Amalan baik, tapi berat untuk kita lakukan adalah melupakan kebaikan kita kepada orang lain. Tidak bisa kita pungkiri pada umumnya manusia senang sekali menceritakan kebaikan dan keshalehan dirinya kepada orang lain. Bahkan setiap obrolan tema-temanya berkisar masalah tersebut.
Penulis sering sekali mengatakan di hadapan para santri dan jama’ah pengajian bahwa obrolan-obrolan kita itu berkisar masalah menceritakan diri sendiri, menceritakan orang lain, dan menceritakan peristiwa. Dan ternyata ungkapan yang sering saya sampaikan tersebut hamper mirip persis apa yang disampaikan oleh William James –seorang filosof dan penulis terkenal berkebangsaan Amerika–. Ini terungkap setelah penulis mencoba menelusuri melalui Chat GPT (AI), “Apakah ada yang pernah mengatakan seperti yang saya katakan”.
William James mengatakan : “Dalam percakapan kita sering kali kita membahas hal-hal yang berkaitan dengan diri kita sendiri, orang lain, dan kejadian-kejadian yang terjadi di sekitar kita”.
Penulis terus terang tertarik dengan perkataan William James meskipun ia berbeda agama dengan penulis. Dan ungkapannya akan penulis jabarkan berdasarkan pengamalan penulis dalam berinteraksi dengan berbagai macam model masyarakat. Secara umum hampir sama obrolannya.
Membicarakan diri sendiri maksudnya adalah membicarakan kebaikan-kebaikan yang ia sudah perbuat untuk orang lain. Menceritakan keshalehan dirinya, ketaatan dirinya kepada Allah, menceritakan tahajjudnya, sedekahnya, baca qur’annya, dan amalaiyah-amaliyah baik lainnya. Padahal itu semua harus disembunyikan untuk menjaga keikhlasannya dalam beramal. Namun tidak ada larangan untuk diceritakan kebaikan-kebaikan kita dengan tujuan untuk memberikan motivasi agar orang yang mendengarnya melaksanakan apa yang ia perbuat. Tapi kalua t tujuannya agar ingin dapat pujian sebagai ahli ibadah, ahli tahajjud, ahli sedekah, dan ahli-ahli kebaikan lainnya. jangan diceritakan.
Membicarakan orang lain maksudnya adalah mengghibah, memfitnah, namimah, dan pembicaraan-pembicaraan yang serupa yang merugikan dan merusak nama baik orang lain. Dan ini tentu saja akan merusak hubungan pertemanan, persaudaraan, dan kekeluargaan.
Membicarakan peristiwa atau kejadian contohnya adalah sebagai berikut :
“Tadi malam saya bangun malam jam 01, kemudian langsung mandi, berwudhu untuk shalat tahajjud, shalat hajat, shalat taubat, dan shalat tasbih tasbih, dilanjutkan dengan berdzikir, berdo’a dan membaca al-Qur’am sampai masuk waktu shubuh, kemudian berangkat ke masjid untuk melaksanakan shalat shubuh secara berjama’ah. Habis shalat shubuh tidak langsung pulang ke rumah, tapi duduk berdzikir kepada Allah swt sampai terbit matahari, kemudian shalat sunnah isyraq”.
“Kemarin malam, saya menghadiri pesta pernikahan teman saya. Itu adalah acara yang sangat meriah dengan banyak makanan lezat dan musik yang bagus.”
“Cuaca hari ini sangat tidak biasa. Tiba-tiba turun hujan deras setelah beberapa hari cerah. Banyak orang terjebak macet di jalan karena banjir.”
“Hari ini ada kebakaran besar di pusat kota. Tim pemadam kebakaran sedang bekerja keras untuk memadamkan api dan memastikan tidak ada korban jiwa.”
Mencerikatan peristiwa atau kejadian dalam hukum islam boleh-boleh saja tidak ada larangan, namun yang ditakutkan adalah terjebak ke dalam membanggakan diri, menceritakan kebaikan dan keshalehan dirinya. Inilah yang dilarang dalam ajaran Islam, karena akan menimbulkan riya dan sum’a.
Kisah Inspiratif
Dahulu disebuah perkampungan tinggal seorang nenek yang sudah sangat tua. Namun kondisi tubuhnya masih sangat sehat. Walaupun usianya sudah lanjut dirinya masih bisa mencari nafkah sendiri. Walaupun hidup sendiri, dirinya tidak pernah terlihat sedih. Setiap waktu bibirnya selalu mengembangkan senyum dan raut mukanya ceria.
