KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Cerpen » Karyono Memimpin Doa

    Karyono Memimpin Doa

    BY 16 Des 2022 Dilihat: 92 kali

    Penulis : Agus Siswanto (Member KMO Alineaku)

    Bukan Karyono kalau tidak membuat ulah yang aneh dalam sebuah acara. Ada saja tingkahnya yang membuat orang tertawa, bahkan tidak jarang membuat orang sebel karena ulahnya. Tapi namanya Karyono, cuek saja. Enggak peduli apa kata orang. Seperti kejadian sore itu.

    Kebetulan sore itu Karyono dan Siti tengah menengok salah seorang teman yang sakit. Dia terpaksa mengajak Siti karena tadi pagi enggak sempat ikut rombongan teman kantor.

    “Jadi, Pak ke rumah sakit?” tanya Siti.

    “Jadi. Ibu dah siap?” Karyono tanya balik.

    “Udah.”

    “Ya, ayo kita jalan.”

    Keduanya kemudian berboncengan dengan sepeda motor Vario kesayangannya. Tidak sampai seperempat jam, mereka sudah tiba di tempat parkir rumah sakit. Seperti biasa, tempat parkir penuh. Maklum jam itu saatnya jam bezuk.

    Dengan beriringan mereka masuk ke paviliun rumah sakit.

    “Di bangsal apa, Pak dirawatnya?” tanya Siti yang berjalan di belakang Karyono.

    “Anyelir,” jawabnya pendek.

    Tiba di bangsal Anyelir kamar nomor 4, Karyono terkejut. Di sana ada 5 orang teman kantor yang juga sedang menengok.

    “Lho, Pak Karyono.” Salah seorang dari mereka menyapa.

    “Iya. Sudah dari tadi?”

    “Baru saja,” jawab yang lain, “ayo masuk, Pak.”

    Karyono dan Siti pun masuk. Mereka ngobrol sejenak dengan pasien dan penunggunya. Gaya bicara Karyono yang jenaka, mencairkan suasana. Maklum saja para pembezuk yang datang terlebih dahulu adalah guru-guru muda. Sehingga mereka tampak kaku dalam mengobrol.

    Setelah cukup lama mengobrol, tibalah saat mereka berpamitan.

    “Hm, teman-teman bagaimana kalau Pak Karyono kita minta untuk memimpin doa?” usul salah seorang guru, “sebab kata Pak Ustadz ketika kita menjenguk orang sakit lebih afdol jika kita juga mendoakannya.”

    Karyono terdiam mendengar usulan itu. Bukannya apa-apa, untuk urusan ini Karyono tidak begitu fasih. “Udah pimpin yang lain saja,” kelit Karyono.

    “Bapak kan paling sepuh. Doa lebih utama jika disampaikan oleh orang yang lebih sepuh,” jawab sang guru muda tidak mau kalah.

    Karyono tersenyum kecut.

    “Sudah, Pak, ayo pimpin saja,” kata Siti sambil menggamit tangan Karyono.

    “Okelah.” Dengan setengah terpaksa Karyono menjawab. “Berdoa, mulai!”

    Begitu aba-aba semua diam sambil menadahkan tangan. Namun sampai sekian lama, tidak ada ucapan doa muncul dari mulut Karyono. Hingga akhirnya, “Selesai!” ucap Karyono.

    Setelah itu, mereka pun pamit sambil menjabat tangan pasien dan keluarganya.

    Sesampai di luar salah seorang guru yang penasaran bertanya pada Karyono. “Pak, kok tadi Bapak tidak membacakan doa, sehingga kami bisa mengamini.”

    “Itu saya sengaja. Saya tidak ingin mendikte teman-teman dalam berdoa. Takutnya doa yang saya baca, tidak sesuai dengan yang akan teman-teman sampaikan,” jawab Karyono diplomatis.

    “Begitu, ya?”

    “Iya.” Karyono menganggukan kepalanya sambil tersenyum.


    “Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”

    Bagikan ke

    1 Komentar Pada Karyono Memimpin Doa

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021