Ada peribahasa : “air susu dibalas dengan air tuba”. Pribahasa ini berasal dari bahasa Indonesia dan mengandung makna bahwa suatu kebaikan atau bantuan yang diberikan kepada seseorang dibalas dengan tindakan yang jahat atau tidak baik.
“Air susu” melambangkan kebaikan atau kasih sayang, sementara “air tuba” adalah racun yang berbahaya. Jadi, pribahasa ini mengungkapkan kekecewaan atau ketidakadilan ketika perbuatan baik kita dibalas dengan hal yang merugikan atau menyakitkan.
Pribahasa ini sering digunakan untuk menggambarkan situasi di mana seseorang merasa dirugikan setelah berbuat baik kepada orang lain. Jurus 1 “Air Tuba Harus dibalas dengan Air Susu” tidak ada dalam peribahasa Indonesia, dan 1001 orang yang bisa melaksanakannya, Jadi, ketika ada orang yang mempraktekkan jurus 1 ini, maka itulah sebenarnya pemenang sejati.
Rasulullah saw bersabda : “Bukanlah orang yang kuat itu adalah orang yang selalu menang dalam berkelahi/bergulat, tetapi orang yang kuat adalah orang yang bisa mengendalikan hawa nafsunya ketika ia mau marah”.
Jika kita ingin mempraktekkan hadits ini, maka ketika ada orang yang melakukan kejahatan, berbuat dzalim kepada diri kita, jangan marah dan jangan membalas dengan keburukan yang serupa, tapi balaslah dengan kebaikan. Itulah sebenarnya contoh yang sudah dilakukan oleh nabi kita Muhammad saw.
Kisah inspiratif
Penulis ingin mengisahkan betapa Rasulullah saw memiliki kesabaran yang luar biasa dan sanggup membalas keburukan dengan kebaikan. Inilah kisahnya.
Seorang Yahudi tua yang buta sering mencaci maki dan menghina Nabi Muhammad saw. Setiap hari, dia akan berdiri di dekat tempat Nabi Muhammad SAW biasa lewat dan mengeluarkan kata-kata yang menghina Rasulullah. Nabi Muhammad SAW, yang dikenal dengan sikapnya yang penuh kesabaran dan kelembutan, tetap menghadapi penghinaan ini dengan penuh kesabaran dan tidak membalas cacian tersebut.
Suatu hari, Yahudi tua tersebut tidak terlihat di tempat biasanya. Para sahabat Nabi Muhammad SAW merasa khawatir dan bertanya kepada beliau apakah mereka harus mencari tahu keberadaan orang tersebut. Nabi Muhammad SAW menyuruh mereka untuk pergi dan memeriksa keadaan orang tua itu.
Setelah diperiksa, ternyata Yahudi tua tersebut sedang sakit dan tidak mampu keluar dari rumahnya. Nabi Muhammad SAW kemudian mengunjungi rumahnya dan merawatnya dengan penuh kasih sayang. Perlakuan ini membuat Yahudi tua tersebut terkejut dan menyadari betapa mulianya akhlak Nabi Muhammad saw.
Akhirnya, setelah mendapatkan perlakuan yang penuh kasih sayang dari Nabi Muhammad saw, Yahudi tua tersebut tidak hanya merasa malu atas perlakuannya sebelumnya, tetapi juga menyadari kebenaran ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Kisah ini menunjukkan bagaimana Rasulullah saw menghadapi kebencian dengan kelemah lembutan dan kasih sayang, serta bagaimana sikap ini dapat mengubah hati dan pandangan seseorang.
Kisah ini adalah contoh dari aplikasi jurus 1 “Air tuba dibalas dengan air susu”. Penulis yakin diantara para pembaca pasti pernah mengalami apa yang dialami oleh nabi Muhammad saw, namun berbeda cara menyikapinya. Nabi Muhammad saw memberikan keteladanan kepada kita semua betapa pentingnya kesabaran dan belas kasih dalam menyebarkan ajaran Islam.
Dalam ajaran islam setiap kita mendapatkan kebaikan dari orang lain, maka kita harus membalasnya dengan yang lebih baik lagi, kalau seandainya tidak sanggup, minimal kita membalasnya dengan yang sepadan atau semitsal kebaikan yang ia berikan kepada kita.
Perintah Allah swt dalam ayat tersebut menurut penulis, itu hal yang biasa dan lumrah, memang kita harus seperti itu, supaya bisa dikategorikan sebagai hamba yang tahu bersyukrur kepada Allah dan orang yang berterima kasih kepada manusia. Sesuatu yang luar biasa adalah Ketika kita tetap membalas dengan kebaikan, meskipun kita mendapat keburukan dan kejahatan dari orang lain. Inilah hakikatnya orang yang diakatan sebagai pribadi winner (Pemenang).
Dalam ajaran Islam, setiap kebaikan yang kita lakukan kepada makhluk Allah akan dibalas oleh Allah swt. Dalam Surah Az-Zalzalah (99:7-8), terdapat ayat yang berbunyi, “Maka barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat balasannya”. Ini menunjukkan bahwa setiap amal baik, sekecil apapun, akan mendapatkan ganjarannya dari Allah.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad SAW juga menekankan pentingnya amal baik dan bahwa tidak ada amal baik yang dianggap kecil di hadapan Allah, melainkan akan diberi balasan yang setimpal.
Hadits ini memotivasi kepada kita agar terus melakukan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari, dengan keyakinan bahwa segala amal baik, sekecil apapun, akan mendapatkan perhatian dan balasan yang setimpal dari Allah swt.
Oleh karena itu kita jangan sampai bosan berbuat baik kepada makhluk Allah (dalam konteks ini adalah manusia), meskipun kebaikan kita dibalas dengan air tuba, namun air tuba itu haris dibalas dengan air susu. Semoga ttulisan ini bisa memberikan pencerahan kepada kita semua. Amin…
Kreator : Dr. H. Hikmatuloh Al-Bantani, M.Sy., CWC
Comment Closed: Jurus 1, Air Tuba Harus dibalas dengan Air susu
Sorry, comment are closed for this post.