KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Jika Ibu Masih Ada

    Jika Ibu Masih Ada

    BY 30 Jul 2025 Dilihat: 5 kali
    Jika Ibu Masih Ada_alineaku

    Jika Ibu masih ada…

    Aku tak akan sekadar pulang.

    Aku akan mengetuk pintu dengan dua tangan, 

    Memeluknya tanpa menunggu pelukannya duluan,

    dan membiarkan air mata ini jatuh sebelum ia sempat bertanya, 

    “Kenapa, Nak?”

     

    Karena sesungguhnya, 

    rindu yang paling menyakitkan adalah yang tak bisa lagi dititipkan lewat pelukan.

    Hanya bisa ditanam dalam sujud yang sunyi,

    di antara air mata rindu yang tak lagi bisa dibendung;

     

    Jika Ibu masih ada…

    Akan kutahan setiap ucapan yang dulu pernah menyakitinya,

    setiap mimik wajah yang tanpa sadar membuat hatinya retak.

     

    Karena kini aku tahu,

    seorang ibu masih bisa tersenyum saat dilukai anaknya…

    Walau hatinya patah, ia memilih diam agar tak membebani si anak dengan lukanya.

     

    Jika Ibu masih ada…

    Takkan kuhabiskan waktuku membalas chat orang lain saat bersamanya.

    Takkan kubiarkan kepalaku menunduk ke layar ponsel

    saat ia duduk di depanku menatap wajahku; 

    wajah yang dulu ia tatap setiap malam 

    dengan lelah dan cinta yang tak pernah ditagih balas.

     

    Jika Ibu masih ada…

    Aku akan genggam lama-lama tangannya,

    Aku akan tidur di sampingnya lebih sering.

    Mencium keningnya sebelum ia tertidur,

    dan takkan lagi mengeluh saat ia batuk di malam hari.

    Sebab kini,

    satu-satunya yang bisa kudengar hanya sunyi;

    dan suara batuknya pun terasa seperti nyanyian indah yang hilang.

     

    Jika Ibu masih ada…

    Aku akan mencatat setiap resepnya,

    mengabadikan setiap cerita masa lalunya,

    dan tak akan lagi berkata, “Ah, Ibu, cerita itu lagi…”

    Karena sekarang, aku bahkan rela menukar hari-hariku

    hanya untuk mendengar ia mengulang cerita yang sama untuk keseratus,

    bahkan keseribu kalinya sekalipun.

     

    Tapi Ibu sudah tiada…

    Dan hari-hari terasa seperti kehilangan warna.

    Rumah tak lagi punya aroma khas masakan cinta.

    Tak ada yang menegur saat aku pulang larut,

    tak ada lagi yang menyelipkan doa di bawah bantal 

    saat aku tidur dengan kecewa di hati.

     

    Kini aku hanya bisa menyesal..

    Bukan karena tak mencintai Ibu,

    tapi karena terlalu sering menunda menunjukkan cinta itu; 

    seakan waktu takkan pernah kehabisan stok hari.

     

    Kini aku tahu,

    kehilangan ibu…

    bukan sekadar kehilangan orang tua,

    tapi kehilangan tempat berpulang,

    kehilangan arah, 

    kehilangan pelukan yang tak pernah menghakimi,

    kehilangan satu-satunya doa yang tak pernah putus, 

    sekalipun tak pernah diminta,

     

    Jika Ibu masih ada…

    Aku tak akan meminta apa-apa lagi kepada dunia.

    Cukup ia ada…

    Cukup ia hadir…

    cukup ia tersenyum…

    cukup ia menyebut namaku dalam doanya…

     

    Dan kini,

    satu-satunya yang bisa kulakukan adalah menulis doa

    dalam bentuk cerita.

    Membiarkan setiap huruf menjadi pelukan,

    dan setiap kalimat menjadi air mata,

     

    Ibu…

    Jika surga benar-benar ada di bawah telapak kakimu, 

    Izinkan aku mencium tanah yang dulu kau tapaki, 

    Sebagai pengganti rindu yang tak akan pernah selesai.

    💕💞💝

     

    Bogor, 21 Juni 2025

     

     

    Kreator : Nurul Jannah

    Bagikan ke

    Comment Closed: Jika Ibu Masih Ada

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021