Nenek ini tidak menjadi beban para tetangga, sebaliknya para tetangga menjadikan beliau sebagai tempat mencari jalan keluar untuk berbagai masalah, karena Sang nenek memang terkenal suka membantu terhadap sesama, beliau akan memberikan bantuan sebanyak yang ia bisa. Kalau memang harus memberikan bantuan berupa materi, ketika ia punya dirinya tak segan-segan memberikan kepada yang lebih membutuhkan. Tidak hanya orang yang tidak mampu saja yang sering minta bantuan kepada Sang nenek, banyak juga orang kaya bahkan pejabat setempat mendatanginya untuk sekedar meminta nasehat. Masyarakat setempat sangat mengagumi dan menghormati Sang nenek mulai dari anak-anak sampai dengan orang tua.
Suatu hari dirinya pun didatangi seorang pejabat desa setempat, pejabat ini terkenal sangat dermawan. Namun pejabat ini tetap merasakan pamornya kalah dengan Sang nenek. Ia merasakan apa yang dilakukan jauh melebihi sang nenek.
Ia selalu membantu rakyatnya yang kesusahan dan ia merasakan apa yang didapat tidak setimpal. Hatinya sangat gelisah dan pejabat ingin mencari tahu apa yang diperbuat nenek sehingga Sang nenek mendapatkan simpati yang melebihi dirinya.
”Nenek aku ingin tahu rahasia nenek sehingga nenek begitu dihormati disini ?” Tanya pejabat.
”Nenek tidak melakukan apa-apa” Jawab nenek dengan gaya khasnya yang selalu tersenyum tulus kepada siapa saja.
”Aku benar-benar ingin tahu nenek, Aku merasakan aku sudah berusaha yang terbaik untuk rakyatku tetapi mengapa aku masih tetap saja gelisah. Bukankah kata orang-orang bahwa yang selalu berbuat baik hidupnya akan tenang”
”Itu betul tuan pejabat” Nenek menjawab singkat.”Kalau berbicara kebaikan aku yakin aku jauh lebih banyak berbuat baik dibandingkan nenek. Tapi bagiku bisa membantu orang merupakan satu karunia terbesar yang harus aku syukuri”
”Itu juga betul tuan pejabat”
”Aku bisa merasakan dan sangat yakin hidup nenek jauh lebih tentram dan bahagia dari aku” Tuan pejabat makin gelisah.
”Lagi-lagi tuan pejabat betul” Sang nenek memberikan jawaban yang sama dan pembawaannya juga tetap tenang.
”Mengapa bisa demikian?” Air Muka pejabat mulai berubah. Wibawa Sang pejabat hampir tidak terlihat dan berganti sosok yang memelas yang lagi membutuhkan pertolongan.
”Apakah tuan pejabat benar-benar ingin tahu penyebab kegalauan tuan?” Sang nenek pun melontarkan pertanyaan.”Iya nek” Balas tuan pejabat.
Sesungguhnya nenek pun belum tahu apa penyebabnya, yang bisa nenek lakukan adalah mencari akar permasalahan yang menyebabkan tuan gelisah” Kali ini nenek berbicara dengan nada yang sangat berwibawa. Dan kewibawaannya semakin membuat si pejabat ciut.
”Baiklah, nenek ingin tanya hari ini tuan sudah berbuat kebaikan apa saja dan kejahatan atau kesalahan orang lain apa yang diterima tuan ?” Nenek menatap dalam-dalam sedangkan tuan pejabat tidak berani membalas tatapan Sang nenek. Ia tertunduk sedih.
”Hari ini aku telah membantu sebuah keluarga yang kelaparan. Aku terharu melihat mereka menitik air mata saat menerima bantuan dariku, tapi yang membuatku kesal saat aku menuju kesini ditengah jalan aku bertemu seorang yang terpeleset di jalan, aku menolongnya, dia bukannya berterimakasih malah memaki-maki aku dengan kata yang kasar katanya aku jadi pejabat tidak becus. Masa, jalan lagi rusak tidak diperbaiki. Padahal kondisi jalan sama sekali tidak rusak. Aku benar-benar tidak bisa diterima, air susu dibalas dengan air tuba” Jelas pejabat panjang lebar.
”Lupakan itu semua maka hidup tuan akan tenang”. ”Maksud nenek?” Tuan pejabat makin bingung. ”Lupakan kebaikan kita kepada orang lain dan juga lupakan kesalahan orang lain terhadap kita”
Akhirnya tuan pejabatpun paham apa yang membuat dirinya tidak tenang dan mengapa hidup Sang nenek begitu dihormati. Tuan pejabat pun berpamitan pulang dan ia telah menemukan kunci hidup tentram. Setelah itu, wajah tuan pejabat pun selalu terlihat ceria dan mengembangkan senyum. Dirinya pun tidak mengingat kebaikannya dan kesalahan orang lain.
