KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Kapan Bisa Mandiri?

    Kapan Bisa Mandiri?

    BY 24 Nov 2022 Dilihat: 157 kali

    Oleh Nyi ai tita

          Kondisi di rumah terkadang sepi. Karena putriku yang bungsu hampir 4 bulan di pondok. Hatiku merasa tenang juga karena di pondok aman dari penggunaan gadget. Mereka lebih banyak waktunya dipergunakan untuk belajar kehidupan.

           Semoga apa yang dilakukan oleh putriku di sana bisa menjadikan dirinya dewasa. Mengerti dan paham akan kehidupan sesungguhnya yang diridai Tuhannya.

           Harapan orangtua, putriku menjadi insan yang kuat tauhid dan akhlaknya. Semoga bisa terwujud, salah satu upaya. Tidak banyak harapan orang tua dari anak-anaknya. Bisa mengenal siapa dirinya, untuk apa hidup, dan harus bagaimana hidup ini.

           Tiba-tiba ada WhatApp dari ustadzah. Pasti ini kabar dari putriku. Ternyata benar. Putriku mengabarkan bahwa satu minggu lagi libur.

           Aku juga segera merespon, “Siiip kita bisa kumpul selama 3 hari di rumah!”

           Tiga hari menjelang libur putriku meminta nelpon. Maka aku segera mengangkatnya. Dia bercerita mengenai rencana pulang.

           “Mah aku pulangnya mau naik kereta bersama teman-teman!” ungkapnya.

           Mendengar apa yang dikatakannya, lumayan kaget. Timbul pertanyaan. Apakah ada kereta dari sana ke Bandung. Karena masih meraba-raba jadi dibolehkan.

           “Mama naik kereta harus daftar sebelumnya tidak bisa langsung!” ungkap putriku.

           “Oh gitu say?” tanyaku agak kaget juga.

           “Iyah Mah, nanti daftarnya dikolektif oleh bu wali!” jelas putriku. 

           “Mama, aku memberi alternatif solusi yah!” Ucapnya.

           “Baik say!” jawabku.

           “Berapa ongkosnya?” Tanyaku.

           “Naik kereta 15.000 rupiah!” jawabnya.

           “Murah yah say?” ungkapku.

           Putriku menjelaskan, bahwa untuk rincian ongkos mau dihitung dulu sama teman-temannya. Berapa rupiah jatuhnya. Mulai naik grab dari pondok ke stasiun, ongkos naik kereta, dan grabcar dari stasiun ke rumah. Pastinya jauh lebih hemat.

           Terbersit dalam pikiran. Kekhawatiran mulai muncul. Terbayang putriku membawa leptop, coper, dan lain-lain. Dari pada rasa khawatir muncul. Aku berinisiatif untuk  naik grab saja. Biar aman langsung di rumah.

           Akhirnya aku minta izin kepada ustadzah ingin ngobrol dengan putriku. Alhamdulillah diizinkan. Akhirnya menawarkan naik grab aja.  

           Putriku sempat bilang, “Mama kenapa sih khawatir?”

           “Mama ingin lebih aman say!” jawabku.

           “Ih mama!” Putriku nampak kesal.

           “Ajak aja teman yang sejurusan!” ungkapku.

           “Mama yang bayarin terpenting kamu aman!” jawabku.

           “Ok, aku cari teman dulu!” jawabnya.

           Satu hari mejelang liburan. Putriku bilang, “Mama temanku pada tidak jadi ikut naik grab, pengen naik kereta udah daftar kolektif sama bu wali!”

           “Waduuuh, gimana yah, khawatir juga kalau naik grab sendiri!” ungkapku dalam hati.

           Rasa kekhawatiran terus menghantui. Takut putriku kenapa-kenapa. Lagian dia agak-agak ngambek dan kecewa juga. Sampai dia mengatakan, “Kapan atuh bisa mandiri kalau ini itu selalu khawatir!”

           Deg, dalam hatiku. Seperti kena tamparan, betul juga apa yang dikatakan putriku. Putriku bilang, “Di sana Ade akan merasakan gimana-gimananya ketika sendiri dan bersama teman!”

           Hatiku semakin merasa bersalah. Ternyata apa yang diungkapkan putriku benar. Disisi lain aku ingin putriku aman dan nyaman. Disisi lain kapan dia bisa mandiri dan dewasa. Mendapat pengalaman berharga naik kereta api.

           Akhirnya aku minta maaf, “Maaf De yah, untuk kedepannya boleh naik kereta!”

           “Tahu tah Ade mah kesel!” jawabnya sambil seperti mau nangis.

           “Udah ade cari dulu teman yah, mudah-mudahan ada yang mau diajak!” Ucapku memberi semangat.

           Kalau tidak ada berarti aku yang harus menjemput. Betul kalau seperti ini kapan tumbuh mandiri dan dewasanya. Duuh aku telat merespon ide solusi dari putriku, gara-gara khawatir berlebih. Jadi putriku merasa kecewa.

           Aku punya Yang Maha Kuasa tempatku bersandar. Aku sudah bersalah. Aku segera memohon untuk putriku ada yang menemani pulang ke rumah yang sejurusan.

           Pertolongan dari Yang Maha Kuasa terjawab. Putriku mengabarkan bahwa, “Teman yang tadinya mau dijemput diizinkan oleh orangtuanya untuk bareng pulang.”

           Alhamdulillah, Yaa Rabb. Terimakasih Engkau telah mengabulkan doaku dikala hati ini gundah gulana. Semoga ini yang terbaik atas izin dan kuasa-Mu.

           Putriku juga nampak merasa bahagia karena ada teman pulang. Hal ini kelihatan dari chat di whatAppnya ada gambar emoji muka bahagia penuh semangat.      

           Sebaiknya seorang ibu memberi kesempatan kepada anaknya untuk mencoba. Setelah mencoba pasti akan merasakan apa yang dialaminya. Bahkan bisa menjadi pengalaman hidup yang baik untuk kedepannya.

           Mencoba bisa saja gagal, aman, nyaman, atau kecewa. Mereka akan merasakan sendiri. Mereka akan bisa mengambil pelajaran ketika sendiri dan ketika bersama-sama.

           Selain itu sebagai ibu harusnya memberi kepercayaan kepada anak-anaknya. Sehingga mereka bisa sadar betapa penting dan bahagianya sebuah kepercayaan yang diberikan. Mereka belajar mengelola banyak hal dari sebuah kepercayaan.

           Mudah-mudahan ke depannya aku sebagai seorang ibu bisa memperlakukan anakku dengan bijak. Tidak hanya perasaan yang didahulakan tapi rasio harus dikedepankan juga.   

          “Janganlah kamu bersikap lemah, dan jangan (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali-Imran ayat 139).

    Bagikan ke

    Comment Closed: Kapan Bisa Mandiri?

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021