KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Karakter Tiap Usia

    Karakter Tiap Usia

    BY 14 Des 2024 Dilihat: 127 kali
    Karakter Tiap Usia_alineaku

    Siswa Sekolah Dasar

    Berikut rangkuman karakteristik siswa SD yang perlu diketahui guru maupun orangtua, berdasarkan observasi bertahun-tahun mengajar di SD: 

    1. Senang bermain, bergerak, bernyanyi dan berkompetisi. 
    2. Senang berimajinasi. 
    3. Senang melakukan aktivitas fisik. 
    4. Senang bekerja dalam kelompok.
    5. Senang dipuji dan mendapatkan hadiah atau penghargaan. 
    6. Masih berpikir konkret (melihat yang nyata) kelas 1-kelas 3. Setelah itu sudah bisa berpikir abstrak tanpa melihat bendanya.
    7. Merupakan generasi alpha yang terbiasa dengan TIK atau Teknologi Informasi dan Komunikasi pada saat ini
    8. Memiliki kontrol diri yang masih rendah.

     

    Jadi, apabila kita guru dan orang tua yang anak nya duduk di sekolah dasar, kita harus memahami karakternya. Masuklah diri kita ke usianya agar dapat diterima. Dikarenakan perkembangan otak anak berbeda-beda tingkatannya.

    Usia anak dari bayi hingga sekolah dasar lebih dominan otak bagian kanan yaitu: emosional, nonverbal, pengalaman, dan autobiografi. Kalau orang dewasa antara otak kanan dan kiri sudah berkembang jauh dibandingkan anak sekolah dasar. Terkadang yang membuat adanya pemisah pemikiran dikarenakan kita mengambil pemikiran dari otak sebelah kiri yaitu: logis, linguistik, dan literal. 

    Ketika terjadinya masalah dengan anak terkait emosi nya tidak stabil, misalnya saja tiba-tiba menangis, berantem dengan temannya. Terkadang kita orang dewasa berpikir logis dengan otak kiri bahwa apa yang terjadi dengan anak tersebut berlebihan. 

    Ketika otak atas seorang anak bekerja dengan baik, maka dia bisa mengatur emosinya, mempertimbangkan akibatnya, berpikir sebelum bertindak, dan mempertimbangkan perasaan orang lain. Namun itu semua adalah rangkaian proses perkembangan otak anak dari segi usia.

    Jadi, kitalah orang dewasa yang terkadang tidak mengerti dan tidak masuk ke dalam dunia anak. Disebabkan orang tua dan guru justru tampak frustasi dan merasa masalah itu tidak masuk akal. Sekali pun begitu perasaan tersebut nyata dan penting baginya jangan menghakiminya. Kitalah yang harus menghubungkan diri dengan otak kanannya. Dan kabar baiknya ini berlaku di usia manapun “terhubung”.

    Anak usia sekolah dasar haus dengan pujian, pujilah sesekali anak tersebut dari perbuatan mereka yang dirasa mereka pantas mendapatkannya, Tidak perlu hadiah, memberikan pujian kata-kata itu sudah membuat anak berbunga-bunga. Lakukan dengan tulus karena anak mengetahui apakah itu tulus atau tidak. Namun pujian tidak disarankan berlebihan, disebabkan ada dampak yang tidak baik di kemudian harinya.

    Saya punya cerita anak murid saya yang tidak pernah dipuji orang tuanya dan bahkan dituntut untuk segala sesuatu sempurna. Itu membuat mental nya rapuh dan memang tidak terlihat, namun itu dapat diamati. Anak yang tidak bahagia hidupnya dia akan mencari kenyamanan di tempat lain, dia juga malas belajar, namun ada sebagian yang rajin belajar, harapan cita-cita nya tidak pasti, mencari perhatian dengan hal-hal yang buruk, bahkan yang parahnya membully temannya. Ada juga yang melukai tangan nya menggunakan cutter atau jarum pentul.

    Hal-hal ini terjadi karena biasanya orang tua menganggap anak itu asset, dan belum mengerti apapun. Ada pula yang mengabaikan dengan alasan tidak ada waktu untuk menemani mereka bermain, dan berdiskusi karena tuntutan ekonomi. Sehingga anak menjadi pasif dalam berpendapat dan mengutarakan isi hatinya. Sebenarnya sekarang ini sudah banyak parenting dan seminar yang dapat menambahkan wawasan bagi orang tua dan guru dalam memahami keadaan anak. Sebenarnya bagaimana cara mendidik anak berdasarkan usianya?

