KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Kapan Bisa Mandiri?

    Kapan Bisa Mandiri?

    BY 24 Nov 2022 Dilihat: 66 kali

    Oleh Nyi ai tita

          Kondisi di rumah terkadang sepi. Karena putriku yang bungsu hampir 4 bulan di pondok. Hatiku merasa tenang juga karena di pondok aman dari penggunaan gadget. Mereka lebih banyak waktunya dipergunakan untuk belajar kehidupan.

           Semoga apa yang dilakukan oleh putriku di sana bisa menjadikan dirinya dewasa. Mengerti dan paham akan kehidupan sesungguhnya yang diridai Tuhannya.

           Harapan orangtua, putriku menjadi insan yang kuat tauhid dan akhlaknya. Semoga bisa terwujud, salah satu upaya. Tidak banyak harapan orang tua dari anak-anaknya. Bisa mengenal siapa dirinya, untuk apa hidup, dan harus bagaimana hidup ini.

           Tiba-tiba ada WhatApp dari ustadzah. Pasti ini kabar dari putriku. Ternyata benar. Putriku mengabarkan bahwa satu minggu lagi libur.

           Aku juga segera merespon, “Siiip kita bisa kumpul selama 3 hari di rumah!”

           Tiga hari menjelang libur putriku meminta nelpon. Maka aku segera mengangkatnya. Dia bercerita mengenai rencana pulang.

           “Mah aku pulangnya mau naik kereta bersama teman-teman!” ungkapnya.

           Mendengar apa yang dikatakannya, lumayan kaget. Timbul pertanyaan. Apakah ada kereta dari sana ke Bandung. Karena masih meraba-raba jadi dibolehkan.

           “Mama naik kereta harus daftar sebelumnya tidak bisa langsung!” ungkap putriku.

           “Oh gitu say?” tanyaku agak kaget juga.

           “Iyah Mah, nanti daftarnya dikolektif oleh bu wali!” jelas putriku. 

           “Mama, aku memberi alternatif solusi yah!” Ucapnya.

           “Baik say!” jawabku.

           “Berapa ongkosnya?” Tanyaku.

           “Naik kereta 15.000 rupiah!” jawabnya.

           “Murah yah say?” ungkapku.

           Putriku menjelaskan, bahwa untuk rincian ongkos mau dihitung dulu sama teman-temannya. Berapa rupiah jatuhnya. Mulai naik grab dari pondok ke stasiun, ongkos naik kereta, dan grabcar dari stasiun ke rumah. Pastinya jauh lebih hemat.

           Terbersit dalam pikiran. Kekhawatiran mulai muncul. Terbayang putriku membawa leptop, coper, dan lain-lain. Dari pada rasa khawatir muncul. Aku berinisiatif untuk  naik grab saja. Biar aman langsung di rumah.

           Akhirnya aku minta izin kepada ustadzah ingin ngobrol dengan putriku. Alhamdulillah diizinkan. Akhirnya menawarkan naik grab aja.  

           Putriku sempat bilang, “Mama kenapa sih khawatir?”

           “Mama ingin lebih aman say!” jawabku.

           “Ih mama!” Putriku nampak kesal.

           “Ajak aja teman yang sejurusan!” ungkapku.

           “Mama yang bayarin terpenting kamu aman!” jawabku.

           “Ok, aku cari teman dulu!” jawabnya.

           Satu hari mejelang liburan. Putriku bilang, “Mama temanku pada tidak jadi ikut naik grab, pengen naik kereta udah daftar kolektif sama bu wali!”

           “Waduuuh, gimana yah, khawatir juga kalau naik grab sendiri!” ungkapku dalam hati.

           Rasa kekhawatiran terus menghantui. Takut putriku kenapa-kenapa. Lagian dia agak-agak ngambek dan kecewa juga. Sampai dia mengatakan, “Kapan atuh bisa mandiri kalau ini itu selalu khawatir!”

           Deg, dalam hatiku. Seperti kena tamparan, betul juga apa yang dikatakan putriku. Putriku bilang, “Di sana Ade akan merasakan gimana-gimananya ketika sendiri dan bersama teman!”

           Hatiku semakin merasa bersalah. Ternyata apa yang diungkapkan putriku benar. Disisi lain aku ingin putriku aman dan nyaman. Disisi lain kapan dia bisa mandiri dan dewasa. Mendapat pengalaman berharga naik kereta api.

           Akhirnya aku minta maaf, “Maaf De yah, untuk kedepannya boleh naik kereta!”

           “Tahu tah Ade mah kesel!” jawabnya sambil seperti mau nangis.

           “Udah ade cari dulu teman yah, mudah-mudahan ada yang mau diajak!” Ucapku memberi semangat.

           Kalau tidak ada berarti aku yang harus menjemput. Betul kalau seperti ini kapan tumbuh mandiri dan dewasanya. Duuh aku telat merespon ide solusi dari putriku, gara-gara khawatir berlebih. Jadi putriku merasa kecewa.

           Aku punya Yang Maha Kuasa tempatku bersandar. Aku sudah bersalah. Aku segera memohon untuk putriku ada yang menemani pulang ke rumah yang sejurusan.

           Pertolongan dari Yang Maha Kuasa terjawab. Putriku mengabarkan bahwa, “Teman yang tadinya mau dijemput diizinkan oleh orangtuanya untuk bareng pulang.”

           Alhamdulillah, Yaa Rabb. Terimakasih Engkau telah mengabulkan doaku dikala hati ini gundah gulana. Semoga ini yang terbaik atas izin dan kuasa-Mu.

           Putriku juga nampak merasa bahagia karena ada teman pulang. Hal ini kelihatan dari chat di whatAppnya ada gambar emoji muka bahagia penuh semangat.      

           Sebaiknya seorang ibu memberi kesempatan kepada anaknya untuk mencoba. Setelah mencoba pasti akan merasakan apa yang dialaminya. Bahkan bisa menjadi pengalaman hidup yang baik untuk kedepannya.

           Mencoba bisa saja gagal, aman, nyaman, atau kecewa. Mereka akan merasakan sendiri. Mereka akan bisa mengambil pelajaran ketika sendiri dan ketika bersama-sama.

           Selain itu sebagai ibu harusnya memberi kepercayaan kepada anak-anaknya. Sehingga mereka bisa sadar betapa penting dan bahagianya sebuah kepercayaan yang diberikan. Mereka belajar mengelola banyak hal dari sebuah kepercayaan.

           Mudah-mudahan ke depannya aku sebagai seorang ibu bisa memperlakukan anakku dengan bijak. Tidak hanya perasaan yang didahulakan tapi rasio harus dikedepankan juga.   

          “Janganlah kamu bersikap lemah, dan jangan (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali-Imran ayat 139).

    Bagikan ke

    Comment Closed: Kapan Bisa Mandiri?

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021