Sebelum kita makan dik, cuci tanganmu dulu. Menjaga kebersihan dik, untuk kesehatanmu. Banyak-banyak makan jangan ada sisa, makan jangan bersuara. Banyak-banyak makan jangan ada sisa ayo makan bersama. Bila kau sedang makan gunakan tangan kanan, bila mulai makan bismillah jangan lupakan.
Ajakan bu guru kepada anak didiknya ketika waktunya makan bersama menggunakan lagu. Syairnya nasehat yang disuarakan dengan irama yang enak di dengar. Jika bu guru sudah menyanyikan lagu tersebut anak didik secara otomatis langsung berlari menuju wastafel tempat cuci tangan.
Setelah mereka cuci tangan mereka sudah terlatih langsung mengambil tas berisi bekal makanan atau jajan yang ditata rapi di meja hijau tempat menaruh tas anak-anak. Tanpa diarahkan berulang-ulang anak-anak didik yang masih berusia antara 3-4 tahun itu langsung duduk melingkar di lantai. Di mana bu guru sudah duduk di lantai itu.
Di antara mereka ada yang sudah tidak sabar menunggu temannya yang masih belakangan. Dan di antara mereka ada pula yang sabar, tidak membuka tasnya terlebih dahulu sebelum berdoa. Namun ada juga anak yang pasif, yang tidak segera membuka tas sebelum disuruh oleh gurunya. masing-masing anak memiliki ciri khas atau cerminan dari kebiasaan yang biasa dilakukan di rumah. Dan menunjukkan pula kemampuan mereka menyerap dan menerapkan ajaran pembiasaan yang diajarka dan dibiasakan di sekolah oleh bu guru.
Ketika di Doni bersegera membuka tas dan mengeluarkan tempat makannya, bu guru diam dan mengamati saja. Sepertinya bu guru memberi kesempatan mereka berekspresi. Dan mengamati apa yang dilakukan masing-masing anak.
Karena tidak sabar keburu mau makan si Doni tidak menunggu temannya semua duduk dan berdoa bersama. Namun, dia segera ambil jajan dan memakannya. Melihat hal tersebut bu guru menegur Doni. Dan mengajak agar Doni berdoa dulu sebelum makan. Untuk berdoa bersama-sama dengan temannya diperlukan waktu menunggu beberapa saat. Karena Doni mendapat kesempatan cuci tangan terlebih dahulu daripada teman-temannya.
Sehingga ketika teman-teman yang antri dan mendapat kesempatan cuci tangan belakangan maka dia mendapat kesempatan mengambil tas belakangan juga.
Si Doni yang mendapat kesempatan di awal, dia tak mau nunggu temannya yang dianggap lambat. Sehingga dia segera ambil jajan dan langsung memakannya.
“Hai Doni, sabar dong Nak, makannya berdoa dulu. Nunggu temannya sampai siap berdoa ya.” Ajak bu guru kepada Doni yang mulai mengunyah makanan.
“Gka mau Bu, mereka lama sekali ditunggu. Aku sudah kebelet pingin makan.” Jawab Doni dengan tegasnya.
Bu Guru pun tersenyum dan mengajak semua anak untuk segera duduk dan segera berdoa bersama-sama.
#################################
BANYAK MAKAN LOMBOK
Ketika waktunya makan bersama sebelum istirat, bu gur pun ikut anak-anak didiknya dalam makan bersama. Seperti murid-murid yang lainnya bu guru juga membawa bekas nasi dari rumah. Bu guru setiap hari membawa bekal selain untuk keperluannya sendiri buat sarapan pribadinya juga untuk melatih anak-anak supaya terbiasa membawa bekal dari rumah. makanan sehat yang disiapkan mamanya. Dan menghindari makan atau membeli jajan di luar terutama jajan ciki-ciki.
Pada hari itu bu guru membawa bekal nasi goreng lauk telu dan lalap kacang panjang serta lalap lombok. Ketika akan makan biasanya bu guru memeriksa bekal anak-anak semua. Kadang-kadang bu guru juga bertanya kepada anak-anak didiknya, siapa yang membawa nasi, siapa yanng membawa sayur, siapa yang membawa buah. Siapa yang membawa kue, siapa yang membawa air putih, atau tang membawa susu.
Banyak variasi bu guru menghidupkan suasana dan memancing anak-anak didiknya untuk aktif komunikasi. Bahkan saking semangatnya anak-anak tersebut belum ditanya oleh bu guru ada di antara mereka yang sudah melaporkan kepada gurunya tentang apa yang dibawanya.
