JODOHKU DITEMPAT KERJA KU

Perasaan jatuh cinta antara laki laki dan perempuan  muncul apabila sering bertemu muka secara sengaja atau tidak sengaja, sering  bersama disuatu tempat setiap hari. Bertemu pada suatu pekerjaan yang sama menjadi dekat, saling curhat, kadang bertukar cerita kehidupan pribadi masing masing. Setelah dekat menjadi teman tahu kebiasaan- kebiasaan dan sifat lawan bicara. Bagi lawan bicara tentu merasa senang bila apa yang dibicarakan direspon. karena sering curhat tadi akhirnya benih –benih asmara dihati mulai tumbuh, pikiran dan perasaan mulai ada rasa yang bergejolak. Selanjutnya mulailah pada diri masing-masing romantis, bila  tidak bertemu rasanya lama dalam sehari.

Setiap kisah cinta selalu menjadi bagian yang tak terlupakan dari kehidupan seseorang. Tentu setiap orang punya kisah masing masing yang unik ketika pertama kali bertemu pasangan. Moment-moment indah perkenalan pertama dengan pasangan selalu dingat apalagi setelah mengikat janji suci pernikahan yang sampai bertambahnya usia tetap langgeng. Untuk ini penulis berbagi cerita perkenalan pertama dengan pasangan. Cerita ini berlalu sudah 40 tahun lebih tetap terpatri di relung hatiku.

Namaku Nomira teman teman memanggil ku Mira selepas Sekolah Pertanian Menengah Atas di kota Banjarbaru aku tidak melanjutkan kuliah karena saat itu sangat mundah mencari pekerjaan dan untuk tamatan sekolah pertanian memang sangat diperlukan  oleh Instansi Dinas Pertanian untuk tenaga- tenaga muda yang bersedia bertugas didesa. Diusia 19 tahun aku berminat pada  pekerjaan  itu, bersama teman teman aku seangkatan kita melamar pada Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan di kota Banjarbaru . Ada 30 orang teman seangkatan aku yang melamar pekerjaan waktu itu. Setelah mengikuti tes tertulis dan wawancara semua dinyatakan lulus.  Teman- temanku semua senang diterima bekerja karena bakal menerima gajih tidak lagi minta dengan orang tua. Setelah penyerahan Surat Keputusan (SK) diterima sebagai pegawai lalu aku baca , mataku tertuju pada penempatan membayangkan diusia yang masih muda seorang wanita sudah berpisah dengan ibu dan bapaknya ditempatkan jauh dari rumah tempat tinggal. Sebagai anak pertama aku kuatkan hati untuk berpisah dengan orang tua. Ibu aku menguatkan bahwa suatu saat bila menikah pasti aku juga akan dibawa oleh suami. Teman teman aku pasti berpikiran seperti itu juga, dari 30 orang yang menerima SK penempatan, 5 orang yang sama tempat tugas dengan aku, satu satunya perempuan aku dari kita berlima. Setelah menerima SK harus segera melapor kepimpinan tempat bertugas di kabupaten Barito Kuala kota Marabahan.yang jarak nya 100 km dari rumah.

Tiba hari yang dinantikan pertengahan bulan Januari 1978 aku harus pergi meninggalkan rumah untuk bekerja, bapak aku ikut mengantar ketempat ku bertugas tidak tega bapak melepas  anak gadisnya pergi jauh, berangkat bersama teman teman ku.

Kata kata ibu selalu kuingat saat melepas diteras rumah, jaga diri baik baik nak dikampung orang kamu wanita. Adik adik juga kelihatan sedih melepas kepergianku, kupeluk mereka satu persatu. Kukuatkan hati dihadapan mereka tidak menangis. Lalu aku pergi dengan membawa perlengkapan secukupnya niat hati bekerja sungguh- sungguh dan bertanggung jawab.

Menuju kota Marabahan ditempuh selama 5 jam perjalanan menyusur sungai Barito dengan naik kapal motor, berangkat pukul 09.00 wita pagi tiba pukul 17.00 wita sore hari. Kota Marabahan terletak ditepi sungai barito saat itu transportasi hanya bisa ditempuh lewat sungai, jalan darat belum bisa untuk dilalui mobil karena masuk kabupaten tertinggal. Sampai di tujuan kita berlima ditampung dirumah salah satu teman aku yang asli penduduk kota Marabahan.

Esok hari bapak ku setelah menyerahkan dengan orang rumah yang aku  menginap beliau pulang  rasa sedih  ditinggal beliau ditempat yang baru, namun aku berusaha menenangkan diri bersama teman senasib diperantauan.

