KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • basedonmyrealitylife
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Cerpen » Karyono Memimpin Doa

    Karyono Memimpin Doa

    BY 16 Des 2022 Dilihat: 269 kali

    Penulis : Agus Siswanto (Member KMO Alineaku)

    Bukan Karyono kalau tidak membuat ulah yang aneh dalam sebuah acara. Ada saja tingkahnya yang membuat orang tertawa, bahkan tidak jarang membuat orang sebel karena ulahnya. Tapi namanya Karyono, cuek saja. Enggak peduli apa kata orang. Seperti kejadian sore itu.

    Kebetulan sore itu Karyono dan Siti tengah menengok salah seorang teman yang sakit. Dia terpaksa mengajak Siti karena tadi pagi enggak sempat ikut rombongan teman kantor.

    “Jadi, Pak ke rumah sakit?” tanya Siti.

    “Jadi. Ibu dah siap?” Karyono tanya balik.

    “Udah.”

    “Ya, ayo kita jalan.”

    Keduanya kemudian berboncengan dengan sepeda motor Vario kesayangannya. Tidak sampai seperempat jam, mereka sudah tiba di tempat parkir rumah sakit. Seperti biasa, tempat parkir penuh. Maklum jam itu saatnya jam bezuk.

    Dengan beriringan mereka masuk ke paviliun rumah sakit.

    “Di bangsal apa, Pak dirawatnya?” tanya Siti yang berjalan di belakang Karyono.

    “Anyelir,” jawabnya pendek.

    Tiba di bangsal Anyelir kamar nomor 4, Karyono terkejut. Di sana ada 5 orang teman kantor yang juga sedang menengok.

    “Lho, Pak Karyono.” Salah seorang dari mereka menyapa.

    “Iya. Sudah dari tadi?”

    “Baru saja,” jawab yang lain, “ayo masuk, Pak.”

    Karyono dan Siti pun masuk. Mereka ngobrol sejenak dengan pasien dan penunggunya. Gaya bicara Karyono yang jenaka, mencairkan suasana. Maklum saja para pembezuk yang datang terlebih dahulu adalah guru-guru muda. Sehingga mereka tampak kaku dalam mengobrol.

    Setelah cukup lama mengobrol, tibalah saat mereka berpamitan.

    “Hm, teman-teman bagaimana kalau Pak Karyono kita minta untuk memimpin doa?” usul salah seorang guru, “sebab kata Pak Ustadz ketika kita menjenguk orang sakit lebih afdol jika kita juga mendoakannya.”

    Karyono terdiam mendengar usulan itu. Bukannya apa-apa, untuk urusan ini Karyono tidak begitu fasih. “Udah pimpin yang lain saja,” kelit Karyono.

    “Bapak kan paling sepuh. Doa lebih utama jika disampaikan oleh orang yang lebih sepuh,” jawab sang guru muda tidak mau kalah.

    Karyono tersenyum kecut.

    “Sudah, Pak, ayo pimpin saja,” kata Siti sambil menggamit tangan Karyono.

    “Okelah.” Dengan setengah terpaksa Karyono menjawab. “Berdoa, mulai!”

    Begitu aba-aba semua diam sambil menadahkan tangan. Namun sampai sekian lama, tidak ada ucapan doa muncul dari mulut Karyono. Hingga akhirnya, “Selesai!” ucap Karyono.

    Setelah itu, mereka pun pamit sambil menjabat tangan pasien dan keluarganya.

    Sesampai di luar salah seorang guru yang penasaran bertanya pada Karyono. “Pak, kok tadi Bapak tidak membacakan doa, sehingga kami bisa mengamini.”

    “Itu saya sengaja. Saya tidak ingin mendikte teman-teman dalam berdoa. Takutnya doa yang saya baca, tidak sesuai dengan yang akan teman-teman sampaikan,” jawab Karyono diplomatis.

    “Begitu, ya?”

    “Iya.” Karyono menganggukan kepalanya sambil tersenyum.


    “Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”

    Bagikan ke

    1 Komentar Pada Karyono Memimpin Doa

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak lahir begitu saja. Di balik perumusan lima sila yang menjadi pondasi bangsa ini, ada pemikiran mendalam dari para tokoh pendiri bangsa, salah satunya adalah Soekarno. Pemikiran Soekarno dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Lalu, apa saja pemikiran Soekarno tentang dasar negara […]

      Des 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021