    Kita bisa mengadopsi dalam mendidik anak berdasarkan 3 tahapan, menurut Ali bin Abi Thalib sosok khalifah ke-4 sekaligus sahabat Nabi Muhammad SAW. Berikut tahapannya:

     

    1. Tahapan Pertama Usia 0-7 tahun

    Menurut Ali bin Abi Thalib, 7 tahun pertama dalam mendidik anak diibaratkan dengan memperlakukan mereka layaknya raja. Di mana orang tua sebaiknya ‘melayani’ anak disertai sikap yang lemah lembut, tulus, dan sepenuh hati ketika mengasuh anak. Namun, bukan berarti harus memanjakan anak. Tetapi bersikap tegas dengan penuh kasih sayang.

    Jika ingin memberitahukan suatu hal, gunakan bahasa sederhana yang mudah dimengerti serta tanpa kekerasan. Sebab, pada usia ini anak akan banyak meniru apa yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya. “Anak adalah peniru ulung”

     

    2. Tahapan Kedua Usia 8-14 Tahun

    Masa ini menjadi salah satu titik paling penting di dalam tumbuh kembang anak. Ajarkan anak tentang hak dan kewajiban, akidah dan hukum agama yang diperbolehkan dan dilarang. 

    Selain itu mulailah membiasakan anak untuk melakukan hal-hal seperti, salat lima waktu, memakai pakaian yang bersih, menutup aurat, membiasakan membaca Al-Quran, serta membantu pekerjaan rumah.

     

    3. Tahapan Ketiga Usia 14-21 Tahun

    Tahun ketiga terakhir yang dimaksud Ali Bin Abi Thalib adalah saat anak telah akil baligh, usia 14-21 tahun. Orang tua dianjurkan untuk memperlakukan anak sebagai sahabatnya. Bersikaplah layaknya sahabat sehingga mereka dapat terbuka dalam segala hal pada orang tua.

    Ajak mereka untuk diskusi banyak hal serta bantu mereka menemukan potensi, lalu kembangkan. Arahkan anak untuk tumbuh sebagai sosok yang percaya diri, pemberani, serta bertanggung jawab.

    Selain itu, latihlah anak untuk mandiri karena kehidupan mereka tidak bisa selalu bergantung pada orang tua, teman, atau orang lain. Namun, sebaiknya tetap diberi pengawasan untuk mencegah anak pada hal-hal negatif yang tidak diinginkan.

     

    Siswa Sekolah Menengah Pertama

    Karakteristik siswa SMP yang perlu diketahui guru maupun orang tua yang sudah memasuki usia 13 tahun, ada baiknya Anda mulai mencari tahu tentang karakteristik Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Persiapan yang kurang mengenai perubahan fisik dan psikis anak di usia tersebut bisa membuat Anda cukup kewalahan. Karakteristik remaja memang terkenal spesial, terutama di usia SMP. Cukup banyak penjelasan yang mengatakan bahwa usia SMP itu usia perbatasan. Mereka sudah bukan anak kecil, tapi juga belum siap menjadi remaja sepenuhnya. Persiapan Anda sebagai orang tua adalah kunci pendidikan yang berhasil. Apa saja karakteristik yang harus Anda ketahui? Simak penjelasannya.

     

    Usia Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)

    Di Indonesia sekarang ini, rata-rata usia SMP adalah umur 13 tahun, walau untuk beberapa sekolah bisa saja umur 12 tahun. Selama tiga tahun ke depan, mereka akan resmi menjadi Siswa Menengah Pertama. Rentang usia siswa SMP tergolong ke dalam usia remaja awal. Sebetulnya, proses perubahan ke fase remaja awal ini sudah mulai dari usia 10 tahun, yaitu ketika anak-anak masih di SD. Namun, ada kemungkinan perubahannya belum terlalu signifikan.

    Ada banyak sekali perubahan yang akan dialami oleh anak-anak. Oleh sebab itu, bukan tidak mungkin jika perubahan-perubahan ini cukup membuat orang tua kaget, apalagi saat mereka minim persiapan dan pengetahuan. Menghadapi anak yang baru saja menginjakkan usia remaja adalah sesuatu yang berbeda dan harus dipelajari dengan baik. Dengan memahami karakteristik remaja, orang tua akan lebih siap dan tidak memunculkan ekspektasi-ekspektasi yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.

    Selain itu, tanpa kesiapan yang baik, orang tua dan anak remaja awal mungkin saja mengalami kecemasan dalam menyikapi perubahan-perubahan tersebut. Apa saja perubahan yang mungkin terjadi? 