Selain itu juga sebagai upaya agar anak terbiasa makan nasi dan sayur. Karena anak-anak zaman sekarang banyak diantara mereka yang tidak suka makan nasi dan sayur. Tetapi mereka terbiasa makan makanan siap saji atau frozen-frozen saja.
Tentang macam-macam makanan yang dikonsumsi anak-anak bu guru sering memperhatikan sebagai kontrol detail makanan sehat dan makanan tak sehat. Pada yang demikian bu guru secara perlahan atau secara bertahap dikenalkan dan ditunjukkan makanan sehat dan makanan tidak sehat. Jika anak-anak sudah mengetahui jenis-jenis makanan yang sehat dan apa saja makanan yang tidak sehat diharapkan anak-anak tidak mengkonsumsi makanan yang tidak sehat tersebut dengan kesadarannya sendiri. Misalnya tidak makan permen atau makanan dan minuman minuman dengan pemanis buatan yang banyak mengandung pengawet.
Makan bersama di dalam kelas setiap hari merupakan pembelajaran pembiasaan yang baik. Dalam kegiatan tersebut banyak yang diajarkan dan dikenalkan kepada anak-anak tentang etika makan, tata tertib ketika makan, adab ketika makan, sunah-sunah yang dianjurkan saat makan, dan pantanga-pantangan atau larangan-larangan ketika makan.
Pada saat makan itu pun bu guru memberi contoh secara langsung kepada anak bagaimana adab amakan dan bagaimana aturan makan dalam ajaran agama islam.
Pada saat bu guru makan nasi goreng dengan lalap kacang panjang dan lalap lombok beberapa anak memperhatikan dengan serius. Diantaranya ada yang berkomentar, : Bu Guru apa tidak pedas makan lombok?” ucap anak bernama Mora. Yang pedas lo mbak Mora, tapi bu guru suka pedas, jadi walaupun pedas tetap dimakan.” Jawab bu guru dengan tenangnya.
Semakin lama semakin banyak bu guru makan lombok itu. Tanpa sadar di sambat bersuara tampak kepedesan. Melihat bu guru yang bilang pedas, seorang anak bernama Veli tiba-tiba berdiri dan segera mengambil air putih di galon menggunakan gelas plastik yang tersedia di meja dekat galon. Dengan penuh empati anak bernama Veli tersebut memberikan air tersebut kepada bu guru.
“Bu Guru, ini minumnya, bu guru pedas itu minum air ini dulu bu.” Ucapnya kepada bu guru seperti orang yang sudah dewasa saja.
“Maa sya Allah, hebat luar biasa mbak Veli. Terimakasih ya mbak Veli, bu guru diambilkan minum.” Sahut bu guru sambil memandang dan ternyum ke arah Veli. Dengan otomatis bu guru mengangkat telapak tangannya mangajak anak bernama Veli tersebut untuk TOS, beradu telapak tangan sebagai apresiasi baik atau reward kepadanya.
Si Darren anak laki-laki yang duduk cukup jauh dari bu guru tiba-tiba bersuara dengan nyaring. “Bu guru gak boleh makan lombok banyak-banyak. Bu guru belum tua. Gak boleh makan lombok banyak-banyak. Kata mama kalau belum tua gak boleh makan lombok banyak-banyak.” Ujarnya sambil memandang ke arah bu guru dengan makanan masih dalam genggamannya.
Bu guru tersenyum lebar dan menjawab ucapan anak bernama Darren tersebut. “Iya mas Darren, terimakasih ya sudah diingatkan. Besuk saja ya kalau sudah tua bu guru makan lomboknya banyak-banyak.” Sahut bu guru dengan mengacungkan kedua ibu jarinya ke atas sebagai apresiasi kepadanya.
Bu guru pun bahagia. Tak lupa bersyukur kepada Dzat yang Maha Kuasa. “Alhamdulillah ya Allah Engkau kumpulkan aku bersama anak-anak hebat, anak-0anak sholih. Semoga dengan ridho-Mu ya Allah anak-anak ini semua mejadi para pemimpin yang sholih-sholihah, aman, selamat, dan sukses dunia akhirat. Aamiin, aamiin.
Kreator : Endah Suryani, S. Pd AUD
Comment Closed: KEBELET MAU MAKAN
Sorry, comment are closed for this post.