Mulai lah hari pertama aku dan teman masuk kerja, orientasi dulu sebelum ditugaskan di desa sebagai penyuluh pertanian. Dimulai perkenalan dengan Kepala Dinas, Kepala Bagian dan rekan rekan kerja lain yang ada di instansi Dinas Pertanian. Memang benar sedikit jumlahnya pegawai yang ada di kantor Kabupaten. Pegawai yang lainnya bertugas di tingkat Kecamatan dan Desa. Kecuali ada pertemuan awal bulan  berkumpul pegawai dari kecamatan dan desa semua datang sekalian mengambil gajih.

Singkat cerita hampir dua bulan orientasi di Kabupaten , diterbitkan Surat Tugas(ST) untuk bertugas didesa ternyata ST aku tetap dikabupaten, alasan pimpinan karena aku satu satunya pegawai wanita jadi ditempatkan dikantor kabupaten saja. Memang sejak awal datang belum pernah melihat karyawati, aku datang baru ada karyawati. Teman berempat sudah menempati desa tempat tugas aku sendiri berada di kabupaten.

Awal  bekerja membiasakan diri mengikuti aturan apa yang diperintah  atasan kukerjakan, tapi beliau baik orangnya Bapak Rakatai Jamarie sebagai kepala Bagian Penyuluhan. Ku perhatikan data pegawai  yang tesaji didinding, kubaca satu persatu sesuai urutan terbaca ada 3 karyawan yang masih bujangan namanya Bapak Sabirin( panggilan Birin), Bapak Mujimin (panggilan Muji) dan Bapak Muhammad Asraf ( pangilannya Asraf) semua punya jabatan. Hari hari berlalu semakin akrab aku dengan rekan kerja. Karena sering bertemu dan bersenda gurau disaat jam istirahat sambil bermain tenis meja yang disediakan oleh kantor untuk olah raga pegawai. Kadang mereka yang masih bujangan bercandaan kita kompetisi bermain tenis meja bila menang boleh pacaran dengan Mira menyebut namaku. Pertandingan mereka terus setiap hari dan pemenangnya selalu bergantian tidak ada yang mendominasi, jadi batal kompetisi karena hanya candaan mereka. Namun semuanya punya trik tersendiri untuk mendekati aku. Diriku merasa juga hal ini cara mereka pendekatan kadang berlebihan dalam suatu hal agar aku mau jadi pacarnya, aku bersikap biasa saja karena merasa masih muda belum ingin berumah tangga.

Suatu hari aku dipanggil kepala Dinas untuk menghadap karena ada tugas yang diminta aku mengetik,  Kepala Dinas berkata bila ada hal yang kamu kurang mengerti tanyakan pada bapak Asraf yang menangani bidang  ini. Aku mulai mengerjakan tugas  semampu aku kecuali ada yang memang tidak memahami konsep pimpinan  baru aku tanyakan ke bapak Asraf. Saking seringnya berhubungan mengenai pekerjaan , suatu saat aku hanya berdua di dalam ruangan pak Asraf beliau mendekati aku dan memegang tangan kananku lalu mencium bagian atas telapak  tangan, aku kaget tanda apa ini karena masih polos tidak mengerti kutepis kesamping.

‘Mira… Mira …egh .. apakah kamu mau  jadi istriku,” kata pak Asraf berdesah

‘Aku tersipu malu karena belum pernah ada laki laki menyentuh tanganku”

Ketika sekolah aku tidak pernah berpacaran hanya berteman , beda dengan teman perempuan yang lain asyik gonta ganti pacar dengan teman sekelas. Kadang teman sebangku minta aku menemani dia pacaran  karena sering bila berduaan laki dan perempuan mojok dilarang guru.

Malam hari aku teringat akan kejadian diruang kantor, apakah ini pertanda sesuatu hal yang menjadikan perubahan pada diriku karena ada yang memperhatikan

“Oh..mungkinkah ….mungkinkah ini, dalam benak beradu antara mengiakan dan menerima dengan tulus”

Esok hari ketemu kembali di kantor dengan pak Asraf

“ Mimpi apa malam tadi… Mira.., nyenyak tidurnya ya,” kata beliau

“ Mimpi ketemu Sang Pangeran,” kataku tersipu malu

Sejak kejadian itu aku merasakan ada gejolak relung-relung hatiku inikah yang namanya cinta pertama.

