16 Juli 2022, menambah  wawasan dan pengetahuan kami sebagai petani, amanah yang telah diberikan kepada saya bersama rekan-rekan yang telah terpilih nantinya akan kami tularkan melalui sosialisasi kepada anggota kelompok dan petani di daerah irigasi begasing.

     

     

    Kreator : Muhammad Mursin

    Bagikan ke

    Comment Closed: Jejak Tapak Heroik

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak lahir begitu saja. Di balik perumusan lima sila yang menjadi pondasi bangsa ini, ada pemikiran mendalam dari para tokoh pendiri bangsa, salah satunya adalah Soekarno. Pemikiran Soekarno dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Lalu, apa saja pemikiran Soekarno tentang dasar negara […]

      Des 02, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Rumusan dasar negara yang dikemukakan oleh Mr. Soepomo memiliki peran sangat penting dalam pembentukan dasar negara Indonesia. Dalam sidang BPUPKI, Mr. Soepomo menjelaskan gagasan ini dengan jelas, menekankan pentingnya persatuan dan keadilan sosial. Dengan demikian, fokusnya pada teori negara integralistik membantu menyatukan pemerintah dan rakyat dalam satu kesatuan. Lebih lanjut, gagasan ini tidak hanya membentuk […]

      Okt 21, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021