KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Karena Tuhan Sajalah

    Karena Tuhan Sajalah

    BY 10 Jun 2024 Dilihat: 284 kali
    Karena Tuhan sajalah_alineaku

    Sore nan syahdu membuat orang enggan beranjak dari tempat duduk begitu juga aku dan si sulungku, kami berdua duduk – duduk di teras sambil mengamati orang – orang lewat pulang dari kerja.

    “Mas  besok selasa kuliah sampai jam berapa?”

    “Jam 18.00 WIB, kenapa kok tanya Ma…”

    “Iya…..mama lagi bingung ini”

    “kenapa…..?”

    “Jadi besok senin dan selasa itu mama Diklat lagi di tempat yang sama” (karena mama  baru saja selesai Diklat dan tempatnya jauh dari rumah, dan ini merupakan kelanjutan dari Diklat yang sebelumnya dan hanya berlangsung selama dua hari, sehingga membuat bingung, jika ingin nglajo jauh.)

    “Lah… terus hubungannya apa dengan aku,…ma..?”

    “Gini, jika mungkin mama pulangnya bareng mas”

    “Mama pulang jam berapa?”

    “Jam 16.00WIB”

    “Wah jam segitu aku baru mulai kuliah”

    “Itulah, mama bingung”

    “Kalau berangkat sendiri naik sepeda montor itu sebenarnya mama tidak masalah, tapi sekarang musim hujan,.”

    “Mama paling tidak tahan kena air hujan pasti nanti flu, maklum sudah tua”

    “Bapak saja diminta tolong untuk mengantar dan menjemput mama, khan hanya dua hari to”

    “Mas lihat sendiri, bapak saat ini sedang sakit flu berat, mama kasihan kalau minta tolong”

    Sambil berkata itu aku masuk dapur untuk masak – masak. Pembicaraan ku dengan anakku yang sulung sore itu membahas tentang perjalananku jika aku harus mengikuti Diklat di kota. Memang setelah tua ini mengendarai sepeda motor agak jauh terasa badan sudah lelah banget, sangat berbeda jauh dengan waktu masih muda dahulu, pergi kemanapun naik sepeda motor biasa saja (memang usia berpengaruh).

    Di Pagi harinya sambil aku mencuci piring masih saja menjadi pikiran yang berat bagiku. Sebenarnya hanya dua hari tapi mengapa menjadi masalah bagiku saat ini.

    “Mbok Ya nunut temanmu yang kemarin saja”

    “Wah ya tidak enak hatilah pak, jika mama harus ngebel bilang mau nunut”

    “Berangkat pagi harus jam berapa to bu?”

    “Mulai Diklat jam 08.15 WIB”

    “Berarti tidak harus pagi berangkatnya”

    “Iya”

    “Yo wis besok saya antar saja”

    “ Tapi bapak masih sakit gitu”

    “Gapapa lah”

    Bapak berkata sambil berjalan kembali menuju tempat tidur, maklumlah hari masih sangat pagi. Menjadi kebiasaan bapak jika mama bangun pastilah ikut bangun, walau hanya sekedar minum teh panas kemudian balik tidur. Ada sedikit perasaan lega tapi juga khawatir karena bapak sedang sakit, bagaimana nanti apa ya kuat sampai tujuan karena jauh apalagi untuk orang yang badannya tidak sehat pastilah terasa sangat jauh banget.

    Aku terus berpikir seraya aku tetap menyiapkan sarapan pagi untuk keluargaku, walau ini hari minggu, memang aku biasakan sarapan pagi dikeluargaku bahkan pergi ke gereja pun harus sarapan. Hal ini aku lakukan untuk mengantisipasi andai nanti di gereja ada kegiatan yang mendadak sudah tidak khawatir lapar. Seperti minggu ini aku memasak ikan tongkol pedas dicampur dengan buncis dan daun kemangi, pokoknya mantap.

    “Mas bangun, pergi ke gereja”

    “Dik bangun, pergi ke gereja”

    Tugasku selanjutnya membangunkan kedua anakku setelah selesai pekerjaan dapur. 

    “Ya Ma  “ si kecil sudah langsung bangun, kemudian berjalan menuju kamar makan

    “Sarapan apa ini, kok baunya sangat menggoda hidungku “ tanya anakku yang bontot

    “Pokoknya lain daripada yang lain” jawabku

    Si bontot langsung saja ambil piring dan sarapan dengan lahapnya.

    “Mas bangunlah “  kembali aku membangunkan anakku yang sulung, wah paling susah dia kalau bangun dari tidur. Akhirnya setelah berulang kali aku bangunkan anakku yang sulung bangun juga. Dengan malas – malasan ia menuju ke kamar mandi.

    “Pak…….. mama serahkan saja pada Tuhan bagaimana besok?!”

    “Iya pasti ada jalan nanti” jawab suamiku yang membuat aku tidak khawatir lagi.

    Memang mengkhawatirkan atau mencemaskan sesuatu itu tidak berguna bukankah ada tertulis “Serahkanlah segala kekhawatiranmu itu kepada KU maka AKUakan memberikan kelegaan” dan ada juga tertulis “Apakah dengan kekhawatiranmu itu dapat menambah panjang umurmu”  Mengingat itu semua aku lantas menjadi tidak memikirkan bahkan mengkawatirkan sesaat kemudian kami pergi ke gereja bersama anak dan suami.

