Dengan meninggalnya bapak, sudah membuatnya sedih, tak lama kemudian emak menyusul ayah, menjadikan dirinya bertambah sedih.Ke dapur tak nampak lagi emak yang biasa menjerang air disana.Kedepan juga tidak ada bapak yang biasa duduk sambil minum kopi.Sayup-sayup.seperti ayah berkata sebagaimana biasa selalu memberi nasihat “bangkitlah nak, semangat nak, mungkin ini caranya Tuhan mengingatkan dirimu agar kelak kuat dan tegar dalam menghadapi kerasnya hidup di dunia yang akan engkau lalui.” “Bangkitlah, perjalanan hidupmu masih panjang, jangan terus melamun terbawa dalam mimpi tak bertepi.”
Diraihnya busur yang tergantung di belakang pintu, segera dia keluar menembus hutan untuk berburu, sebagaimana biasa ia lakukan.Sehari-hari pekerjaannya memang mencari kayu bakar dan berburu,yang membuatnya dia menjadi seorang pemburu yang handal.
Bukanya tidak ada tantangan, harimau, ular dan kalajengking sering ia temui. Karena kehidupan sudah menyatu dengan alam sekitar maka dengan mudah dapat menghindar dari bahaya yang ia jumpai.
Tidak seperti biasanya hari ini belum mendapat buruan, jangankan kijang, pelanduk, tupai pun tidak ia dapat.Disandarkanya tubuhnya di batang pohon mangga yang buahnya sedang menguning
Mimpikah aku, samar-samar seperti ada suara beberapa perempuan yang sedang bersenda gurau sambil plang- plung menepuk air telaga. Setelah sadar bahwa ini nyata dan bukan mimpi ,dilihatnya diantara sela-sela dedaunan nampaklah pemandangan yang luar biasa indah,beberapa gadis sedang bersuka-ria bermandi tanpa disadari ada seorang pemuda asyik mengintipnya.
Joko Tarub teringat bahwa beberapa hari yang lalu selagi ayah dan emak masih ada pernah bermimpi bertemu dengan bidadari-bidadari, mungkin ini mimpi yang menjadi nyata.
Dengan mengendap-endap Joko Tarub berhasil mengambil selendang merah milik salah satu bidadari itu dan segera disembunyikan.
Puas bermain di telaga,hari mulai sore,matahari juga sudah condong ke barat,berkata salah seorang dari mereka.
“Hayu kawan kita selesaikan mandi dan kita pulang ke kahyangan, jangan sampai ibu tahu kita bepergian tanpa pamit.”
Selesai semua dan masing-masing sudah siap mengenakan pakaiannya, ada salah satunya masih sibuk mencari selendangnya.
“Mana selendangku,tadi benar disimpan disini tapi koq nggak ada”
“Hayu kawan kita segera terbang sebentar lagi senja turun.”
“Iya hayu, jawab yang lain”
“Sebentar dulu, selendangku belum ketemu”
“Ya tidak bisa begitu hayu kawan segera terbang hari akan segera gelap.
“Masa aku ditinggal sendiri, jawab Nawangwulan, yang mulai menangis sedih.
Kawan-kawan sudah tak nampak terhalang mega,pulang ke kahyangan, iapun duduk di tepi telaga merenungi nasibnya. Iapun berkata barangsiapa bisa menolongku jika pria akan kujadikan suami,jika perempuan akan kujadikan saudara.
Joko Tarub dengan hati-hati keluar dari persembunyiannya, berusaha untuk pura-pura tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
“Kisanak apa yang sebenarnya terjadi dan siapa kisanak mengapa berada disini seorang diri, ,ki sanak bukan peri penunggu telaga ini kan?”
“Aku salah seorang bidadari di antara 7 orang yang tadi ada disini dan sekarang sudah terbang kembali ke kahyangan.Aku tertinggal disini karena selendangku hilang dan aku tidak bisa tebang lagi
“Kakang memang salah dan mohon maaf atas kesalahanku.”
“Sudah ku maafkan kesalahan kakang, tapi tetap aku harus pergi berkumpul kembali dengan keluargaku di kahyangan”
“Lalu bagaimana dengan anak kita Nawangsih bukankah dia masih menyusu. ?”
“Nawangwulan itu anakku dan tetap akan menjadi anakku, jika dia ingin menemui ku,syaratnya kakang harus membakar jerami di halaman, letakkan Nawangsih disisi unggun api, aku akan datang, kakang tidak boleh mendekat dan melihat, bahkan harus menyingkir.
Setelah unggun api padam aku akan pergi.
*Catatan kaki:
Berdasarkan Babad Tanah Jawi dikisahkan bahwa,Prabu Brawijaya yang terakhir, menikah dengan Pandan Kuning, berputra Bondan Kejawan yang bernama juga Lembu Peteng.Setelah dewasa Bondan Kejawan atau Lembu Peteng dititah berguru ke Joko Tarub
Bondan Kejawan menikah dengan Nawangsih.Dalam pernikahan itu lahir Pangeran Getas Pendawa,dari Pangeran Getas Pendawa menurunkan Ki Ageng Selo dari Ki Ageng Selo menurunkan Ki Ageng Enis, dari Ki Ageng Enis berputra Ki Ageng Pemanahan, dari Ki Ageng Pemanahan menurunkan Sutawijaya juga.bergelar R.Ngabehi Loring Pasar, mendirikan kerajaan Mataram, menggantikan kerajaan Pajang turun-temurun sampai Hamengku Buwono ke X.
Kreator : Sudarsono
Comment Closed: JOKO TARUB
Sorry, comment are closed for this post.