Beberapa bulan setelah itu hubungan ku semakin dekat,  pak Asraf  selalu perhatian dengan aku, bapak yang sering main tenis meja bersamanya mundur mereka tahu pilihanku jatuh pada temannya yaitu pak Asraf. Memang pak Birin dan pak Muji pernah ingin dekat dengan ku juga tapi tidak kutanggapi. Belakangan baru aku tahu mereka bilang bahwa  pak Asraf sebelum aku ditempatkan bertugas dimarabahan pernah berkata bahwa bila ada pegawai wanita ditempatkan di instansi Dinas Pertanian akan kujadikan istri siapapun dia. Karena era delapan puluhan jarang ada wanita yang mau ditugaskan didaerah terpencil ternyata aku orang yang bersedia ditempat kan. Sehingga  hanya aku satu satunya karyawati pada instansi Dinas Pertanian Kabupaten Barito Kuala

Sejak sosok lelaki hadir dihatiku, mungkin inilah yang namanya cinta? Dan yang kulihat adalah sosok lelaki itu pak Asraf yang bertanggung jawab sehingga batinku menerimanya untuk pasangan hidup Insya Allah sampai maut memisahkan.

Biasanya para pegawai yang dari kota Marabahan ingin bepergian ke kota Banjarmasin untuk sesuatu hal atau sekedar jalan jalan akhir pekan, dua tempat ini berjarak ± 100 km perjalanan menggunakan angkutan kapal motor” Budi Pamili”. KM Budi Pamili adalah kapal motor kayu yang memuat 30-40 0rang penumpang, duduknya ada yang bersila kaki ada yang selonjoran dan bisa juga ada yang duduk mojok dibelakang dekat Jamban kapal ( bangunan kecil untuk buang hajat) tapi tempatnya bersih karena selalu kena siraman air sungai, banyak orang yang berpasangan duduk-duduk. Dimuka jamban tempatnya lebar bisa untuk beberapa orang duduk santai  sambil memperhatikan riak gelombang kena mesin kapal. Aku pun saat itu bersama pak Asraf ada bersama mereka  mojok diujung kapal. Asyik bercandaan bahkan ada yang ber ujar inikah yang namanya “Jamban Rasa Istana”, pepatah orang dulu karena gembira dimanapun duduk bersama pasangan serasa di istana.

Bulan berganti bulan  tak terasa sudah 6 bulan aku bekerja di kota Marabahan  aku dan pak Jaka semakin dekat dan sudah menerima hubungan ini, tapi aku tetap fokus dengan pekerjaan karena masa depan karier juga. Untuk pengalaman bekerja dilapangan saatnya aku ingin  seperti temanku bertugas didesa.

Ketika aku meminta agar  bisa bertugas di desa supaya ada pengalaman dimasyarakat dan Kepala Dinas menyetujui diterbitkan Surat tugas penempatan di desa Hilir Mesjid  kecamatan Anjir Pasar yang lokasinya jauh dari Kabupaten. Desa Hilir Masjid daerah pertanian sudah maju, penduduknya padat jadi bila aku bertugas sebagai penyuluh pertanian disana masyarakatnya mudah dibina  dan dekat ke ibu kota provinsi. Kadang Kepala Dinas Supervisi kewilayah binaan ku naik speed boat ternyata datang bersama pak Asraf beliau sengaja mempertemukan aku karena sudah tahu aku punya hubungan serius.

Aku tinggal dilokasi kadang 1 bulan sekali menengok orang tua ke Banjarbaru karena lebih dekat perjalanan keibu kota Prropinsi dibanding ke kabupaten.

Saat nya aku bilang ke orang tua bahwa ada teman sekantor yang mau melamar untuk memperistri, Respon orang tua keberatan karena aku masih muda harus banyak mengenal siapa yang jadi suami ku ,harus jelas silsilah keluarganya orang suku apa dan lain lain persyaratan agar kelak setelah menikah tidak ada hal hal yang  terjadi.  Semua itu aku sampaikan ke pak Asraf dan suatu hari dia berkunjung kerumah orang tua ku, entah apa yang dibicarakan akhirnya orang tua setuju aku dilamar. Orang tua ku bijak karena mereka berpikir aku jauh dari mereka harus ada yang menjaga anak gadisnya sehingga dengan menikah aman dikampung orang. Akhirnya setahun hubungan kami berjalan, setelah lamaran tepat hari Minggu, 4 Maret 1979  kami menikah dan langsung resepsi perkawinan diusia aku 20 tahun dan pak Asraf suami ku usia 26 tahun.  Setahun kemudian lahir anak pertamaku perempuan sampai sekarang usia perkawinan kita sudah  43 tahun, terlalui perkawinan perak punya anak dua orang dan cucu juga dua orang cucu pertama laki-laki dan cucu kedua perempuan.

Pertemuan pertama  dua sejoli akan selalu membekas dalam benak setiap  yang merasakan. Bila pertemuan itu  berulang akan tumbuh rasa sayang dan saling mencintai. Rasa sayang akhirnya berusaha untuk memiliki dan  hidup bersama dengan ikatan suci pernikahan.