KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Jendela Rumah Tanpa Daun

    Jendela Rumah Tanpa Daun

    BY 26 Jan 2025 Dilihat: 249 kali
    Jendela Rumah Tanpa Daun_alineaku

    Sebuah rumah mungil, suatu sudut komplek perumahan menjadi tempat tinggal keluarga sederhana ini. Satu hal yang unik adalah rumah itu memiliki jendela tanpa daun. Hanya ada kaca bening yang membatasi bagian dalam dan bagian luar rumah. Meskipun sederhana, rumah berjendela tanpa daun ini menorehkan kisah keluarga yang penuh cinta kasih.

    Rumah itu dihuni oleh pasangan suami istri yang bernama Pak Harto dan Bu Tuty, bersama dua anak mereka Acis dan Icas. Pak Harto bekerja sebagai pendidik atau guru sebuah Sekolah Menengah Kejuruan, sedangkan Bu Tuty sebagai guru Sekolah Menengah Pertama di wilayah tempat tinggal tersebut. Kehidupan yang sederhana sebagai keluarga pendidik, jendela rumah tanpa daun menjadi saksi bisu kebahagiaan mereka.

    Setiap hari sinar mentari akan menerobos jendela rumah tanpa daun itu untuk menghangatkan isi rumah. Kesibukan harian dengan tugas mengajar bagi ayah ibu dan tugas belajar bagi kedua anak tersebut. Mereka selalu mengawali kebersamaan di meja makan dekat jendela tanpa daun itu untuk sarapan. Setelahnya, baru bertebaran dengan tugas serta kewajiban masing-masing.

    “Jendela rumah tanpa daun ini membuka cakrawala batin kita untuk memandang dunia luas sana. Kalian harus yakin untuk menggapai cita-cita terbaik bahkan tertinggi walau ayah ibu kalian hanya seorang guru,” demikian ujar Pak Harto pada suatu hari.

    “Ya, Ayah.” jawab kedua anak yang lugu dan penurut itu dengan serempak.

    Bu Tuty hanya tersenyum bahagia, sambil mengusap bahu Si Acis, putri pertama mereka. 

    “Ibu berharap, kamu menjadi contoh buat adikmu. Kalian selalu saling membantu sampai kapan pun jua.” tegas bu Tuty kembali.

    Kebahagiaan keluarga sederhana ini sangat ditentukan oleh kebersamaan mereka. Kebahagiaan tidak selamanya diukur dengan harta kekayaan lahiriah. Mereka meyakini bahwa kekayaan batin lebih menentramkan. Petuah kakek nenek yang juga pernah sebagai pendidik terwarisi kepada mereka. Kebiasaan untuk bisa membantu orang lain terutama dalam menuntaskan pendidikan bagi keluarga yang kurang mampu. Secara bergantian menyekolahkan putri tetangga sampai jenjang Madrasah Aliyah, menyekolahkan anak teman alumni SMA sampai lulus kuliah strata satu, dan menyekolahkan keponakan-keponakan hingga sarjana juga. 

    Begitulah kekayaan yang mereka miliki, menanamkan investasi pada dunia pendidikan. Tuhan yang membukakan jalan sehingga semua terlampaui dengan sangat baik. Betul adanya berapapun penghasilan yang dimiliki akan selalu habis. Dan menghabiskan untuk dana pendidikan tak akan pernah putus. Akan selalu mengalir rezeki yang tiada disangka-sangka. Insya Allah menjadi amal jariyah yang selalu mengalir pula pahalanya.

    Jendela rumah tanpa daun itu menjadi simbol transparansi dan keterbukaan di antara para penghuninya. Tidak ada masalah yang tidak terselesaikan karena saling menghargai perasaan juga tidak ada yang disembunyikan. Bila ada masalah yang dihadapi salah satu anggota keluarga selalu didiskusikan bersama. Kadang ketika berkumpul untuk makan malam di dekat jendela tanpa daun itu, ada yang menyampaikan masalahnya maka di situ pula terjalin diskusi hangat. Diskusi untuk mengurai permasalahan serta mencari solusi terbaik.

    Bagi Si Acis ketika duduk dekat jendela tanpa daun itu, sambil menatap langit penuh bintang-bintang, ia akan menuangkan isi hati dan perasaan juga pikirannya dalam kanvas. Kegemarannya melukis menjadi salah satu talenta yang ia miliki. Bakat seninya tumbuh dalam beberapa aspek; gemulai menari, lihai melukis atau menggambar, merdu melantunkan lirik lagu. 

    “Ibu, aku menjadi juara satu Tilawatil Qur’an.” suatu hari ia mengabarkan via chat WhatsApp-nya. 

    Kala itu, ia berkompetisi tingkat kecamatan jenjang pelajar. Dia harus maju bersaing di tingkat kota, walaupun belum juara. Namun, kemahiran mengaji menjadi anugerah tersendiri. Begitu pula adiknya yang laki-laki. Walau tak seperti kakaknya yang multi talenta. Adik laki-lakinya juga menjuarai Tilawah Al-Quran kategori putra, juara dua.

    Jendela rumah tanpa daun bukan sekadar hiasan rumah. Jendela tersebut merupakan pengingat untuk kembali ke rumah, tak akan tergoda oleh kemewahan dunia luar. Jendela rumah tanpa daun yang kerap terkena angin, cahaya matahari, atau terpaan lainnya tetap kokoh nan bening. Hal ini mengisyaratkan kekuatan dan kekokohan keluarga yang tetap tegar dengan segala godaan serta tantangan. Jendela tanpa daun ini menjadi pelajaran bahwa keterbukaan dan kebersamaan menjadi kunci keutuhan keluarga. 

     

     

    Kreator : Dwi astuti

    Bagikan ke

    Comment Closed: Jendela Rumah Tanpa Daun

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021