–Berbuat baik itu mulia, mampu memaafkan jauh lebih mulia—
”Kebaikan Akan Kehilangan Nilai Luhurnya Jika Mengharapkan Pamrih, Dan Kesalahan Orang Lain Pun Akan Membawa Berkah Jika Kita Bisa Memaafkan”
Saudara-Saudariku…….,Mengingat kebaikan kita dan kesalahan orang lain bukan tidak mungkin akan menimbulkan satu penyakit jiwa dan fisik, memikirkan kebaikan kita yang tidak di hargai dan pelecehan orang lain akan menyebabkan kita susah tidur dan tidak ada nafsu makan, bukankah akan merusak lahiriah dan batiniah?.
Melupakan kebaikan kita membuat kita tidak berharap lebih dan melupakan kesalahan orang lain akan membunuh akar dendam yang otomatis membuat kita hidup tenang.
Berbuat baik terhadap sesama adalah kewajiban yang tidak perlu ada hitung-hitungan. Dan bersyukurlah kita yang diberi kesempatan untuk berbuat baik. Lihatlah berapa banyak orang yang ingin berbuat baik tetapi tidak mempunyai kesempatan. Mereka yang terbaring tidak berdaya, mereka yang tidak punya apa-apa saat melihat pengemis datang kepadanya, hanya ada niat tetapi tidak mempunyai kemampuan. Namun itu masih lebih baik dari pada mereka yang bisa menolong tetapi enggan melakukannya.
Menolong orang lain atau berbuat baik pun tidak selalu dengan materi, kita bisa membantu dengan tenaga, pikiran bahkan bisa juga dengan menjadi pendengar yang baik yang sedikit berbicara ketika orang lain menceritakan beban hidupnya.
Dan di Dunia ini pun tidak ada orang yang tidak pernah berbuat salah. Jika kita tidak bisa melupakan kesalahan orang lain terhadap kita, sepanjang hidup berapa banyak orang yang pernah berbuat salah kepada kita. Jika dibiarkan bukankah dendam akan menumpuk dihati kita yang akan merusak diri kita sendiri.
Berbuat baik sekecil apapun lalu lupakan. Dan sebesar apapun kesalahan orang lain kita pun tidak perlu mengingatnya.
Sebelum kita menghitung kebaikan yang telah dilakukan sebaiknya terlebih dahulu kita harus menghitung kesalahan yang pernah diperbuat.
Allah berfirman dalam Hadits Qudsi yang artinya : ” Nabi Musa a.s telah bertanya kepada Allah : ” Ya Rabbi ! siapakah diantara hamba-MU yang lebih mulia menurut pandangan-Mu ?” Allah berfirman :” Ialah orang yang apabila berkuasa (menguasai musuhnya), dapat segera memaafkannya.”
Dalam perjalanan membawa misi Dakwah kepada Kaum Thaif, Rasulullah SAW mendapat luka pada muka dan juga patah beberapa buah giginya. berkatalah salah seorang sahabatnya :” Cobalah tuan doakan agar mereka celaka.” Rasulullah menjawab :”Aku sekali kali tidak diutus untuk melaknat seseorang, tetapi aku diutus untuk mengajak kepada kebaikan dan Penebar Kasih Sayang. Lalu beliau menengadahkan tangannya kepada Allah Yang Maha Mulia dan berdoa ” Ya Allah ampunikah kaumku, karena mereka tidak mengetahui “
Masih dalam waktu yang sama juga, seorang budak hitam bernama Wahsyi yang dijanjikan oleh tuannya untuk dimerdekakan bila dapat membunuh paman Nabi bernama Hamzah bin Abdul Muththalib r.a , ternyata ia berhasil membunuh Hamzah dan ia dimerdekakan. kemudian ia masuk Islam dan menghadap kepada Nabi Saw.
Wahsyi menceritakan peristiwa pembunuhan hamzah. walaupun Nabi Saw telah menguasai Wahsyi dan dapat melakukan pembalasan, namun tidak melakukannya bahkan memaafkannya. alangkah tingginya akhlak ini.
“Dan hendaklah mereka suka memaafkan dan mengampuni. apakah kalian tidak suka Allah mengampuni kalian ? “(QS. An-Nuur;22).
Kreator : Dr. H. Hikmatuloh Al-Bantani, M.Sy., CWC
Part 15: Warung Kopi Klotok Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]
Part 16 : Alun – Alun Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]
Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]
Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]
Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]
Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]
Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]
Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,, begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]
Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]
Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]
Comment Closed: Jurus 3, Lupakan kebaikan kita kepada orang lain
Sorry, comment are closed for this post.