     

    Karakteristik Fisik Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)

    Fisik adalah salah satu perubahan yang paling kentara. Perubahan yang menandakan karakteristik anak remaja dari segi fisik mungkin sudah terjadi di tahun-tahun terakhir anak Anda di Sekolah Dasar. Perubahan tersebut akan berkembang seiring dengan waktu. Anak perempuan biasanya 2-3 tahun mengalami pubertas awal lebih cepat daripada anak laki-laki. Perubahan biasanya mulai dari tumbuhnya bulu di area tertentu, pertumbuhan payudara atau kemaluan pada laki-laki, serta perubahan suara pada laki-laki. Beberapa anak perempuan bahkan sudah mulai mengalami haid pertama sebelum masuk SMP.

    Tugas Anda sebagai orang tua adalah menyiapkan anak-anak Anda untuk perubahan fisik ini. Alangkah lebih baik jika Anda sudah memberi gambaran perubahan fisik sebelum perubahan tersebut terjadi, sehingga anak lebih siap. Menyiapkan kebutuhan gizi dan asupan sehat pun menjadi tugas orang tua. Perkembangan reproduksi anak harus beriringan dengan makanan dan minuman yang dapat mendukung kesehatannya.

    Mengiringi perubahan fisik ini, Anda juga bisa mulai menyelipkan nilai-nilai agama Islam. Pubertas mungkin akan membuat anak-anak banyak ‘penasaran’. Di sini lah nilai-nilai agama yang Anda tanamkan akan berperan penting sebagai kontrol diri anak hingga ke depannya.

     

    Karakteristik Emosi Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)

    Perubahan emosi juga menyertai perkembangan siswa SMP. Berikut adalah perubahan-perubahannya:

    1. Lebih Senang Sendiri

    Jangan heran jika anak Anda lebih banyak ingin sendirian dibandingkan bersama dengan keluarganya. Pada titik ini, anak Anda sedang menumbuhkan ‘kemerdekaannya’ dan menuntut orang tuanya untuk menghargai privasinya. Anak pun kadang tidak mau orang tuanya banyak mengatur, karena ia merasa ia punya keinginannya sendiri.

     

    2. Mood yang Berubah-Ubah

    Siswa SMP juga lebih sensitif, mudah tersinggung dan moody. Perubahan-perubahan emosi ini juga terjadi karena anak remaja sedang mengalami pubertas. Fluktuasi hormon berperan penting terhadap perubahan-perubahan mood anak.

     

    3. Memperhatikan Penampilan

    Kesadaran terhadap penampilan juga meningkat, seiring dengan mulai berkembangnya sistem reproduksi mereka. Mereka juga cenderung mementingkan diri sendiri. Hal-hal kecil yang sepele bisa nampak sebagai hal besar, karena anak remaja sedang cenderung membesar-besarkan suatu masalah. Pada poin ini, Anda dapat mendukung anak dengan mengajarkannya bertanggung jawab. Sebagai orang tua, terlalu banyak mengatur anak di usia remaja memang hanya akan menimbulkan perlawanan. Terlebih anak remaja sedang dalam fase tidak segan untuk melawan jika batas pribadinya terusik.

    Dengan menyadari bahwa anak Anda sudah bukan anak kecil lagi juga bisa membantu Anda untuk sedikit-sedikit ‘melonggarkan’ aturan-aturan. Jangan lupa untuk terus menerapkan nilai-nilai keluarga dan agama, agar dalam kemandiriannya pun anak-anak tetap bebas dengan bertanggung jawab.

     

    Karakteristik Perkembangan Kognitif Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)

    Karakteristik anak remaja juga nampak dari perubahan kognitifnya. Berikut perubahan pada area kognitifnya:

     

    1. Memahami Hal-Hal Abstrak

    Kemampuan kognitif anak pada usia SMP menunjukkan perkembangannya dalam memahami hal-hal yang abstrak. Meski begitu, walau mereka sudah mampu memahami hal abstrak, mereka masih berpikir secara hitam dan putih. Mereka akan menilai sesuatu sebagai salah atau benar, dan tidak bisa keduanya.

     

    1. Anak Ingin Lingkungan Menerimanya

    Mengiringi perubahan emosinya, anak sedang fokus untuk dapat diterima oleh lingkungannya, terutama teman-teman seumurannya. Ia ingin diterima secara fisik, karena itulah ia mulai memperhatikan penampilan. Ia juga ingin diterima dan dianggap sebagai pribadi yang spesial.

     

    1. Rasa Ingin Tahu yang Tinggi

    Rasa ingin tahu mereka juga sedang meningkat. Mereka mulai mencari tahu apa saja yang menurut mereka berguna. Sebagai siswa SMP, mereka juga ingin dianggap mampu dalam menghadapi permasalahan-permasalahan penting dalam hidup.