    Sepulang gereja aku beres – beres baju, kurapikan walau tidak disetrika, hal itu kulakukan karena hanya baju – baju untuk dipakai di rumah. Setelah selesai semua entah mengapa rasa kantukku datang menerpa. Kurebahkan tubuhku di tempat tidur yang sangat nyaman. Dengan ditemani lagu – lagu dari Youtube mata ini mulai terkantuk kantuk, tertidur walau masih bisa mendengar sayub sayub orang berbicara. Tiba – tiba ada nada WA masuk, sebenarnya sih akan aku biarkan saja tapi begitu melihat nama yang kirim WA maka rasa kantuk seketika lenyap segera kubaca isi chatnya

    “Ada dirumah tidak ya bu…?”  “Ini saya mau main ke rumah bu Kris”

    “Ada bu..”  “Wah dengan senang hati saya tunggu bu Tutik”

    “Sharelock ….ya”

    “OK”

    Dengan segera ku sherlock. Dengan serta merta rasa kantuk hilang. Aku langsung beres – beres rumah biar rapi. Belum selesai beres – beres sudah terdengar orang mengetuk pintu.

    “Permisi bu Kris”

    “Ya bu sebentar”

    Kubuka pintu rumahku dan kupersilahkan tamu untuk masuk.

    “Mari masuk bu Tutik,  Angin  apa yang membawa bu Tutik sampai rumahku” kataku untuk menyambut bu Tutik, senang rasa hatiku ada seorang teman dari jauh datang ke rumah.

    “Iya bu Kris…. ,”

    “ Terima kasih diluar sini saja” lanjut bu Tutik

    “Wah tidak enak lah bu jika nanti sampai dilihat orang” jawabku

    “Gak pa..palah…disini kita bisa santai… kalau diruang tamu kesannya serius” tambah bu Tutik.

    “Yah baiklah bu ..jika itu kemauan ibu untuk berada diluar ruangan”  akhirnya kami berdua berbincang bincang di teras rumah

    “Bagaimana bu…. Tadi kesulitan tidak untuk menemukan rumah ini” basa – basi ku diawal bincang- bincang

    “Tidaklah bu, sekarang dengan menggunakan Google maps sangatlah mudah, hanya tadi untuk memastikan saja saya bertanya ke tetangga sebelah utara dari rumah ini, itu loh bu yang rumahnya ada gardu didepan nya”

    Sementara aku dengan bu Tutik ngobrol dengan sangat seru, anakku sudah mengerti apa yang harus ia lakukan jika ada seorang tamu, ia mempersiapkan minum teh panas beserta makanan kecil.

    “Mari bu… silahkan “ ucap anakku setelah selesai menyajikan minum teh panas dan juga makanan kecil.

    “Terima kasih mas… wah kok repot – repot”

    “Tidak kok bu… hanya sekedar minum ala kadarnya…mari bu…permisi” anakku kemudian pamit untuk kembali masuk ke dalam rumah

    Kemudian obrolan kami berlanjut sampai akhirnya kami berbicara tentang Diklat yang akan kami ikuti bersama.

    “Bu Kris.. besok kita berangkat bareng saja seperti kemarin”

    “ooh Ya bu Tutik… terima kasih” jawab ku dengan senang hati

    “Tidak usah sungkan dengan saya , bu Kris“ lanjut bu Tutik seakan tahu kalau aku sebenarnya ada rasa tidak enak, ada rasa yang sulit diungkapkan. 

    “Wah ..sebenarnya tidak enak juga bu Tutik, selalu merepotkan “ sambung ku 

    ‘Tidak repot bu Kris….kita sejalan, satu tujuan … betul to”

    “Santai saja …bu Kris” sahut bu Tutik untuk membuat aku yakin dengan niat baik beliau.

    “Sekali lagi bu Tutik…., saya mengucapkan banyak terima kasih untuk semuanya”

    “Sama – sama bu”

    Tanpa terasa sudah dua jam lebih kami berdua ngobrol tentang banyak hal, sejurus kemudian bu Tutik mohon pamit pulang.

    “Bu Kris….saya pamit dulu ya”

    “Iya bu Tutik “

    “Sampai ketemu besok Senin bu “

    “Sekali lagi terima kasih bu.” Ucapku sambil kami berdua bercipika cipiki 

     

    Ada rasa lega dihatiku, kemarin sore sampai pagi tadi masih bingung bagaimana besok berangkatnya,  eh ini malah tanpa di duga ada teman datang ke rumah mengajak berangkat bersama bahkan dia yang mau menjemputku. Sesaat aku kemudian mengucap syukur masalah yang kemarin membuat aku susah, bingung kini teratasi hanya karena Tuhan saja. Benar – benar hanya karena Tuhan saja yang menggerakkan hati bu Tutik untuk datang ke rumahku yang sangat jauh dari rumah bu Tutik, hanya sekedar untuk mengajak berangkat dan pulang bersama pada saat Diklat. Mungkin bagi bu Tutik itu hal yang biasa tapi bagiku sungguh suatu pertolongan yang sangat berarti.

    Hanya berserah kepada Tuhan saja segala perkara dapat teratasi. Hanya karena Tuhan saja ada pertolongan

     

    Kreator : Bekti Kristaliningsih

    Bagikan ke

    Comment Closed: Karena Tuhan Sajalah

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021