     

    1. Berpikir Kritis

    Perkembangan kognitif pada anak memampukannya untuk mulai berpikir kritis akan sesuatu yang menarik baginya. Sebagai orang tua, Anda bisa memfasilitasi anak dengan mengajaknya berdiskusi tentang berbagai macam hal. Meski anak sedang senang berpikir kritis, bantu ia untuk dapat menerima sudut pandang orang lain. Stimulasi anak untuk memecahkan berbagai masalah agar pemikiran kritisnya semakin terasah untuk hal-hal yang berguna.

     

    Menyikapi perubahan kognitif anak, jangan biarkan anak untuk berubah sendirian. Mengajaknya berdiskusi bersama akan semakin mempertajam kognitifnya. Latih lah anak agar ia dapat menguasai pikiran dan perasaannya yang sedang sama-sama bergejolak.

     

    Karakteristik Perkembangan Sosial Siswa Menengah Pertama (SMP)

    Pada aspek sosial, pengaruh dari teman-teman seumuran (peer) akan sangat besar bagi anak. Karakteristiknya biasanya adalah:

     

    1. Menjadi Bagian dari Sebuah Grup

    Anak SMP pasti sangat ingin sekali menjadi bagian dari sebuah grup. Jadi, wajar jika tiba-tiba saja anak Anda membuat sebuah “geng” bersama teman-temannya di sekolah. Menjadi bagian dari sebuah grup pertemanan akan sangat berpengaruh pada identitasnya. Sebagai orang tua, pastikan bahwa grup pertemanan ini adalah grup yang fungsional. Asah anak untuk memiliki prinsip diri yang kuat, sehingga walaupun secara tidak sengaja ia menemukan grup yang negatif, ia akan mundur dengan sendirinya.

     

    1. Konformitas

    Konformitas adalah proses dimana seseorang mengubah perilaku mereka agar sama dengan kelompoknya atau lingkungan sosialnya. Tidak aneh lagi jika anak remaja memutuskan untuk ‘meniru’ orang lain yang menurutnya keren hanya agar diterima oleh peer group. Konformitas juga menjadi bagian penting dari siswa SMP. Dalam beberapa situasi, anak yang tidak melakukan konformitas akan dianggap aneh dan pada akhirnya tidak punya teman. Dunia remaja memang sebetulnya cukup kejam.

     

    Orang tua tidak boleh berhenti mengingatkan anak, sejauh mana konformitas bisa ia lakukan. Jika sudah mengarah pada hal negatif, maka sudah tidak perlu lagi melakukan konformitas hanya demi diterima teman-teman yang lain. Selain itu, yakinkan anak bahwa ia tidak perlu mengikuti semua hal. Pastikan anak menumbuhkan rasa nyaman terhadap diri sendiri, sehingga ia tidak perlu terus menerus berubah karena tidak memiliki jati diri.

     

    1. Membutuhkan Banyak Aktivitas Bergerak

    Biarkan anak remaja Anda banyak mengikuti kegiatan di sekolah, karena memang ia sedang membutuhkan banyak aktivitas aktif dan bergerak. Ini adalah kesempatan bagi anak-anak Anda untuk dapat bertemu banyak orang dan mendengarkan banyak pendapat. Pada rentang usia ini, anak remaja Anda juga mungkin memutuskan untuk menjadi bagian dari ekskul olahraga. Anda bisa memberi fasilitas mengikutkan mereka juga ke kelompok olahraga tertentu. Selain menjadi sehat, mereka juga menghabiskan waktu untuk hal yang positif.

     

    Support Orang Dewasa

    Hal ini juga tentu berkaitan dengan aspek perkembangan emosi anak remaja. Remaja sedang membutuhkan seseorang yang bisa ditiru. Sayangnya, jika tidak ada role model yang pantas, ia akan mencari siapa saja yang menurutnya patut untuk diikuti. Jika sudah menemukan role model yang ‘klik’, anak bisa memujanya secara berlebihan.

     

    Ini sebabnya orang tua harus dapat berperan menjadi role model, sehingga anak tidak perlu jauh-jauh mencari inspirasi. Jadilah role model yang baik dan menyenangkan bagi anak, karena pada usia ini anak-anak sangat merindukan role model. Pada rentang usia remaja ini, Anda sebagai orang dewasa juga harus berubah menjadi sahabatnya. Anda dapat memberi gambaran tentang apa saja tantangan yang akan mereka lewati.

     

    Bantu anak untuk mengatasi masalah-masalahan emosionalnya. Dengan pendekatan yang tepat, bukan tidak mungkin Anda dan anak remaja Anda akan menjadi sangat dekat, walaupun pada usia ini juga mereka sedang lebih senang menjadi mandiri.

     

    Kesimpulan

    Ada banyak sekali hal-hal yang harus kita pahami dan kita siasati agar kita dapat terus mendukung perkembangan baik dari anak yang baru masuk jenjang Sekolah Menengah Pertama. Tentu saja, pada awalnya, perubahan-perubahan pada anak Anda akan membuat Anda terkejut, bahkan kewalahan. Pastikan Anda benar-benar menguatkan value bagi anak-anak Anda, agar mereka tidak goyah dan terjerumus pada hal-hal negatif.

     

    Membesarkan anak remaja yang baru masuk usia SMP memang bukan pekerjaan yang mudah. Apalagi jika Anda juga ingin menerapkan nilai-nilai Islami dalam keseharian anak. Akan lebih membantu jika Anda juga menyekolahkan anak di sekolah bernuansa Islam, dengan guru-guru yang sudah mengenal siswa Sekolah Menengah Pertama.

     

    Siswa Sekolah Menengah Atas

    Setelah menginjak bangku SMA, biasanya akan menjadi lebih matang, baik dalam hal berpikir maupun sikap. Dibandingkan dengan anak SD dan SMP, sudah jauh lebih dewasa.

    Karena sudah lebih bisa menentukan mana yang benar dan salah, juga sudah dianggap mulai bisa diberikan tanggung jawab yang lebih besar. Apalagi mayoritas anak SMA sudah jauh lebih berani dibandingkan saat SMP dulu. Dalam hal bakat dan minat, juga mungkin sudah bisa menentukannya. Lebih mengenal diri sendiri dan sedikit banyak sudah tahu apa yang ingin dilakukan di masa depan. Biasanya di masa SMA inilah cita-cita yang lebih pasti mulai ditentukan. Cita-cita inilah yang menjadi salah satu pertimbanganmu saat memilih jurusan kuliah nantinya.

    Dalam hal pertemanan, juga kemungkinan mulai memiliki teman yang akan terus berhubungan hingga tua nanti. Bahkan, tidak sedikit cerita orang-orang yang menemukan partner, baik dalam percintaan maupun bisnis, yang berasal dari teman SMA.

    Sayangnya, karena merasa sudah dewasa, juga mungkin sudah lebih tidak mau diatur oleh orang tua. Padahal, kamu masih membutuhkan bimbingan mereka, baik saat akan memilih jurusan saat kuliah nanti dan hal-hal lain dalam hidup. 

    Dalam hal pelajaran, anak SMA tentu saja merasa pelajaran yang didapatkan jauh lebih sulit. Ini karena ilmu yang dipelajari sudah lebih dalam lagi.

    Namun, saat SMA inilah minat dan bakatmu akan lebih difokuskan. Apakah kamu lebih berbakat di bidang sosial atau ilmu alam? Jika di bidang sosial, kamu bisa masuk ke kelas IPS. Begitu juga sebaliknya, lebih tertarik dengan ilmu alam bisa masuk ke IPA. Bahkan ada yang mengambil di sekolah kejuruan. Semua ditentukan sebelum memutuskan lulus SMP.

     

    Jika di SMP mungkin memiliki lebih banyak waktu untuk bermain, tetapi begitu SMA mungkin waktu main sudah jauh berkurang. Apalagi jika sudah memiliki tujuan ingin masuk ke universitas negeri atau universitas yang ujian masuknya sulit.

    Bisa juga sudah mulai memiliki rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri sehingga harus sudah mulai berpikir tentang langkah selanjutnya yang akan diambil setelah lulus.

    Masa SMA bisa dibilang menjadi masa penentu bagaimana ingin melanjutkan hidup nantinya. Meskipun sangat mungkin akan mengalami perubahan minat atau cita-cita, tetapi masa SMA bisa menjadi pondasinya.

    Itulah perbedaan karakter pada usia SD, SMP, dan SMA. Meskipun masing-masing akan memiliki kesulitannya tersendiri, tetapi seluruh pengalaman akan sangat berharga untuk hidupnya.

     

    Pesan Moral:

    Sebenarnya kita hidup di dunia ini 2:

    Seseorang belajar dari kisah hidup kita dan kita yang belajar dari kisah hidup orang lain.

     

     

    Kreator : Yuni Asri Nurrahma

    Bagikan ke

    Comment Closed: Karakter Tiap Usia

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021